Bab 25 ramuan penyihir

218 45 2
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Raja dengan gagahnya melangkahkan kaki memasuki ruangan bawah tanah yang sudah dipenuhi para penjaga. Tak banyak basa-basi Raja mendekati si penjaga perpustakaan yang sudah terikat. "Kau mau mati dengan cara bagaimana?"

Si penjaga perpustakaan tidak bisa menahan tangisnya. "Ampun yang mulia! Saya bisa memperbaiki semuanya, saya akan menemukan putri Rubliena secepatnya!"

"Aku sudah muak dengan janjimu, tidak ada kesempatan lagi bagimu kali ini." Raja membalikkan badannya. "SIAPKAN SEMUA PERLENGKAPAN!"

Para pengawal di sana dengan sigap menyiapkan peralatan eksekusi, seperti yang biasa mereka siapkan ketika makhluk pekerja di kerajaan Aendevour akan dieksekusi.

"Ampun yang mulia!"

"LAKSANAKAN!"

"SIAP LAKSANAKAN!"

Si penjaga perpustakaan hanya bisa menangis berharap bahwa Raja akan mengampuninya dan memberikan kesempatan baginya untuk memperbaiki kelalaian yang telah di lakukan.

Salah satu pengawal mendorong meja dengan kaki roda kepada Raja yang berisikan peralatan eksekusi. Meja tersebut terlihat banyak peralatan eksekusi yang cukup lengkap seperti: senapan, tali, minyak tanah, korek api, pisau, pedang, panahan, dan ramuan beracun.

"Aku tidak pernah membuat pilihan kepada korbanku. Namun kali ini aku mempersilahkan kamu untuk memilih cara mati untuk dirimu sendiri."

Si penjaga perpustakaan menggelengkan kepalanya tak menyangka bahwa dirinya akan mati dengan cara seperti ini. "Ampun yang mulia! Saya tidak mau mati seperti ini."

"Lalu, KAU MAU YANG BAGAIMANA?!"

Si penjaga perpustakaan hanya menangis berharap umurnya masih panjang. "Saya mau memperbaiki semuanya yang mulia!"

"Sudah tidak ada lagi kesempatan bagimu!" Raja Snothy mengambil sebuah senapan favoritnya, menodongkan senapan tersebut ke arah si penjaga perpustakaan.

"AMPUN YANG MULIA!!"

DOR!! DOR!! DOR!!

"Argh!" Tak lama setelah peluru tersebut menancap, badan si penjaga perpustakaan mulai meneteskan cairan kental berwarna merah. "Am-pun yang mu-lia." dengan suara tertatih-tatih penjaga perpustakaan masih saja berharap agar dirinya dibebaskan.

DOR!!

Peluru Raja Snothy tepat sasaran mengenai jantung si penjaga perpustakaan, hingga wanita itu tidak dapat berkata-kata lagi. Raja Snothy meletakkan senapannya tepat di atas meja berkaki roda, kemudian bergegas meninggalkan lokasi. "BERESKAN SEMUANYA!"

"Baik yang mulia!"

***

Di sisi lain Natya dan Adnan masih berpandangan, bimbang karena tak tahu siapa yang akan mengetuk pintu rumah penyihir tersebut. "Kau saja."

"Kenapa aku? Kamu kan laki-laki!"

"Lalu, kalau laki-laki harus mengetuk pintu?"

"Kamu lebih berani daripada aku, semangat Adnan!" Natya mengepalkan kedua tangannya memberikan semangat. Dengan terpaksa Adnan mengiyakan walaupun tatapannya masih sinis ke arah wanita itu.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cahaya Transmigrasi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang