Bab 15 salju tidak selamanya membawa kebahagiaan

283 56 5
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Menyadari kedatangan Rubliena di dapur membuat Victor langsung menoleh. "Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu sekarang?" Sambil menyentong sup kedalam mangkuk.

"Sudah mendingan." Natya menduduki bangku didepan Victor sambil menatap pria berambut kuning emas yang sedang mempersiapkan sarapan. "Pangeran."

"Iya kenapa?"

"Maaf, aku jadi merepotkanmu. Seharusnya aku yang mempersiapkan makanan." Natya merasa bersalah, dia yang memberikan tantangan, namun dia sendiri yang tidak melaksanakannya.

"Tidak apa, lagipula ini termasuk tanggung jawabku," ucap pangeran Victor santai,  memberikan semangkuk sup hangat kepada Rubliena. "Makan dulu! Supnya masih hangat."

"Terimakasih." Natya menerima semangkuk sup yang diberikan pangeran Victor. Saat dia memegang sendok sup, Natya mulai berpikir sejenak. "Pangeran, mengapa kau selalu berkata ini tanggung jawabku? Padahal itu tidak sepenuhnya tanggung jawabmu."

Victor menduduki bangku disebelah Rubliena. "Aku satu-satunya laki-laki disini. Aku yang lebih tahu daerah ini, dan aku yang mengajakmu kemari. Itu jelas tanggung jawabku. Apapun yang terjadi padamu juga tanggung jawabku. Lalu mengapa kau berpikir seperti itu?"

"Tapi kan... aku bisa melakukannya sendiri." Bantah Rubliena.

"Benarkah?"

"Ya, tentu."

"Lalu mengapa kemarin sore kau tidak bisa berjalan sendiri?" Victor sengaja mengejek Rubliena. Dan dia berhasil membuat Rubliena terdiam sejenak dengan membuka lebar matanya.

"Emm, karena dingin," jawabnya polos.

"Jika saja aku tidak melaksanakan tanggung jawabku untuk merawatmu, lalu apa yang terjadi? Apakah kau masih kedinginan diluar sana?" Victor benar-benar ingin memojokkan Rubliena untuk menjelaskan apa arti tanggungjawab. Walaupun begitu, pangeran Victor memang benar, seorang lelaki wajib melaksanakan tanggung jawabnya sekecil apapun. Tak harus laki-laki! Semua orang harus memiliki sifat bertanggung jawab, jika tidak banyangkan apa yang akan terjadi?

"Kamu sangat kejam!"

"Mengapa kau berkata seperti itu?"

"Iya, karna pangeran akan meninggalkanku diluar, hingga badanku membeku 'kan?"

"Aku tidak mengatakan itu."

"Pangeran menyebalkan! sangat kejam." Entahlah apa yang dipikirkan Natya, dia sangat kesal, namun tetap memakan sup pemberian pangeran Victor sebab perutnya yang meronta-ronta.

Berbeda dengan Victor yang memperlihatkan ekspresi heran dengan mengerutkan keningnya, kemudian tersenyum kecil setelah melihat sifat kesal Rubliena yang tetap memakan sarapan buatannya.

***

Kembali ke suasana kerajaan yang panik mendengar hilangnya rombongan kereta kuda milik Putri Rubliena. "Bagaimana sudah ada kabar?" Raja Snothy tentu sangat panik mendengar hilangnya kabar anak pilihannya.

"Maaf yang mulia. Kami sudah mencari, namun kami belum menemukan keberadaan putri Rubliena. Tetapi, kami menemukan satu kereta kuda beserta kusir yang telah tewas dengan tusukan panah," ucap salah satu pengawal kerajaan.

Cahaya Transmigrasi✓Where stories live. Discover now