32

9.8K 515 20
                                    

Warning! Adegan 1821+

Yang masih piyik bisa di skip, kalau nggak mau ya nggak papa. Soalnya aku juga masih piyik (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Tandai typo, jangan lupa vote dan komen.

Enjoy!

HAPPY READING

*****

“Gimana sama racunnya?” Tanya Delion kepada Reina yang berada di pangkuannya. Delion sudah sembuh, dan sekarang dirinya sedang berada di hotel bersama dengan Reina.

Delion dan Reina baru saja melakukan kegiatan panas. Mereka belum memakai baju, bahkan sekarang ini kejantanan milik Delion masih berada di lubang vagina Reina.

Reina memeluk tubuh telanjang Delion, “Nggak tau,” Ucapnya dengan acuh. Ia sedikit kesal karena di saat-saat seperti ini Delion malah menanyakan soal racun.

Mendengar jawaban Reina membuat alis Delion menukik tajam, “Jawab yang bener, Reina.” Ucap Delion dengan sedikit menghentakkan miliknya pada vagina Reina.

Reina sedikit melenguh ketika kejantanan milik Delion menghentak keras di dalamnya, “Zea belum sekolah jadi aku belum pakai obatnya, udah keluarin itunya..” Reina sedikit merengek.

Mendengar rengekan Reina membuat gairah Delion berada di puncak. Bukannya mengeluarkan miliknya, Delion malah menggerakkan kejantanannya dengan cepat dan dalam. Pemuda itu mengukung tubuh telanjang Reina.

Reina tidak bisa menahan suaranya, gadis itu mendesah dengan keras di bawah kungkungan Delion. “Berhenti, aahh- punyaku, ugh masih sakit..”

Delion tak menghiraukan ucapan Reina, dia terus menghentakkan miliknya dalam vagina gadis itu. “Panggil namaku, Reina.” Titahnya.

“Aahh, Arthur.. udah, aku lelah..” Dengan susah payah Reina berbicara. Dirinya merasa sangat lelah, bagian bawahnya sedikit ngilu dan perih.

Delion semakin menghentak kuat miliknya guna mengejar kenikmatan, miliknya terasa di jepit oleh dinding-dinding vagina Reina. Kejantanannya kian membesar hingga kemudian cairan putih kentalnya ia keluarkan di dalam.

Plak!

Ughh..

“Lacur, sialan.” Ucap Delion setelah menampar payudara Reina hingga menimbulkan bekas kemerahan. Ia kemudian melepaskan penyatuan mereka lalu tidur sembari memeluk tubuh telanjang Reina.

*****

Hari ini Zea kembali bersekolah setelah sekian lama berada di rumah sakit. Ia berangkat bersama dengan Galen, kali ini menggunakan mobil.

Dan hari ini Kael sudah mulai bersekolah dengannya, lebih tepatnya menjaga Zea. Pemuda itu sebenarnya sudah lulus kuliah, namun harus kembali ke SMA untuk menjaga dirinya, Zea jadi merasa sedikit tidak enak.

Setelah aktivitas belajar mengajar selesai, kini waktunya murid-murid untuk beristirahat. Zea bersama Evelyn sedang berjalan menuju kantin, dengan Kael yang mengikuti di belakang.

Sesampainya di kantin, mereka langsung duduk di meja yang sama dengan Galen dan kedua temannya, Kael juga mengikuti.

Aiden menawarkan diri untuk memesan, yang lainnya hanya mengiyakan. Diam-diam Reina menghampiri Aiden yang sedang membawa pesanan mereka.

“Cepet, Re!” Ucap Aiden mendesak kekita melihat Reina kesusahan membuka botol obat yang berisikan racun berbentuk sebuah kapsul yang nantinya akan di taruh di minuman milik Zea.

Reina menatap Aiden dengan kesal, “Iya, sebentar. ini bukanya susah lo pikir gampang?” Ucapnya sembari mengambil satu butir kapsul dari dalam botolnya.

“Nanti keburu ada yang lihat, lo bisa kerja cepat gak sih? Cepetan Rere!” Suasana kantin yang ramai membuat Aiden cukup was-was jika sampai ketahuan. Namun sepertinya tidak ada yang memperhatikan mereka karena semuanya sedang sibuk dengan dunianya masing-masing.

Reina memasukkan satu butir kapsul pada minuman Zea, kemudian ia aduk menggunakan sendok yang di sediakan hingga tercampur rata. Racun itu tidak memiliki warna dan bau, jadi tidak akan ada yang sadar jika minuman Zea telah di racuni.

Reina kemudian kembali ke tempatnya, begitu juga dengan Aiden. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang terus mengawasi pergerakan mereka.

Aiden kembali ke mejanya dengan membawa pesanan mereka. Mereka mulai makan tanpa rasa curiga sedikitpun. Sesekali mengobrol santai dan tertawa bersama.

Zea menyudahi acara makannya ketika sudah merasa kenyang, ia kemudian meminum orange juice miliknya hingga sisa setengah.

Yang lainnya juga sudah selesai makan, mereka masih berada di kantin untuk mengobrol santai sebelum bel masuk berbunyi. Di tengah-tengah tawanya, Zea memegangi dadanya yang tiba-tiba saja terasa sakit.

Rasa sakit itu terasa samar kemudian hilang begitu saja. Zea tidak begitu memperdulikannya dan lanjut bercerita bersama yang lainnya.

Bel masuk berbunyi dengan begitu nyaring, murid-murid kembali ke kelas mereka untuk melanjutkan aktivitas belajar. Begitu juga dengan Zea dan yang lainnya.

Ketika sedang mendengar penjelasan dari guru yang mengajar, dada Zea kembali terasa sakit. Rasa nyeri yang samar seperti di gigit serangga. Zea memegang dadanya, merasakan jika jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Rasa sakit itu kemudian hilang begitu saja.

Reina yang diam-diam mengamati menyeringai saat melihat Zea yang bengtingkah sedikit gelisah. Ia kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan dan mendengarkan penjelasan dari guru yang sedang mengajar.

*****

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, Zea segera keluar kelas untuk pulang bersama Galen. Tubuhnya sangat lelah dan kepalanya juga sedikit terasa pusing.

Zea mencoba untuk bersikap biasa saja, ia tidak mau membuat Galen khawatir. Lagipula dirinya pasti hanya kelelahan dan membutuhkan tidur yang cukup.

Sesampainya di mansion, Zea langsung menuju kamarnya untuk segera beristirahat. Galen sudah ia suruh pulang saja karena ia ingin langsung tidur setelah ini.

Zea masuk ke dalam kamar dengan wajah lelahnya, ia menaruh tas ranselnya di atas sofa lalu mulai melepaskan sepatu dan atribut sekolah lainnya.

Zea ingin mandi sebentar untuk menyegarkan badannya, namun ia sudah benar-benar merasa lelah. Jadi dirinya langsung berbaring di atas kasur tanpa melepas seragam sekolahnya.

Dadanya terasa nyeri, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Lalu kepalanya juga terasa pusing. Zea kemudian menutup matanya.

Mati :v

*****

Berchandyaa~

Zea mah kebal sama yang namanya racun, tenang aja nggak bakal mati kok (⁠^⁠∇⁠^⁠)⁠ノ

Silahkan hujat Delion bersama antek-anteknya disini (⁠๑⁠¯⁠◡⁠¯⁠๑⁠)➝

Aku begadang buat nyelesain ini, dan sekarang aku mau bobo dulu yaa, bye!

31, Desember 2023
See you.

Tunangan Antagonis Novel Where stories live. Discover now