Bab 53 portal dunia

207 29 9
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Tubuh Natya terombang-ambing di antara dua monster yang berusaha merebutkan dirinya. Membuat dirinya berteriak, "MAMA!"

Mendengar teriakan Natya, Eliovendra membuat dunia sugesti, meletakkan semua makhluk kedalam sugestinya termasuk penyihir Aendevour. Hingga mereka berhenti seperti patung.

"Mama?" Eliovendra mengulang kembali teriakan yang ia dengar. Mata merahnya berbinar merasakan kerinduan yang mendalam kepada anaknya.

Saat semua makhluk berhenti merebutkannya, posisi Natya berada tepat diatas tangan besar Seraphina, dengan menatap monster berkepala Naga. "AKU TAHU DIMANA ANAKMU!"

"Berikan gadis itu padaku!"

Seraphina yang terpengaruh sugesti memberikan gadis berkulit putih kepadanya. Natya yang sudah beralih ditangan monster Eliovendra, menelan ludah saat melihat begitu besarnya monster ini dari dekat. "Aku akan memberitahumu, dekatkan aku dengan telingamu!"

Eliovendra dengan mudah mengikuti ucapannya.

Natya yang berada dekat ditelinga, sontak berkata, "aku tahu kamu sangat merindukan anakmu, begitupun dengan aku, aku juga merindukan mamaku."

Natya menggenggam pisau dari balik punggungnya. "Namun mamaku bukanlah makhluk seram yang menghancurkan dunia. AKU TIDAK MAU PUNYA MERTUA SEPERTIMU!"

Tepat pada teriakan itu, Natya menusuk telinga monster Eliovendra menggunakan senjata tajam yang tersembunyi dari balik tubuhnya. Walaupun hanya sebuah pisau lipat, alat itu sangat berguna. Dia menusuk bagian telinga tepat pada warna merah menyala.

Suara erangan keras terdengar, monster itu meronta kesakitan, bahkan melepaskan Natya begitu saja, membuat Natya bergelantungan dengan pisau yang masih menancap.

Saat Natya melepaskan pisaunya, keluarlah cairan merah dari telinga monster Eliovendra, hal itu membuat tubuhnya terjun kebawah.

Cairan merah itu bukanlah cairan darah, melainkan cairan yang bersinar amat terang. Cairan itu terus keluar deras hingga tubuh besar monster Eliovendra mengecil.

Eliovendra tak henti-hentinya berteriak kesakitan. Dan saat itu juga, semua makhluk di sekitarnya langsung tersadar. Sebelum tubuh Natya menghantam alas ruangan, Kiara dengan cepat menadah tubuhnya, membuatnya selamat dari maut untuk ketiga kalinya.

Kejadian ini tidak hanya menyadarkan semua makhluk, tanah yang tandus diluar istana juga berubah menjadi tanah subur dengan tanaman indah, juga pohon-pohon yang mulanya kering, seketika tumbuh daun yang lebat. Serta air yang mengalir deras membuat pulau itu menjadi hidup kembali. Bahkan pulau ini terlibat seperti desa Querins yang indah.

Semua makhluk disana hanya menatap Eliovendra yang terus mengerang kesakitan. Monster yang mulanya besar dan menyeramkan kini menjadi makhluk wanita yang memiliki dua tanduk, dan memunculkan beberapa bagian dari tubuhnya yang menyerupai singa.

Semua makhluk di sana masih terdiam menatap perubahan yang sangat drastis. Melihat perubahan itu Pangeran Victor melangkah mendekati monster yang sudah berubah menjadi makhluk wanita, ia mendekatinya dengan air mata yang menetes. "Mama." Mengapa dia mengatakan hal itu? Karena pangera Victor mendengar teriakan Natya ketika menancapkan pisau pada telinga monster Eliovendra.

Namun wanita bertanduk itu masih tetap mengerang kesakitan, Victor yang sudah berada di dekatnya segera memegang kedua bahunya. "Mama."

Untuk kedua kalinya, Eliovendra mendengar Pangeran Victor mengatakan kata 'Mama' kepadanya, mata merahnya menatap lelaki campuran singa. Rasa sakitnya makin memudar saat sentuhan tersebut terjadi. "A-anakku?"

Cahaya Transmigrasi✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ