Mencekam

54 20 136
                                    

Bibir Alexa mengerucut sempurna ketika dia harus tidur satu kamar dengan Jekey, "Apa-apaan dia ini? Masa gue harus tidur sama dia? Bisa babak belur gue!"

Dengan wajah polos yang dibuat-buat, Jekey tersenyum lebar kepada Alexa yang tengah bersungut.

"Tidur yuk? Bentar lagi aku mau patroli."

"Pergi aja, gue bisa tidur sendiri."

Jekey bergerak cepat ke arah Alexa yang masih berdiri mematung, "Aku nidurin kamu dulu, baru pergi." Tangannya menarik tangan Alexa dengan cepat ke tempat tidur.

"Nggak perlu," tolaknya seraya berbalik ingin menjauh.

"Nggak usah sungkan, Sayang... Biar enak tidurnya nggak gelisah."

"Lepasin Ren!" geramnya dengan gigi menyatu.

Sia-sia dia melawan Jekey dengan gairah yang sudah berhasil menguasainya. Tubuh Alexa sudah berada di bawah tubuh kekarnya.

Gadis itu mencoba memberontak, "Lepasin gue!"

"Aku anggap permintaan sebaliknya," Jekey semakin erat mencengkram tangan Alexa.

"Gue bakal teriak!"

Jekey menjawab dengan senyum licik tersungging di wajahnya, "Nggak akan ada yang mendengar, lagian sekalipun dengar mereka berfikir kamu lagi menikmati cumbuanku!"

"Nggak usah meracau! Gue jijik tau nggak!"

"Terserah. Mau kamu jijik atau menikmati, bagiku sama saja."

Wajah Alexa semakin memancarkan kemarahan,  dengan kasar dia membenturkan kepalanya ke kepala Jekey. Tak ayal pria itu melepaskan cengkramannya karena refleks memegang kepalanya. Gadis itu pun bergegas menyingkirkan tubuh Jekey kemudian keluar dari kamar tersebut.

"Mau kemana lo?" tanya Rian seraya mengejar Alexa. Tapi gadis itu terus berjalan cepat sampai ke luar. Di depan gerbang dia dihadang oleh para pengawal Jekey.

"Minggir!" sergah Alexa.

Mereka tidak mengizinkan Alexa untuk keluar dari pagar, "Masuklah Alexa!" seru Rian.

"Gue mau pulang!"

"Lo lupa sama makhluk yang mungkin aja mengintai di seputaran rumah lo!"

"Gue lebih baik dimakan demit daripada harus melayani iblis!"

Seketika amarah Jekey meledak, "Oh ya! Pergilah...!" seru Jekey.

Mendengar keributan, mereka semua keluar kecuali Abi. Pemuda itu terlalu lelah kerja seharian di sawah. Jadi ketika waktunya istirahat dia benar-benar akan tertidur seperti orang mati.

"Oke..." jawab Alexa dengan senyum miring.

Rian memprotes sikap Jekey kepada Alexa. Tapi Jekey hanya mendelik dengan mata menyala.

Alexa bergegas keluar dengan kemarahan yang luar biasa, emosinya telah mengalahkan rasa takutnya.

Selagi Ryo mengamuk kepada Jekey, Rian bergegas menyusul gadis itu. Walau bagaimanapun, Alexa lebih dulu menjadi temannya daripada Jekey.

"Tunggu Lex, biar gue temenin lo dirumah," Ucapan Rian melambatkan langkah Alexa.

"Maaf jadi ngerepotin elo," ucapnya seraya menarik nafas panjang. Jarak rumah Jekey dan Alexa kurang lebih satu kilometer, itu sudah biasa bagi Alexa. Dia dulu kerap berkeliling desa berjalan kaki.

Tak terasa sudah setengah jalan mereka lalui, melewati beberapa rumah warga yang terbilang sangat sepi. Apalagi saat ini sudah hampir jam sepuluh malam.

Obsession Of Love Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin