Bab 40 perjalanan pulang dengan rasa kecewa

158 31 10
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Pangeran Victor merasakan hawa panas di seluruh tubuhnya, merasa tergoda untuk meninggalkan tempat tersebut, tetapi Natya dengan cepat menghentikannya. "Tunggu Pangeran!"

Pangeran Victor menoleh kearah Natya dengan rasa penasaran. "Untuk apa kita masih berada di sini?"

Namun, Natya memiliki pertimbangan yang mendalam. Memori akan perkataan penyihir kerajaannya muncul di pikirannya, bahwa ramuan untuk melihat makhluk yang tak dapat dilihat menggunakan mata, membutuhkan bahan yang sangat tidak biasa, janin, dan janin tersebut harus dari dirinya sendiri. "Mengapa kita tidak membawa ramuan itu sekalian?"

Pangeran Victor merenung sejenak, kemudian menghadap Natya dengan mata penuh keraguan. "Kau masih percaya pada nenek penyihir itu? Dia saja mengkhianatimu! Apakah kau yakin nenek penyihir itu akan membuatkan ramuan yang kau inginkan?"

Natya merasa kebingungan di hatinya. Dia merenung sejenak, memikirkan kata-kata Pangeran Victor. Tetapi, keyakinannya pada ramuan dan hasratnya untuk menyelamatkan semua makhluk memandu pilihannya.

"Mungkin kamu benar, Pangeran. Tapi kita tidak boleh kehilangan kesempatan ini, mungkin saja ramuan itu berguna."

Natya melihat ke sekitarnya, matanya tertuju pada rak botol kaca yang tersusun acak. Senyumannya seketika mengembang, menoleh kearah Pangeran Victor. "Kita bisa mengambil beberapa botol kaca dan memasukkan ramuan yang telah dibuat penyihir. Ramuan ini mungkin bisa membantu kita semua."

Pangeran Victor setuju dengan rencana Natya. Dengan hati-hati, mereka mengambil beberapa botol kaca yang hanya bisa diisi cairan 80 ML dan segera mengisinya dengan ramuan yang sempat di buat penyihir.

"Biar aku saja! Kau yang tutup botolnya." Pangeran Victor beralih mengambil sendok kayu di tangan Natya.

"Hati-hati!"

Pangeran Victor mengangguk kemudian mengambil botol kaca untuk diisi dengan ramuan penyihir tersebut. Karena botol tersebut terbuat dari kaca, air ramuan buatan penyihir itu terlihat berwarna ungu membuat botol tersebut semakin terlihat cantik.

Victor memberikan botol yang telah Ia isi dengan ramuan penyihir kepada Natya. Natya langsung mengambilnya, menutup rapat botol tersebut. Setelah semua botol kaca telah diisi dengan ramuan penyihir, mereka berdua hanya mengamati botol-botol itu yang jumlahnya kisaran 20 lebih.

"Belum semua ramuan aku masukkan kedalam botol," ucap Pangeran.

Natya merenung sejenak. "Kita bawa saja ramuan yang sudah di dalam botol, sisanya kita bisa ke sini lagi jika memang persediaan ramuan di botol kita habis."

"Kau yakin?"

Natya menatap Victor dengan menganggukkan kepalanya. "Setidaknya kita sudah memilikinya untuk sementara waktu."

Pangeran Victor segera bangkit mencari sesuatu untuk meletakkan botol-botol kaca tersebut agar mudah dibawa. Setelah menemukan tas selempang berwarna hitam, pangeran langsung mengambilnya dan mengisi tas kosong tersebut dengan botol-botol ramuan berwarna ungu.

Natya langsung mengambil kain berwarna putih di dekatnya untuk melapisi botol-botol agar tidak terguncang satu sama lain, berjaga-jaga agar botol tersebut tidak pecah. "Pakai ini dulu pangeran!"

Pangeran Victor langsung mengambil kain tersebut dan meletakkan botol-botolnya di dalam kain. Ia menggulung kain agar botol-botol yang akan ia bawa tertutupi oleh kain, kemudian dimasukkan ke dalam tas selempang. Setelah semuanya selesai Pangeran menutup tas selempang, kemudian menoleh ke arah Natya dengan isyarat anggukan kepala.

Cahaya Transmigrasi✓Where stories live. Discover now