Bab 32 kerasukan iblis

194 38 0
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Didalam ruangan berlatar biru putih menampakkan Rubliena yang menangis sejadi-jadinya setelah kegagalan pernikahannya. Eina selaku dayang pribadinya hanya bisa memenangkan dengan mengelus lengan sang Putri berharap menghentikan tangisannya.

"Apa aku tidak bisa menikah dengan pangeran Victor?"

Eina mengusap air mata yang mengalir di pipi sang putri ketika putri Rubliena menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Bisa, hanya saja belum waktunya." Namun ternyata putri Rubliena makin menangis, Eina juga sempat mengira bahwa dirinya salah bicara karena perkataannya membuat sang putri kembali menangis.

Tok! Tok! Suara ketukan pintu terdengar, Eina bangkit membukakan pintu, namun ternyata makhluk dibalik pintu adalah makhluk ras serigala yang dia cinta. "Adnan, ada apa?"

"Putri didalam?"

Eina mengangguk mengiyakan, melangkah kesamping memperlihatkan putri yang sedang terpuruk. "Putri sedang bersedih."

"Bisakah aku mengobrol dengannya? Hanya berdua?"

"Tapi, jangan buat putri makin sedih."

Adnan mengangguk menanggapi dan langsung melangkahkan memasuki ruangan bernuansa biru putih. Sedangkan Eina langsung keluar, tak lupa kembali menutup pintu.

Adnan melangkah mendekati Natya yang masih diatas ranjang dengan memeluk kaki yang ditekuk. Adnan mengelus rambut putih mengkilap itu. "Sudahlah! Mau berkeliling diluar istana?"

Mendengar suara Adnan yang begitu peduli membuatnya langsung memeluk makhluk serigala yang masih berdiri. Natya idtak bisa berkata-kata.

Adnan mengusap rambut Natya yang memeluknya sangat erat. "Jangan terlalu larut dalam kesedihan."

"Aku- aku tidak bisa pergi." Suara isakannya terdengar.

"Kenapa?"

Natya melepaskan pelukannya. "Aku tidak makhluk-makluk lain dihukum gara-gara aku kabur lagi."

"Tidak, aku tidak akan mengajakmu kabur, kita akan ijin Raja Snothy. Dia pasti paham kondisimu."

Natya menatap mata keabuan bercorak kuning milik Adnan. "Kita mau kemana?"

"Dari pada kamu bersedih disini, mending kita pulang."

"Pulang?"

"Iya, tidak ada yang bisa menyakitimu lagi didunia ini."

Natya kembali mempererat pelukannya dan menenggelamkan pandangannya pada perut Adnan.

"Ayolah! Kamu terlihat buruk menangis seperti ini."

Natya kembali menatap Adnan. "Maksudmu aku jelek?" Sedangkan Adnan hanya tersenyum membuat Natya memukul perut pria itu. "Jahat!!!"

"Hey aku hanya mengucapkan fakta."

Natya mengusap jejak air matanya. Emosi dikatakan jelek, Natya memberi jarak dirinya dari Adnan. "Kamu yang jelek!"

"Ou begitu? Kapi kurasa aku tampan." Dengan percaya dirinya Adnan menaik turunkan alisnya.

"Hih, gitu tampan? Ingat.. muka kamu mirip serigala!"

Cahaya Transmigrasi✓Where stories live. Discover now