36

7.6K 351 26
                                    

Vote dulu sebelum membaca, dan tinggalkan komentar sebanyak-banyaknya.

Tandai typo, enjoy!

HAPPY READING

*****

Hari ini Zea berangkat sekolah bersama Galen seperti biasanya. Dan sekarang ini dirinya tengah berpamitan dengan kedua orang tuanya, sementara Galen menunggu di luar.

“Dad, Mom, Zea berangkat dulu ya.” Zea tersenyum kepada Shaka dan Arista, kemudian memasukkan satu permen coklat dalam mulutnya.

Arista mengusap lembut kepala putrinya, “Kamu hati-hati di jalan, bilang sama Galen, bawa mobilnya jangan kenceng-kenceng.”

Zea mengangguk kemudian memeluk Shaka, “Daddy, Zea berangkat sekolah dulu yaa.” Ucapnya sembari menghirup aroma parfum Shaka yang menjadi favorite nya.

'Aduh, pengen punya sugar Daddy kayak Daddy Shaka.' Zea membatin, namun ia dengan segera menghilangkan pikiran negatif nya saat mengingat sesuatu, ‘Nggak jadi pengen deh, takut di gorok sama Galen.’

“Belajar yang bener ya sayangnya Daddy.” Shaka mencium pucuk kepala putrinya dengan sayang, Arista yang memperhatikan interaksi keduanya kemudian tersenyum.

Zea mengangguk lalu melepaskan pelukannya, “Daddy sama Mommy semangat kerjanya, dadaaa!” Ucap Zea sembari melambaikan tangan, sementara kakinya melangkah menuju tempat Galen berada.

Arista dan Shaka ikut melambaikan tangan hingga mobil yang di kendarai Galen menghilang dari penglihatan mereka berdua. Keduanya kembali memasang wajah datar.

“Kamu serius mau bawa dia kesini?” Arista memulai percakapan, masih dengan wajah datar nya yang sama sekali tidak berubah.

“Tentu, dia keturunanku. Sudah seharusnya dia berada disini, di kediaman O'drick. Bahkan, aku juga akan membawa anak yang di adopsi oleh Maria.”

Wajah Arista menjadi kurang enak di pandang, ekspresi tidak setuju darinya di perlihatkan secara terang-terangan, “Tapi, bagaimana dengan Zea? Dia bisa saja tidak terima dengan keputusan kamu.”

Shaka menatap Arista dengan tajam, kemudian menjawab, “Zea atau kamu yang tidak setuju dengan keputusan ku? Lagipula, mereka berdua itu berteman, aku yakin Zea akan menerima Aiden sebagai kakaknya.”

Setelah menyelesaikan ucapannya, Shaka kemudian melangkah pergi meninggalkan Arista yang terdiam dengan ekspresi marah yang tercetak jelas di wajahnya.

Arista mengepalkan tangannya kuat hingga kuku-kukunya memutih, wajahnya memerah menahan amarah. “Tidak akan aku biarkan.”

*****

Ekspresi Reina dan Aiden terlihat begitu buruk saat mengetatui jika Zea masih hidup, bahkan terlihat sangat sehat dan ceria. Mereka bertanya-tanya, apa racun yang mereka berikan tidak bekerja?

Tapi Reina bahkan sudah melihat reaksi Zea setelah meminum minuman yang berisi racun dari Delion, gadis itu terlihat pucat dan menahan sakit. Jadi, bagaimana mungkin racunnya tidak bekerja?!

Mereka sekarang ini tengah makan di kantin dengan Reina yang duduk tak jauh dari tempat Zea dan yang lainnya berada, menguping pembicaraan.

Tunangan Antagonis Novel Donde viven las historias. Descúbrelo ahora