Bab 2 kebohongan Selir Gia

825 144 17
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Disuatu tempat beralas rumput, menampakkan sebuah busur yang ditarik menggunakan tangan kanan. Natya melesatkan busur tersebut jauh ketempat target. Namun sangat disayangkan busur tersebut sama sekali tidak mengenai papan busur, membuat Eina merasa bingung apa yang membuat putri Rubliena seperti itu. "Apakah putri sedang ada masalah?"

Pertanyaan yang terlontar dari Eina membuat Natya mengerti sesuatu, bahwa putri Rubliena adalah pemanah handal dan tidak pernah melesatkan busur jauh dari tempat target. "Mungkin ada sedikit masalah, bisakah kamu mengajariku memanah Eina?" 

Eina merasa bahwa sang putri hanya menguji bagaimana cara dirinya memanah. Untung saja Eina selalu mendampingi, sehingga dapat melihat bagaimana putri melakukan panahan yang selalu tepat pada target. "Baik putri."

Eina mengambil sebuah busur yang terletak diatas batu, tak lupa dengan mengambil anak busur. Dengan memfokuskan titik target, Eina mulai menarik anak busur tersebut, sekiranya pas dengan target, dia mulai melesatkan busur tersebut hingga menancap tepat pada titik target dengan sempurna.

Natya tidak menyangka, Eina dapat melakukannya dengan sangat sempurna. Bahkan busur panah tersebut menancap tepat pada tengah papan. "Kamu sangat baik dalam memanah, Eina."

"Terimakasih putri, kau yang mengajariku selama ini."

Natya tentu takjub bagaimana bisa Rubliena melakukan panahan sempurna, bahkan orang yang dia ajari dapat melakukan hal yang sempurna juga.

Tak mau kalah dari Eina, Natya kembali mengangkat busurnya, menarik anak busur tersebut serta memfokuskan pada target. Dia melepaskannya, membiarkan anak busur tersebut membelah angin yang menghalanginya dan menancap sempurna disebelah busur Eina yang masih tertancap.

Teriakan histeris terdengar dari Natya, sedangkan Eina masih diam terpaku, bukan karena takjub, hal itu sudah biasa dilakukan sang putri. Bahkan putri Rubliena dapat melakukan panahan dengan 3 busur sekaligus dan menancapkan ketiganya dengan sempurna.

Semakhluk pelayan mendatangi mereka dengan menunduk hormat. "Maaf tuan putri, Raja memanggil anda di singgasana."

"Baiklah, terimakasih." Natya beserta Eina melangkahkan kakinya menuju singgasana Raja. Untung saja, apapun kegiatannya selalu ada Eina didekatnya, sehingga ia tak perlu bersusah payah mencari keberadaan singgasana Raja.

***

"Ini pasti perbuatan putri Rubliena yang mulia." Selir Gia berdiri membela dirinya dihadapan Raja yang tengah duduk di singgasana, dan menyalahkan putri Rubliena yang telah meletakkan serbuk bunga Silphium yang dapat menggugurkan kandungannya.

"Diam selir Gia, tunggu putri Rubliena tiba untuk memastikannya." Sang Raja tidak gegabah dalam keputusannya, tentu dilihat dari tahta kerajaannya terkuat nomer 2 dipenjuru negeri.

Putri Rubliena tiba dibelakang Eina, Eina juga mengikuti acara sidang tersebut. Ia tau bahwa Raja akan menyidang Putri Rubliena seperti yang sudah-sudah, dan nantinya meletakkan putri pada tempat guillotine untuk mengeksekusi atas kesalahannya. Namun sebenarnya pengeksekusian putri Rubliena bukanlah salahnya sendiri, melainkan Selir Gia yang berusaha menjatuhkan putri Rubliena seakan-akan dia yang bersalah. 

Rubliena adalah makhluk yang cerdas, tidak gegabah dalam melakukan aksinya, dan dia dengan sengaja mengikuti alur selir Gia, kemudian akan mengungkapkan semua kejahatan selir Gia diwaktu yang tepat, sehingga Raja tidak akan mengampuni atau memberinya kesempatan hidup. Namun permasalahnya, Natya sama sekali tidak tahu apa rencana Rubliena, lalu bagaimana dia bisa menghadapinya? 

Cahaya Transmigrasi✓Where stories live. Discover now