Bab 44 jiwa yang terkirim

185 25 8
                                    

"jika kau bahagia dengannya, aku berusaha untuk merelakanmu, tidak perduli apa yang aku rasakan saat ini."

~Adnan si Matter Bender~

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Natya mendengarkan cerita Adnan dengan seksama, matanya penuh empati terhadap pengalaman sulit yang telah dialami lelaki berambut abu itu. "Lalu apa hubungannya dengan dunia ini?"

Adnan melanjutkan ceritanya, menjelaskan bahwa setelah teman-temannya mengetahui tentang kekuatannya, mereka malah menjauhinya. Sebaliknya, bukannya mendapatkan lebih banyak teman karena kekuatannya, Adnan semakin terisolasi. Dia merasa kesepian dan terbuang, tak bisa memahami mengapa kekuatannya harus memisahkannya dari orang-orang yang dia harapkan menjadi temannya.

Padahal Ia mencoba untuk tidak membalas dendam atas perlakuan buruk teman-temannya, tapi itu tidak mengubah situasinya. Yang dia inginkan hanyalah memiliki teman sejati, tetapi tampaknya keinginannya itu sulit terwujud di dunia di mana kekuatan menjadi segalanya. Dan anehnya keinginannya tidak terwujud, walau aslinya Adnan telah mengeluarkan kekuatannya.

Tahun demi tahun ia lewati di sekolah tanpa satu teman pun. Harapannya untuk bertemu dengan Sweena terasa seperti impian yang menjauh, dan kabar kehilangan gadis itu menjadi misterius baginya. Semakin lama, dia semakin merasa terisolasi dan kesepian di dunia Medwail.

Selama bertahun-tahun itu, Adnan mulai menemukan pelarian dalam dunia yang dibuatnya sendiri. Ia mulai menciptakan karakter-karakter dalam cerita-ceritanya yang berbeda dengan dunia manusia, bahkan menciptakan alam yang lebih indah daripada alam yang ia tempati. Ia seperti seorang pengarang yang membiarkan imajinasinya mengalir, menjelaskan karakter-karakter dengan sangat detail, dan menciptakan dunia yang hanya ada dalam pikirannya.

Adnan menjuluki dunia ciptaannya dengan nama 'Horqiword'. Semua peristiwa di dunia itu tumbuh dari imajinasinya yang kaya. Namun, setelah beberapa waktu, ia mulai merasa bosan dengan kisah-kisah yang telah dia ciptakan. Itulah saat dia memutuskan untuk menciptakan sebuah adegan yang sangat dramatis dan menegangkan dalam ceritanya.

Dalam adegan tersebut, Adnan memisahkan anak dari ibu kandungnya, dan anak itu dibawa pergi oleh Raja. Ketika ibu itu datang menemui Raja untuk memohon agar anaknya dikembalikan. Adnan menggambarkan Raja sebagai makhluk yang sangat jahat. Raja dengan dinginnya mengatakan bahwa bayi itu telah meninggal, padahal kenyataannya bayi itu masih hidup.

Raja dan permaisurinya sengaja mengambil bayi itu untuk dibesarkan sebagai penerus tahta, karena mereka tidak dapat memiliki keturunan sendiri untuk melanjutkan garis kerajaan mereka.

Raja dalam dunia Horqiword yang diciptakan Adnan, sangat setia kepada permaisurinya dan tidak berniat untuk menikah lagi ataupun mencari selir. Sebaliknya, mereka memutuskan untuk mengadopsi anak dari wanita tersebut dengan cara mengambil paksa.

Ibu kandung dari bayi itu datang menemui Raja untuk meminta anaknya kembali, namun, wanita itu merasa marah ketika mendengar perkataan Raja bahwa bayinya telah meninggal. Marah dan kecewa menjadi satu, wanita itu memutuskan untuk memulai meditasi dengan satu tujuan dalam pikirannya mendapatkan kekuatan dan kekuasaan yang luar biasa sehingga Raja akan tunduk padanya. Awalnya, itulah niatnya.

Setelah berbulan-bulan bermeditasi, wanita itu kembali menemui Raja dengan harapan yang besar. Namun, jawaban yang dia terima dari Raja tetap tak berubah, bayinya telah meninggal. Tentunya wanita itu tidak percaya sepenuhnya pada perkataan Raja. Kekesalannya semakin memuncak ketika dia menyadari bahwa Raja telah membohonginya.

Kemarahan wanita itu menjadi begitu besar hingga dia memutuskan untuk menggulingkan Raja dan mengambil alih takhta kerajaan. Namun, bukannya merasa puas setelah mendapatkan kekuasaan itu, Ia menggunakan kekuasaannya untuk menjadikan seluruh penduduk Horqiword sebagai budaknya, menciptakan ketidakadilan dan penderitaan yang mendalam di seluruh negeri.

Cahaya Transmigrasi✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt