12

40.8K 2.2K 71
                                    

GIVE LOVE TO ZEA ganti judul ya, jadi Tunangan Antagonis Novel. Karena setelah aku baca judul dan isinya nggak sesuai.

Maklum aja, aku buat cerita ini asal-asalan.

Tandai typo.

Enjoy!

HAPPY READING

*****

Sore ini, Galen beserta anggota geng motornya datang ke sebuah jalanan sepi didekat hutan. Tujuannya untuk menyelesaikan urusan mereka dengan geng serigala hitam.

Tak lama kemudian, terdengar suara deru motor yang saling beradu. Menandakan bahwa yang mereka tunggu kini sudah datang.

"Cih, gue kira kalian nggak bakalan dateng karena takut." Aurin Vernanda, leader dari geng serigala hitam itu berdecih dengan tatapan yang menyorot tajam kearah Galen.

"Sorry aja, kita bukan pecundang kayak lo." Aiden menatap remeh kepada Aurin.

Merasa diremehkan, Aurin segera menyuruh anggotanya untuk menyerang Galen beserta anggota silent boom. Aurin sendiri sekarang sedang bertarung dengan Galen.

Suara pukulan dan teriakan saling beradu, Galen tidak segan untuk memukul Aurin yang jelas-jelas adalah seorang gadis. Baginya, musuh tetaplah musuh, entah itu lelaki atau perempuan.

Jangan salah, walaupun Aurin seorang gadis, namun ia bisa dengan mudah bertarung dengan lelaki karena ia memang sudah diajarkan beladiri sedari kecil.

Aurin menendang perut Galen mengakibatkan pemuda itu mundur tiga langkah lalu terjatuh diatas aspal, "Hah, lo harus mati Galen."

Aurin mengeluarkan sebuah belati dari dalam saku celananya, "Nyawa dibalas dengan nyawa."

Aurin bergerak untuk menusuk perut Galen, namun sebelum itu terjadi, Galen tiba-tiba menendang tangannya kuat hingga belati yang sempat ia pegang kini terjatuh.

"Apa-apaan!" Aurin berteriak marah lalu menatap Galen dengan tatapan tajam.

Galen berdiri dari jatuhnya lalu menyeringai kejam, "Ck, lo itu bukan tandingan gue Aurin."

"Bajingan!" Aurin mengambil belatinya yang terjatuh lalu berlari kearah Galen untuk kembali menyerangnya.

Galen menghindar lalu dengan cepat menubruk kemudian memiting batang leher Aurin menggunakan lengannya.

Aurin menjatuhkan belatinya lalu mencengkram lengan Galen kuat saat merasakan jika ia kesusahan untuk mengambil nafas.

"Le-lepash, sesak..."

Galen menyeringai dengan tatapan remeh, "Menyerah, huh?"

"Lepashh sia-lan."

Galen kemudian mendorong Aurin hingga terjatuh di tanah.

"Bubar! Ketua kalian udah kalah." Sontak semuanya langsung menghentikan pertarungan.

Salah satu anggota serigala hitam berjalan untuk membantu Aurin.

"Lihat aja, lain kali lo bakal habis sama gue, Galen."

*****

Zea sekarang sedang berguling-guling di kasur queen sizenya. Demi apapun, ia sangat bosan sekarang ini!

Orang tuanya tidak memperbolehkan Zea keluar dari kamar satu langkah pun. Huh, sangat menyebalkan.

Ting!

Ting!

Ting!

Zea mengambil ponselnya yang ia simpan diatas nakas ketika mendengar bunyi notifikasi. Membuka aplikasi WhatsApp, Zea melihat tiga pesan baru dari satu nomor yang Zeanna sematkan.

Boyfriend<3

Marahnya udahan ya?
Aku kangen.
Besok ketemuan di Garden cafe, aku tunggu jam tujuh malam.

Kening Zea mengkerut samar saat membaca pesan tersebut. Sebenarnya ini nomor milik siapa?!

Tiba-tiba Zea merasakan jika kepalanya seperti ditusuk dengan ribuan jarum, ia menjatuhkan ponselnya diatas kasur lalu mencengkram kepalanya sendiri.

"Ugh, kepalaku sakit."

Hidung Zea mengeluarkan darah, rasa sakit itu kian bertambah hingga membuat Zea berfikir untuk mati saja daripada merasakan sakit yang amat ini.

Pintu kamar Zea dibuka, menampilkan Galen yang berdiri terkejut dengan keadaan Zea sekarang ini.

Zea menatap Galen dengan air mata yang hampir keluar, "Galen, sakit.." Demi apapun, Zea merasa jika kepalanya akan hancur sekarang ini. Apalagi dengan darah yang terus keluar dari hidungnya, Zea menjadi takut.

Galen menghampiri Zea dengan tergesa, ia mendudukkan dirinya di pinggiran kasur milik gadis itu.

"Zea, sayang? Kamu kenapa?" Galen menatap Zea dengan khawatir, ia membuka laci nakas Zea lalu mengambil beberapa lembar tisu untuk membersihkan darah yang keluar dari hidung gadis itu.

Setelah urusannya dengan geng serigala hitam selesai, Galen pergi ke rumah Zea karena ingin menjenguk gadis itu yang sedang sakit sebelumnya, namun ia malah dikejutkan dengan keadaan Zea yang memprihatinkan.

"Sakit, Galen.."

"Tahan ya, kita ke rumah sakit sekarang." Galen menggendong Zea ala bridal style, ia kemudian keluar dari kamar gadis itu.

Saat melewati ruang tamu, Galen berpapasan dengan pak Adi, supir pribadi Zea. Galen kemudian menyuruh pak Adi untuk menyiapkan mobil mereka.

Awalnya, pak Adi terkejut dengan keadaan anak majikannya itu. Namun ia tidak berani bertanya karena tatapan Galen yang benar-benar menakutkan.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Galen tidak berhenti menyeka hidung Zea yang terus mengeluarkan darah. Sedangkan gadis itu sudah menangis karena sakit di kepalanya.

"Sakit.." Lirih Zea ketika hampir kehilangan kesadarannya.

"Jangan tutup mata, Zea!" Mata Zea kembali terbuka ketika mendengar bentakan keras dari Galen, ia kaget dan sedikit merasa takut.

"Lihat aku, jangan tutup mata!" Galen menangkup wajah Zea yang sangat pas ditangannya.

Zea ingin terus membuka mata, namun rasa sakit di kepalanya kian bertambah hingga membuat ia kehilangan kesadaran.

Galen yang melihat Zea pingsan menjadi semakin panik, ia menepuk pelan pipi Zea, "Sayang, bangun...aku bilang bangun!"

"Sialan, Lo bisa bawa mobil nggak!?" Galen berteriak marah.

Tubuh pak Adi bergetar pelan, ia kemudian menambah kecepatan mobilnya.

"Ma-maaf den, saya sudah ngebut ini." Ucap pak Adi dengan takut-takut.

*****

Hayoo, ada yang bisa nebak nggak Zea kenapa?

Chapter ini lumayan pendek, baca ulang 10 kali biar panjang.

Jangan lupa tekan vote ya! Comment juga yang buanyaak^^

9, Juni 2023
See you.

Tunangan Antagonis Novel Where stories live. Discover now