Obsession Of Love

88 17 90
                                    

Mereka semua panik mencari Alexa. Sampai tengah malam gadis itu tidak juga kembali.

"Kalian yakin Alexa masuk ke sini?" tanya Abi.

"Kemana lagi coba?" sungut Rian, "Di rumah Jekey gak ada, bahkan para penjaga bilang Alexa gak datang ke sana."

Hutan di belakang rumah Alexa lebih lebat dibanding hutan-hutan yang lainnya. Kondisi itu membuat mereka yang biasa berjibaku di kota besar merasa kesulitan.

Belum lagi banyak binatang-binatang hutan yang menggerayangi. Praktis konsentrasi mereka terpecah. Tak berselang lama semua mendadak gelap dalam pandangan mereka.

Derap langkah mendekati sel tempat Alexa dan yang lainnya dikurung. Seorang wanita, datang bersama beberapa pria bertubuh tegap.

"Welcome, Alexa..." Seringai Seina ketika masuk ke dalam sel itu.

"Dia...?" Alexa terperanjat.

"Bawa dia...!" Suruh Seina.

Alexa tercekat mendengar Seina bisa berbahasa Indonesia.

"Mau di bawa kemana dia?" teriak Abi.

Seketika salah satu Bodyguard Seina menendang Abi hingga terpental. Alexa bergerak ingin menyerang, tapi Seina menodongkan pistol ke arah Dirman, "Bertingkah, maka dia akan mati!"

Mau tak mau Alexa hanya bisa diam memandang Ningsih dan Dirman menangis mengelus perut Abi yang terlihat tengah meringis kesakitan. Keadaan itu membuat Alexa dirasuki emosi tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia hanya bisa pasrah ketika Seina dan ketiga Bodyguard itu membawanya.

Sesampainya di sebuah ruangan lapang terbuka.  Di tepi ngarai yang lebih terjal dari markas sebelumnya. Alexa tercekat melihat keempat temannya duduk di kursi dengan tubuh terikat.

"Lepaskan mereka!" sergah Alexa.

"Kamu harus menikmati permainan ini..."

Salah satu Bodyguard menyeret kursi Doni ke hadapan Alexa. "Don't...!" Alexa berteriak histeris.

Tubuh Doni mengejang ketika bodyguard itu menempelkan alat setrum ke tangannya.

Alexa menangis histeris, dia berusaha melawan. Tapi kepala Rian, Ryo dan Hana sudah tertempel senjata api.

Keadaan itu membuat Alexa frustasi, dia berkata dengan lantang. "Bunuh saja gue! Lepasin mereka...!!!"

Setelah setrum dimatikan Doni berkata, "Aku gak bisa hidup kalau kau memilih mati..."

Alexa menatap Doni dengan wajah pilu, "Maafin aku...." Air matanya mengalir deras.

"Dengan membunuhmu sama saja aku bunuh diri, tapi aku perlu membalas dendam padamu. Jadi aku akan membuatmu merasakan sakitnya kehilangan orang yang kamu cintai."

"Kenapa kamu bicara seperti itu?"

"Nyawa kamu selamat karena dia tidak mau kau mati! Ah, si bodoh itu bisa-bisanya dia terperangkap perasaan sama targetnya sendiri."

"Apa maksud kamu?"

Tiba-tiba seorang dengan senyuman licik keluar dari balik dinding.

"Lo?" Alexa menggeram.

Mereka terperangah melihat Abi datang dengan setelan jas hitam dan sepatu hitam mengkilat. Tampan tapi penjahat. Wajah bajakan yang dia ambil untuk memikat Alexa.

"Halo Alexa, maaf belum sempat memperkenalkan diri. Namaku charlie aku adik dan anak dari orang yang kalian siksa dengan keji."

Alexa tertegun, "Kalian memang pantas mendapatkannya!" geram Alexa dengan mata menyala.

Obsession Of Love Where stories live. Discover now