Bab 18 cincin

266 54 2
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Kedatangan mereka tentu disambut kerajaan dengan gembira. Raja yang senang langsung berlari menuju putrinya. "Apa kau baik-baik saja?" Raja mengecek seluruh tubuh putrinya. Ia khawatir jika terjadi apa-apa pada putrinya, apalagi dirinya telah mendengar kabar bahwa si kusir telah meninggal akibat tusukan panah.

"Aku baik-baik saja ayah," ucapnya dengan tersenyum agar Raja tidak khawatir dengan keadaannya. Walaupun hatinya yang terasa sakit, bukan fisiknya.

"Syukurlah, sepertinya aku harus memperbanyak penjagaan untukmu." Pikirnya agar tidak terjadi hal yang lebih buruk lagi.

"Tidak perlu ayah." Bantahnya dengan tersenyum, jika Raja telah memutuskan memperbanyak penjagaan untuknya, lalu bagaimana dia bisa mengobrol bersama Adnan nantinya? Pasti itu akan sangat sulit. Dan mungkin, banyak yang akan mengadukannya pada Raja.

"Yang mulia, sepertinya putri Rubliena harus beristirahat. Dia pasti kelelahan bisa menyelamatkan dirinya." Selir Gia selalu saja memasang topengnya saat bersama Raja, namun selalu berbeda jika bersama Rubliena.

"Kau benar." Raja menjawab selir Gia kemudian menatap anaknya kembali. "Istirahatlah di kamarmu, jika kau sudah merasa lebih baik ceritakan padaku apa yang telah terjadi."

"Baik ayah." Natya melangkahkan kakinya meninggalkan Raja dan semua orang disana.

"Tunggu! Aku akan mengantarkanmu." Selir Gia menghentikan Rubliena. "Bolehkah yang mulia?"

"Tentu, kau bisa bercerita banyak kepada Selir Gia untuk menambah kedekatanmu dengannya."

"Tidak perlu ayah, aku ingin sendiri." Kini keputusannya bulat Natya tidak mau selir Gia mengantarkannya, pasti wanita itu ada niatan yang tidak-tidak padanya. Natya lebih memilih melangkahkan kakinya meninggalkan mereka semua termasuk Adnan. Namun selir Gia masih keras mengikutinya.

Natya tidak mengatakan apapun, tetap melangkahkan kakinya memasuki istana tanpa mempedulikan Selir Gia yang tetap berjalan di belakangnya.

"Putri Rubliena, kudengar kau mencintai pangeran Victor?"

Kalimat itu membuat Natya terhenti, menoleh ke arah Selir Gia. "Lalu apa hubungannya denganmu!"

"Tentu aku akan mendukungmu. Lagipula pangeran Victor cocok denganmu, kalian sama-sama kejam "

"Bercerminlah sebelum kau berbicara!" Natya langsung membalikkan badannya, kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan pribadinya.

Sedangkan selir Gia tidak lagi mengejarnya. Selir itu hanya terdiam, melihat Rubliena yang mulai menjauh darinya. "Ku yakin kau akan berterima kasih kepadaku Rubliena. Karena telah mendekatkanmu dengan pangeran Victor."

Saat Natya berada di kamarnya, duduk di pinggir ranjang dengan memegangi kotak pemberian pangeran Victor. Natya menghela nafas panjang membuka kotak pemberian sang pangeran. "Cincin?" Gumamnya yang kembali menutup kotak tersebut. Tidak ingin terus memikirkan kejadian tadi, Natya meletakkan kotak tersebut ke dalam laci disebelah ranjangnya.

Tok tok!

Suara ketukan pintu terdengar di telinganya. "Siapa?"

Cahaya Transmigrasi✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon