01

106K 4.2K 111
                                    

HAPPY READING

*****

"Eughh" Kedua mata indah itu terbuka. Cahaya yang menyilaukan retinanya membuatnya sedikit menyipitkan mata. Perlahan, penglihatannya dapat menyesuaikan cahaya tersebut.

"Ini dima- eh, suaraku kenapa?" Zea mengerjap pelan dengan wajah bingungnya. Seingatnya ia sedang berada di rumah sakit dengan keadaan yang sudah sangat buruk mungkin akan segera mati. lalu, mengapa ia disini? Berada di kamar yang errr...

Mewah.

Turun dari kasur queen sizenya, Zea bergerak mendekati meja rias, alangkah terkejutnya Zea saat melihat bayangannya sendiri. Ini bukan wajahnya, bukan tubuhnya, lalu berada dimana ia sekarang?!

Oke, tarik nafas buang, tenangkan dirimu Zea. Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, Zea melihat pintu berwarna putih, mungkin walk in closet, Pikirnya.

Membuka pintunya dengan perlahan, Zea menganga takjub melihat ruangan mewah yang diisi barang-barang bermerek dan pastinya itu sangatlah mahal.

Zea bergerak menuju lemari kaca, membukanya lalu menelisik isinya. Ada seragam sekolah SMA yang tergantung, saat Zea mengambilnya ia menegang setelah tidak sengaja membaca nama tag siswa di seragam yang ia pegang.

Zeanna Valencia O'drick.

Bukankah itu adalah nama dari salah satu figuran dari novel yang beberapa hari lalu ia baca sebelum meninggal?

Oh shit!

Zeanna adalah figuran yang merupakan tunangan dari antagonis pria! Dan Zeanna juga akan mati ditangan tunangannya itu!

Bagaimana ini, Zea bingung harus melakukan apa. Masa iya Zea harus mati untuk yang kedua kalinya?

Tidak! Zea tidak boleh mati untuk yang kedua kalinya. Sudah cukup di kehidupan sebelumnya Zea habiskan dengan berbaring di ranjang rumah sakit.

Ia ingin bebas menghirup udara segar tanpa adanya bau obat-obatan, ia juga ingin bersekolah dan bermain bersama teman seperti remaja pada umumnya.

Zea sudah bertekad, ia akan mengubah takdir hidupnya.

*****

Zea duduk dengan canggung di meja makan, tadi setelah ia membersihkan diri mommy Zea-- Arista, mengajaknya untuk makan malam bersama.

Entahlah perasaannya campur aduk antara gugup, sedih, dan senang. Ia gugup karena baru pertama kali menemui orang tua dari Zea, Sedih karena ia mengingat masa lalunya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, dan senang karena akhirnya ia dapat merasakan hangatnya keluarga walaupun itu bukan keluarga aslinya.

Dulu saat ia masih berada ditubuh aslinya, keluarganya tidak pernah memberinya kasih sayang karena menganggap jika dirinya adalah aib dan anak pembawa sial.

Keluarganya hanya membayar biaya rumah sakit tanpa menjenguknya. Mengingat itu membuat mata Zea memanas, ia marah, sedih dan kecewa kepada keluarganya.

Lamunan Zea buyar ketika pundaknya ditepuk oleh seseorang, ia menoleh melihat mommy Arista yang menatapnya dengan khawatir.

"Zea kenapa? Ada masalah sama temennya?" Tanya Arista dengan lembut.

"Kamu ada yang bully di sekolah? Bilang aja, biar nanti daddy kasih pelajaran." Daddy Zea-- Shaka, ikut bertanya.

"Um, Zea gapapa mom, dad, kepala Zea cuma agak pusing sedikit." Zea menjawab dengan sedikit tersenyum.

"Yasudah, selesai makan malam kamu langsung ke kamar aja istirahat, biar pusingnya hilang." Arista mengusap kepala Zea dengan lembut.

*****

Bukanya istirahat Zea kini tengah mondar-mandir karena bingung memikirkan alur novelnya. Akhirnya setelah sekian lama berpikir Zea memutuskan untuk menulis apa saja yang harus ia hindari agar tidak mati.

Membuka laci meja belajarnya, Zea menemukan buku diary milik Zeanna. Mengambil bolpoin yang berada di atas meja, Zea mulai menulis.

1. Hindari tokoh novel.
2. Mencoba untuk menghindari pertunangan dengan antagonis pria.
3. Pokoknya menjauh dari para tokoh!!!

Menutup bukunya lalu mengembalikannya ke dalam laci, Zea tidak sengaja melihat satu buah laptop, tab, dan tiga buah handphone berlogo apel di atas meja belajarnya.

Zea bergerak mengambil satu buah handphone berwarna silver lalu menyalakannya, beruntung handphone itu tidak diberi pin.

Dulu dia juga punya handphone, walaupun itu bekas kakaknya-- Laura, tapi ia tetap bersyukur karena itu dapat mengurangi sedikit rasa bosannya.

Membuka aplikasi Instagram, Zea berdecak kagum melihat followers Instagramnya yang lebih dari 57.000 pengikut, padahal postingannya hanya berupa lima foto dan dua reels.

Beralih ke aplikasi WhatsApp, isinya berupa grup sekolah dan beberapa nomor dengan nama yang tidak Zea kenal. Tapi, ada satu nomor yang disematkan.

Boyfriend<3

Kening Zea mengernyit bingung, apakah Zeanna sudah bertunangan dengan antagonis pria? Ataukah itu nomor pacarnya Zeanna?

Sial, Zea tidak tau sekarang ceritanya sudah dimulai atau belum!? Zeanna sudah bertunangan dengan antagonis pria atau belum? Apa jangan-jangan, Zeanna punya pacar sebelum bertunangan dengan antagonis pria. Dan itu tadi nomor pacarnya Zeanna!?

Zea menghela nafas, terserahlah bila Zeanna yang asli sudah punya pacar. Nanti ia akan meminta putus, atau jika Zeanna sudah bertunangan dan itu tadi nomor dari antagonis pria, ia akan segera membatalkan pertunangan itu.

Oke, sekarang Zea sudah mulai mengantuk. Meletakkan kembali ponselnya ke atas meja, Zea bergerak menuju kamar mandi untuk cuci tangan, cuci kaki, dan gosok gigi.

Setelah selesai Zea langsung menuju kasur queen sizenya untuk segera menuju ke alam mimpi.

*****

Jangan lupa vote n komen!

27, Maret 2023
See you.

Tunangan Antagonis Novel Where stories live. Discover now