Bab 38 sudahku bilang jangan percaya siapapun!

201 34 0
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Natya dan pangeran Victor menunggangi kudanya masing-masing. Pangeran Victor menggunakan kuda berwarna coklat dan Natya menggunakan kuda berwarna hitam, namun belum sampai ke desa Linblim Natya langsung menarik kekang kudanya hingga berhenti.

"Ada apa Natya?" Pangeran Victor juga menarik tali kekang kudanya hingga terhenti di belakang Natya.

Natya menoleh ke belakang tepatnya pada Pangeran Victor. "Pangeran, bisakah kamu tidak memanggilku dengan nama asli?"

Pangeran Victor mengernyitkan dahinya. "Kau berhenti hanya untuk itu?"

Natya menggelengkan kepalanya. "Kurasa aku harus kembali dan izin kepada Raja sebelum banyak nyawa yang melayang."

Wanita itu langsung mengarahkan kudanya kembali memutar arah menuju kerajaannya terlebih dahulu. Dirinya tak mau kejadian yang sama terulang lagi, apalagi ancamannya kali ini adalah Eina yang sama sekali tidak memiliki kesalahan apapun kepadanya, bahkan wanita itu tidak tahu sama sekali apa yang dia lakukan di luar sana.

Natya mempercepat laju kudanya berharap nyawa-nyawa makhluk di dekatnya masih aman. Hingga tak sadar tudung hitamnya terlepas dari kepala sehingga rambut putih berkilaunya berkibar terterpa angin. Pangeran Victor juga ikut memutar arah kudanya mengikuti Natya yang melaju begitu kencang.

***

Setelah sampai Natya langsung melompat turun, bergegas memasuki istananya tanpa memikirkan pangeran Victor yang masih berkuda menuju kerajaan Aendevour. Maklum saja Natya menunggangi kudanya sangat cepat bahkan jantungnya juga ikut berdebar kencang.

Natya berlari menuju ruangan ayahhya, Raja Snothy. Ia mengetuk pintu tersebut hingga didalam berteriak. "Siapa?"

"Aku, ayah!"

"Masuklah!"

Mendengar perijinan dari sang Raja, Natya menekan handle pintu, melangkah memasuki ruangan. Natya menelan ludahnya sejenak melihat raja yang masih fokus dengan berkas-berkas kerajaannya. "A-ayah."

Raja Snothy langsung memalingkan fokusnya kepada wanita yang berdiri didepannya dengan pakaian yang tak biasa dipakai. "mengapa kau pakai jubah itu?"

"Em, aku akan pergi bersama pangeran Victor beberapa hari." Natya sangat gugup mengatakannya, berharap Raja Snothy mengijinkannya sebab ia tidak tahu lagi siapa yang akan jadikan mangsa untuk alasannya bertemu penyihir, si pembuat ramuan makhluk yang tak terlihat.

"Kau masih saja ingin memangsa bangsawan itu?" Raja Snothy menjulurkan tangannya dengan telapak tangan keatas. "Berikan dulu batu merahnya!"

Mata Natya langsung melotot mendengar perintah Raja, bagaimana Raja bisa tahu kalau aku memegang batu merah itu? Tangan Raja juga tak kunjung berhenti menadah, mengharap batu merah berada ditangannya.

Raja menghela nafasnya, tidak ada benda apapun yang diletakkan putrinya. "Kalau begitu tidak ada lagi harapan bagi putri lainnya." Menarik kembali uluran tangannya.

"Putri lainnya?"

Raja merasa aneh dengan sang putri yang tiba-tiba tidak mengerti maksudnya. "Apa kau melupakan saudarimu yang selalu ingin kau masukkan kedalam istana utama?"

Cahaya Transmigrasi✓Where stories live. Discover now