Luruhnya Luka Alexa

56 21 137
                                    

Sampai menjelang pagi, Alexa masih terjaga. Dia tak melepas pandangannya dari wajah Jekey yang tengah tertidur pulas.

"Siapa sebenernya mereka? Kenapa masalah ini masih bergulir? Jelas bukan orang suruhan Jekey, berarti mereka memang penjahat yang terorganisir." Pikirannya melayang jauh, tatapannya tertuju ke alam bebas.

"Sayang..." panggil Jekey yang ternyata sudah bangun, "Jam berapa ini?"

Alexa bergegas menghampirinya, "Jam delapan..." sahutnya.

"Aku haus..." rintih Jekey.

"Aku buatin teh anget ya?"

Jekey tersenyum meraih tangan Alexa, "Kau sudah nggak marah lagi?"

Alexa seakan baru menyadari apa yang terjadi selama ini diantara mereka. Dia tak mampu menjawab pertanyaan pemuda itu.

Tiba-tiba Jekey berkata, "Memang aku terobsesi padamu, tapi aku nggak mungkin mengorbankan orang-orang yang tak bersalah."

"Hem, aku tau..." jawab Alexa.

"Mungkin ini sudah sangat terlambat, tapi aku mau mengatakan ini padamu." Jekey menatap dalam mata Alexa, "Maafkan aku Sayang, andai ada cara yang lebih baik untuk meminta maaf, aku ingin menggunakan cara itu..."

Mata Alexa kembali berkabut, luka yang menganga itu mendadak tertutup oleh ucapan yang selama ini dia tunggu.

Jekey melanjutkan lagi ucapannya, "Aku mencintaimu, sejak saat itu sampai sekarang. Aku mencintaimu setelah meninggalkan dia, jadi aku tidak pernah berkhianat. Aku selalu merindukanmu, bahkan sebelum kita bertemu."

Alexa masih belum bergeming meskipun air matanya telah mengalir deras.

Jekey kembali berkata, "Maafkan untuk masa laluku yang gelap, maafkan untuk perlakuan hinaku yang membuat kamu marah. Jujur, kau memang cinta pertamaku. Aku tak pernah jatuh cinta kepada gadis manapun selain kamu, Sayang..."

Tangis Alexa pecah bersama semakin derasnya airmata yang mengalir membasahi wajahnya. Kata-kata Jekey telak menyentuh pusat sakit yang selama ini dia pendam.

"Kamu mau 'kan maafin aku? Kita mulai semua dari awal lagi."

Dengan cepat Alexa mengangguk, dia langsung memeluk tubuh Jekey.

"Aw...!" Bersamaan jatuhnya tubuh Alexa, pemuda itu mengerang.

"Ah, maaf..." ucap Alexa seraya melepas pelukannya.

Jekey tertawa kecil, kemudian berkata. "Maaf telah mengatakan sesuatu disaat yang tidak tepat."

Alexa membalas dengan tawa kecilnya, "Aku yang nggak sabar ingin memelukmu..." ucapnya dengan sudut senyum yang menawan.

"Terima kasih, Sayang..." ucap Jekey.

"Hem... Lupakan semuanya, aku sudah memaafkan. Hanya itu kata yang kutunggu," ungkap Alexa dengan tatapan sendu.

"Maaf baru mengatakannya sekarang," balas Jekey.

"Hem..." Alexa mengangguk. "Aku turun dulu ya, mau liat bibi masak apa."

"Anu... Para pembantu sudah dipulangkan bareng Farrel dan Allea..."

"Loh, kok bisa?"

"Kita nggak akan mampu melindungi mereka kalau keadaan yang tak diinginkan terjadi."

Alexa terhenyak, "Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan, Ren?"

Jekey menarik nafas berat, "Mereka Mafia Sayang..."

"Apa...?"

"Hem, kamu benar. Mereka menyembunyikan pisau di balik tangan mereka."

"Bangsat...!" geram Alexa.

Obsession Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang