Misi Alexa

59 19 86
                                    

"Gak mungkin San..." Suara Alisa tak begitu terdengar jelas dari seberang sana.

"Gue yakin," sahut Alexa seraya melayangkan pandangan ke sekitarnya.

"Masa sih? Kok gue masih gak percaya? Buat apa coba?"

"Dia terobsesi sama gue! Mungkin itu yang jadi pemicunya."

"Jadi lo mau gimana?"

"Tunggu instruksi gue selanjutnya. Jangan bocorkan ke Mami, karena bakal bikin rencana gue berantakan. Lo tau Mami gak kenal takut, gue khawatir ranjau ini dibuat untuk menggiring Mami dan Papi masuk perangkap."

"Oke... Tapi, lo hati-hati ya. Serius San, biarpun dia cinta sama lo bukan gak mungkin dia berbahaya."

Alexa menghela nafas panjang, namun belum sempat menjawab, Jekey datang menghampirinya.

"Kita gerak sekarang?" tanyanya seraya memeluk tubuh Alexa.

Senyum simpulnya merekah menerima perlakuan Jekey, "Heum," jawabnya sambil mengangguk.

"Apa kata Alisa?"

"Dia gak mau mencabut gugatan. Aku gak bisa membujuknya." Tentu saja Alexa menelpon Alisa bukan untuk membujuk tentang pernikahan kembarannya itu dengan Doni. Namun Alexa seakan tidak memiliki keyakinan untuk membicarakan rencananya kepada Jekey.

"Ya sudahlah, kita percayakan semuanya pada Kendi." Tangannya menarik ikat rambut yang melingkar di tangan Alexa kemudian mengikatkan rambutnya. "Ayo berangkat..." ajaknya seraya membingkai lembut wajah Alexa dengan kedua tangannya.

"Aren..." panggil Alexa dengan wajah sendu. Lelaki itu menoleh, "Heum..." Pandangan begitu hangat menusuk hati gadis itu.

"I love you..." Senyum lirihnya membuat Jekey bingung, "Kamu kenapa, Sayang?" Langkanya kembali mendekat ke Alexa.

"Siapapun yang akan pergi percayalah, itu menandakan bahwa cinta kita akan kekal meskipun tak berakhir bahagia."

Alis Jekey menyatu dengan tatapan penuh tanya, "Kenapa kamu bilang kayak gitu?"

Senyum Alexa semakin terlihat menyedihkan, "Maafin aku, Ren..."

"Hei... Kamu kenapa? Kita gak akan berpisah Sayang. Meskipun aku tau kamu kuat, aku akan melindungimu dengan segenap jiwaku."

"Don't..."

"Why..."

"Aku gak tau apa aku bisa mengendalikan semuanya, aku lemah Ren... Aku kacau!" Alexa sangat menyadari kemampuannya sudah tidak lagi sekuat dulu.

"Ada aku, Don't worry..." Jekey merangkul tubuh Alexa ketika melihat Rian berdiri di teras belakang untuk memanggil mereka. Mereka berjalan menghampiri yang lainnya.

"Apa ini takdir kisah kita? Atau sebuah kekeliruan yang harus aku luruskan?"

Keramaian di tepi anak sungai membuat mereka harus berhenti, "Ada apa ini?" Ryo menebas kerumunan para penduduk.

"Mayat Mas..." jawab salah satu warga.

Alexa segera berlari menghampiri, "Sudah membengkak Ren!" teriak Alexa.

Jekey memperhatikan mayat tersebut, "Tidak ada tanda-tanda penganiayaan, kayaknya di terpeleset."

Lalu terdengar beberapa pendapat dari penduduk.

"Kayaknya dia salah satu warga yang hilang di ujung bukit."

"Iya si Mahmud. Berarti Openg juga hanyut?"

"Mungkin juga, tapi mayatnya ke mana? Harusnya dia ikut terbawa arus."

"Mungkin dia nyangkut, disana 'kan Rawa..."

Obsession Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang