Sumpah serapah

53 21 245
                                    

Tidak ada hal lain yang mereka pikirkan kecuali segera keluar dari hutan itu.

"Benar dugaan gue, markas mereka memang ada disitu! Buktinya mereka gak ngejar. Tinggal gue cari tau bagaimana bisa penampakan kuntilanak itu keliatan real." Alexa terus berfikir sepanjang perjalanan menuju ke rumah.

Jekey meminta Doni dan Cakra untuk mengantarkan Ningsih dan Wahyu pulang, "Besok dia gak perlu ikut penulusuran, cukup lo aja..." ucapnya kepada Cakra.

Dengan hati berbunga-bunga Cakra menjawab dengan penuh semangat, "Siap Bos!" Bukan main  senangnya dia mendapat apresiasi dari Jekey.

Setelah itu Jekey mengajak Yang lainnya pulang ke rumah. Kecuali Abi, dia enggan untuk ke rumah Jekey.

Alexa membentaknya, "Kenapa sih kamu tuh bandel banget?"

Abi menjawab dengan mata menyala, "Kamu suruh aku ikut ke rumah rivalku?"

Alexa mengerutkan dahi, "Rival?" Mulutnya menganga.

Ryo menggelengkan kepala, merangkul Hana seraya berjalan menuju mobil. "Kami tunggu di mobil! Ayo Ian..." Rian terseok mengikuti langkah Ryo tanpa berkata apapun.

"Cepatlah Sayang..." Jekey menarik tangan Alexa namun dia masih enggan beranjak dari tempatnya berdiri.

Dengan tatapan sengit Alexa kembali membentak Abi, "Terus lo lebih milih tinggal di rumah? Kalau mereka balik lagi nyulik lo gimana?"

Abi menghampirinya, berdiri sejajar sambil berkata dengan tatapan sinis, "Kalau kamu peduli sama aku, kenapa gak kamu saja yang tinggal di rumahku?"

Jekey langsung berbalik ingin melayangkan pukulan, tapi tangan Alexa sigap menghalaunya. "Kenapa kamu jadi seperti ini, Bi? Mana sahabatku yang selama ini selalu bertingkah lucu. Selalu menasehati kalau aku mengumpat, selalu ngelawak kalau aku lagi sedih. Kemana, Bi...?" Emosi Alexa berbaur dengan rasa kecewanya.

"Seharusnya aku! Aku San, bukan dia! Aku yang kamu pilih...!"

"Aku cinta sama dia! Dari dulu hatiku gak pernah berpaling dari dia!"

Mendengar ungkapan Alexa, tak pelak sekujur tubuh Jekey terasa membeku. Jantungnya berpacu, ambang rasa terharunya melampaui porsi yang dia punya.

"Apa karena dia kaya?"

Alexa tertegun sebelum menjawab, "Aku mau tanya satu hal padamu, kenapa kau menyukaiku?"

"Karena kau cantik!"

"Kamu gak sesuka itu sama aku..." bibir Alexa bergetar, "Asal kamu tau, aku gak memiliki alasan untuk mencintai dia. Hatiku berdetak saat pertama kali melihat dia dalam balutan kepribadian yang berbeda. Tapi hatiku berkata: Dia spesial..."

Pandangan Jekey menyapu rona tulus dari wajah kekasihnya itu. Andai bukan di depan Abi, sudah pasti dia akan memeluk dan mencumbu gadis itu tanpa bisa dikendalikan.

"Aku juga bisa jadi spesial!"

"Kamu spesial Bi, tapi dalam keadaan yang berbeda. Aku gak pernah mendapatkan teman seperti kamu. Kau berbeda bukan karena kondisi tapi kau berbeda karena kau seorang Abi... Abi sahabatku..." Air mata Alexa mengucur deras.

Kemudian dia bergumam dalam hati, "Aku rindu Abi..." Air matanya tak berhenti mengalir. Seakan ada yang mengganggu hatinya. Seakan dia tengah meratapi orang yang sudah tidak ada.

"Aku ingin memilikimu seutuhnya, Sandra... Aku mampu memberi kehidupan yang kau inginkan."

Jekey sudah tak sanggup lagi berdiam diri, tangannya menarik Alexa tanpa menunggu persetujuan.

Obsession Of Love Donde viven las historias. Descúbrelo ahora