Bab 49 berlayar diatas ombak laut yang ganas

161 26 7
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Di atas kapal yang mengarungi gelombang lautan mendalam, petualangan mereka semakin seru. Angin laut memukul wajah mereka dengan semangat, membuat rambut mereka berkibar dan menambahkan kegembiraan dalam petualangan ini.

Adnan, yang terampil sebagai nahkoda kapal, dengan lihai mengarahkan kapal melalui lautan yang tak berujung. Setiap gerakan kapal menghasilkan getaran yang terasa oleh semua penumpang. Natya, dengan mata penuh keterpesonaan, melihat Adnan penuh kekaguman. Kemampuannya memimpin kapal begitu memukau.

Sementara itu, Pangeran Victor, duduk di samping Natya, menyampaikan rencana mereka secara rinci untuk melakukan penyerangan setelah sampai ditempat lokasi. Semua orang mendengarkan dengan seksama, penuh semangat untuk menyelamatkan dunia Horqiword.

Seketika, terdengar suara yang menggema di atas kapal. Mereka semua menoleh ke arah sumber suara dan melihat Putri Kiara berdiri di haluan kapal, dalam balutan gaun berwarna hijau, ia melambaikan tangan dan tersenyum cerah. Sorak-sorai riuh pun memenuhi kapal, seakan-akan mengumumkan semangat dan kegembiraan mereka.

Kiara melihat ke horizon yang luas dan berkata dengan semangat. "Kita akan menyelamatkan dunia..."

Semua penumpang di atas kapal bersorak merespon kata-kata Kiara, merasakan semangat petualangan yang menggelora di dalam diri mereka. Mereka siap menghadapi segala hal yang akan mereka temui di perjalanan ini.

Di tengah lautan yang luas, kapal terus berlayar dengan kecepatan penuh. Gelombang yang bergemuruh dan semburan air laut yang berkobar. Adnan, sang nahkoda yang handal, tampak seperti pemimpin tak terkalahkan yang memandu mereka melewati bahaya lautan.

Entah mengapa, tiba-tiba, awan mendung menutupi langit. Angin berubah menjadi kencang, dan ombak yang menggulung menghantam kapal mereka dengan keras. Semua penumpang di atas kapal bergelombang dan berusaha keras untuk tetap berdiri.

Pangeran Victor dengan cepat memberikan perintah. "SEMUANYA TENANG!" Dengan cepat mereka semua bekerja sama dengan tekun, mengatur layar dan mengemudikan kapal dengan presisi.

Natya merasakan adrenalinya meningkat. Ia memegang erat tiang kapal, merasakan getaran kayu kapal yang kuat di bawah tangannya. Pandangannya melihat ke arah horison yang diselimuti badai, tetapi di matanya juga terpancar tekad dan semangat. Apapun halangan yang terjadi, ia akan menghadapinya.

Tak berselang lama, Natya merasa aneh dengan makhluk yang berada di atas kapal tersebut, ia menoleh pada Eina yang berada di sebelahnya. "Eina!"

Si pemilik nama pun menoleh ke sumber suara. "Iya putri?"

"Ada berapa makhluk saat kita kemari?"

Pertanyaan itu membuat Eina mengernyitkan dirinya serta menghitung menggunakan jari dengan menyebutkan nama-nama. "Saya, putri Rubliena, putri Kiara, Adnan, dan Pangeran Victor. Ada apa putri?"

Natya langsung menatap sekitarnya melihat makhluk-makhluk yang tidak disebutkan dalam hitungan dayangnya. "ADA PENGUNTIT!" Teriaknya dengan menutup mulutnya menggunakan tangan agar makhluk tersebut tidak dapat mengetahui apa yang ia katakan.

Semua makhluk di dalam kapal langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan heran, karena mereka tidak dapat melihat apapun di atas kapal selain mereka. Dengan cepat Adnan menyuruh Eina untuk menggantikan posisinya menjadi nahkoda.

"Aku akan mencoba semaksimal mungkin." Wanita dengan tubuh layaknya kucing itu langsung menggantikan posisi Adnan, sedangkan lelaki itu berlari ke arah Natya dengan mulut yang sudah ditutup menggunakan kain.

"SEMUANYA DENGARKAN ABA-ABA PUTRI RUBLIENA!" Teriak Adnan di atas kapal membuat semuanya memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.

"ARAH JAM 2!" Teriakan Natya membuat Adnan langsung menggunakan kekuatannya, melayangkan satu tong berisi cat merah, dan menghantamkan sesuai arahan Natya. Cairan merah di dalamnya mengenai si makhluk hingga tubuhnya terlihat oleh semua makhluk di dalam kapal.

Cahaya Transmigrasi✓Where stories live. Discover now