06

53.6K 3.2K 88
                                    

Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau alur itu murni ketidaksengajaan ya guys.

Cerita ini bukan hasil plagiat, aku up lama itu karena bingung mikirin alur dan males nulis.

Jujur aku lebih suka baca daripada nulis.

Cerita ini aja aku buat karena gabut ga ada kerjaan. So, kalau ada nama tokoh, tempat, atau alur yang mirip jangan langsung bilang kalau ini cerita hasil plagiat ya. Aku aja butuh waktu dua hari dua malam buat nentuin nama tokoh disini.

Itu aja pesan dari aku, tandai juga kalau ada typo.

Jangan lupa vote dan comment karena itu sangat berharga buat aku🧡

HAPPY READING

*****

"Weii... pantesan aja diajak berangkat bareng nggak mau, ternyata berangkat bareng ceweknya toh." Aiden melangkah menuju bangku milik Galen.

Tadi pagi, Aiden menghubungi Galen untuk berangkat sekolah bersama seperti biasanya tetapi lelaki itu menolak, entah apa alasannya.

Dan semuanya terjawab saat ia dan Austen sampai disekolah. Mereka mendengar beberapa murid sedang bergosip tentang Galen yang berangkat sekolah dengan seorang siswi yang diketahui sebagai adik kelasnya.

Itu menjadi topik hangat untuk hari ini.

Sedikit berlebihan memang, tapi bukankah itu wajar? Mengingat jika Galen terkenal dengan sifat cuek dan kasar yang dimilikinya.

Galen tidak memperdulikan ucapan Aiden, ia lebih memilih untuk membaca buku miliknya.

"Gue yakin sih pasti ceweknya nggak bakal betah sama sifatnya Galen, ya nggak bro?" Aiden merangkul pundak Austen yang sedang berdiri disampingnya.

"Haha, iya sih menurut gue, lo kan kaku banget Len." Austen menanggapi ucapan Aiden dengan sedikit tertawa.

"Lo berdua bisa diem nggak?" Galen menutup buku yang dibacanya.

"Kasih tau dulu dong, siapa cewek yang lo bonceng itu?" Tanya Aiden.

"Gak usah kepo!"

"Yaelahh, gitu banget lo sama temen." Galen hanya menatap Aiden dengan pandangan malas.

"Gue sumpahin cewek lo nanti bakal klepek-klepek sama gue, biar mampus lo."

Galen yang mendengar itu langsung menatap Aiden dengan tajam, sedangkan Aiden yang melihat itu hanya bisa memamerkan gigi-gigi putihnya. "Ehehe, bercanda bos."

"Udah deh, mending kita balik ke bangku masing-masing gurunya udah dateng." Austen menepuk pundak Aiden lalu segera kembali ke bangku miliknya.

Di jam pelajaran Galen terus saja menghela nafas panjang, kenapa bel istirahat rasanya sangat lama untuk berbunyi? Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Zea-nya, cintanya, dunianya.

ARGHH, SEPERTINYA GALEN BENAR-BENAR SUDAH GILA!

*****

Bel istirahat baru saja berbunyi, Galen dengan langkah lebarnya sedang bejalan menuju kelas Zea. Entah kenapa dirinya merasa begitu senang hanya karena akan bertemu dengan gadis itu.

Galen menghentikan langkahnya di depan pintu kelas Zea, ia melihat kedalam kelas berniat mencari bangku milik gadis itu. Didalam kelas hanya ada beberapa murid perempuan dan laki-laki yang sedang mengobrol santai.

Ujung bibir Galen sedikit terangkat saat objek yang dicarinya kini sedang duduk manis dengan ponsel ditangannya dan mulut yang sedang mengemut permen lolipop. Dimata Galen itu terlihat sangat menggemaskan.

Dengan perlahan Galen melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas, berniat untuk menghampiri Zea. Beberapa murid perempuan yang melihat kedatangan Galen langsung terpekik ringan, mereka menatap Galen dengan pandangan memuja.

Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk menghampiri Galen, "Hai kak! Kenalin nama aku Rere, boleh minta nomor wa-nya nggak?"

Galen menatap siswi itu dengan datar, ia berniat melangkahkan kakinya menuju bangku pojok yang ditempati oleh Zea, namun siswi yang bernama Rere itu mencekal pergelangan tangannya.

"Kak, gimana kalau nanti kita jalan berdua? Ke mall atau cafe gitu, mau ya?" Rere menampilkan raut wajah memohonnya.

Galen menepis kasar tangan gadis itu, ia tidak suka disentuh sembarangan oleh orang yang tidak dia kenal.

"Minggir, jangan ganggu gue!" Galen menatap Rere tajam.

Melihat itu membuat nyali Rere langsung menciut, ia dengan perlahan menyingkir dari hadapan pemuda itu. Namun yang Galen lakukan setelahnya membuat kedua tangan Rere terkepal erat, wajahnya memerah antara malu dan marah.

Galen tersenyum lembut kepada Zea yang kini tengah menatapnya.

Plop!

Zea mengeluarkan permen lolipop berbentuk hati itu dari mulutnya.

"Kamu mau jalan berdua sama dia?" Zea melirik Rere yang sedang menatapnya dengan pandangan marah, huhu..sepertinya Zea sekarang akan jadi sasaran bully dari Rere dan antek-anteknya.

Memang, dikelas ini Rere dan kedua temannya lah yang paling suka untuk menindas orang yang berada dibawah mereka. Entah itu perempuan atau laki-laki.

Biasanya korban dari Rere ini akan dibully habis-habisan sampai mereka takut untuk pergi sekolah lagi.

Kemarin, ada siswa cupu yang bernama Doni, ia tidak sengaja menumpahkan air minumnya di tas sekolah Rere, ya sebenarnya bukan sepenuhnya salah Doni karena Doni yang saat itu ingin kembali ke bangkunya malah dijegal oleh Rere, alhasil Doni jatuh dan tidak sengaja menumpahkan air minumnya di tas ransel Rere.

Marah karena tas ranselnya yang basah, Rere membully Doni habis-habisan dan mempermalukannya didepan kelas. Hingga saat ini Doni tidak berani untuk datang ke sekolah.

Memikirkan tentang dirinya yang akan dibully oleh Rere membuat bibir Zea melengkung kebawah. Huhu... bagaimana ini?

Galen yang melihat raut sedih dan tertekan Zea berpikir jika gadis itu tengah cemburu, senyum Galen semakin lebar saat memikirkan itu. Rasanya ada beribu kupu-kupu yang menggelitik perutnya.

Berdehem untuk menutupi rasa senangnya, Galen kembali menormalkan ekspresi wajahnya.

"Aku nggak mungkin jalan sama orang yang nggak aku kenal, sayang." Galen menggenggam tangan mungil Zea.

"O-eh?" Orang lain yang berada didalam kelas pun juga sama terkejutnya dengan Zea. Mereka jadi bertanya-tanya, apakah Galen mempunyai hubungan yang spesial dengan Zea?

"Hm, kamu nggak perlu cemburu gitu."

"A-apa, aku...aku nggak cemburu!" Zea menatap Galen dengan mata melotot lucu.

Galen terkekeh kecil, "Ngaku aja, sayang."

Zea mendengus, lalu mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. "Terserah."

*****

20, April 2023
See you.

Tunangan Antagonis Novel Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu