Penyesalan

53 23 132
                                    

Abi terbelalak melihat rumah besar itu, "Sainganku kaya raya tenyata," ringisnya dalam hati.

"Masuk yuk!" ajak Jekey.

Dirman menganga dengan rasa takjub, "Bagus sekali rumah kamu Jek!" serunya.

"Ah, biasa aja Pak, anggap saja rumah sendiri."

Para pengawal berhamburan mendatangi Jekey, "Tolong bawakan barang-barang mereka."

"Siap Bos!" jawab mereka serentak.

Tak kalah sigap dengan para pengawal, pelayan yang tersisa dua orang tersebut menunggu perintah.

"Tolong siapkan makanan," pinta Jekey.

"Siap Pak!" seru keduanya.

"Wah hebat kamu," puji Dirman. "Sayangnya saya nggak punya anak perempuan. Hahaha!" seloroh Pak tua yang hobi mencari jodoh untuk anaknya tersebut.

Abi mendesah sambil menggelengkan kepala, "Mulai lagi deh!"

Dua beranak itu mengikuti langkah kedua kedua pengawal yang akan mengantarkan mereka ke kamar yang akan ditempati. 

Jekey menggandeng pinggang Alexa, mengiringnya menuju kamar disebelah kamarnya.

"Kamu istirahatlah dulu, nanti kalau makanan sudah siap aku suruh si bibi manggil kamu."

"Kamu mau kemana?" tanya Alexa dengan cepat, tak ayal jekey terperangah, kemudian dia segera meralat ucapannya. "Ah anu, maksud gue..."

Jekey langsung membungkam mulut Alexa dengan kecupan. Sekian menit pemuda itu memagut mesrah bibir seksi itu kemudian berkata, "Aku nggak akan ke mana-mana Sayang..." suaranya setengah berbisik.

Alexa hanya menunduk, perasaannya gamang.

"Aku mau menghubungi Ryo dulu. Kamu istirahat aja ya..." Jekey membelai wajah Alexa sebelum keluar dari kamar itu.

"Hem, thank's!" sahutnya pelan.

Jekey menghentikan langkahnya, "Nggak perlu Sayang, aku seneng kamu mau tinggal disini." Kemudian dia pergi menuju kamarnya.

Jekey bergegas menelpon Ryo, "Datanglah, bawa Rian." ucapnya.

Suara putus-putus dari seberang sana membuat Jekey akhirnya harus mengirim pesan singkat, Ryo hanya membalas : Siap.

"Apa gue harus memasukan proyek tower provider ke pulau ini? Alangkah susahnya komunikasi dari telpon."

Sementara Ryo sibuk mencecar Doni, "Lo bilang itu cuma rumor!"

"Gue bilang itu kemungkinan cuma rumor, tapi kalau Jekey sampe nyuruh kalian datang berarti keadaan semakin gawat."

"Makhluk apa sih dia sebenarnya?" tanya Rian.

"Gue nggak tau Ian, yang jelas semua kambing pada tewas."

"Kok bisa gitu?" tanya Farrel.

"Mengerikan Rel, lo bakal nggak percaya."

Farrel mengerutkan dahi, "Gue ikut!" cetusnya kemudian.

"Terus Allea mau lo kemanain?" Hana melirik ke arah gadis yang sibuk memasak cemilan buat para hadirin yang tengah mendiskusikan masalah Alisa dan Doni.

"Gue ajaklah! Anggap aja bulan madu, hahaha...!"

"Sinting lo!" dengus Doni.

"Oke kita berangkat besok," sahut Ryo.

"Aku harus siapin bawaan dulu," serobot Allea.

"Aduh please deh Sayang, kita naik kapal. Nggak usah bawa yang ribet-ribet!" cegah Farrel.

Obsession Of Love Donde viven las historias. Descúbrelo ahora