35

8.8K 352 16
                                    

Halo, guys!

Maaf banget ya baru bisa update.

Aku tuh sebenarnya juga pengen kayak author lain yang setiap hari bisa update, buat jadwal update, juga biasanya sehari triple up.

Tapi apalah daya, maafkan author yang pemalas ini kawan.

♡(⁠´⁠-⁠﹏⁠-⁠'⁠;⁠)

HAPPY READING

*****

Zea memasang wajah masam saat di lehernya terdapat beberapa bercak merah keunguan. Dan itu semua karena ulah Galen! Awas saja, akan ia beri pelajaran nanti!

Sedangkan yang bersangkutan kini tengah tersenyum puas melihat maha karyanya, itu terlihat sangat cocok dengan leher Zea yang putih mulus. Ia akan membuat lebih banyak lagi untuk lain kali.

"Pulang sana! Udah malem banget nih, emang kamu mau nginep?" Zea menatap Galen dengan penuh permusuhan.

Satu alis milik Galen terangkat, merasa lucu dengan wajah kesal yang ditampilkan oleh gadisnya. "Emang boleh nginep? Kalau boleh aku tidur disini aja, nemenin kamu." Ucap Galen dengan senyum yang sangat menyebalkan bagi Zea.

"Galen.. daddy sama mommy bentar lagi pulang." Zea memasang wajah melas, "Nanti kalau tau kamu ada disini gimana? Buruan pulang ish!"

Galen memasang wajah seolah-olah sedang berpikir, kemudian kembali tersenyum menyebalkan. "Ya nggak papa dong, kan kita udah tunangan."

Zea kesal, apa-apaan senyum yang Galen tampilkan itu? Seolah-olah sedang mengejek dirinya. Ia kemudian menjawab dengan kesal, "Baru tunangan kan? Belum nikah juga."

"Oh, jadi kamu sekarang ini lagi ngode biar cepet di nikahin? Sabar, sayang. Nanti kalau udah lulus pasti aku nikahin kok. Tenang aja, yaa."

Zea di buat cengo di tempatnya, jawaban Galen benar-benar tidak terduga hingga membuat kekesalannya berada di pucuk kepala. Dengan kesal dirinya menarik rambut Galen yang sedang duduk di tempat tidurnya dengan kuat.

"Kamu, kenapa ngeselin banget sih? Kenapa, huh? Habis kepentok dimana? Kamu mabuk, ya? Kemana sifat cuek kamu itu? Kenapa jadi ngeselin?!!"

Galen meringis hingga berteriak kesakitan saat merasa rambutnya akan lepas dari kulit kepala, "Aduh! Zea lepas, maaf deh maaf!"

Zea melepaskan jambakannya dari rambut Galen dengan nafas memburu dan wajah yang sudah memerah bak kepiting rebus. Melihat Zea yang seperti itu membuat Galen merasa kasihan sekaligus gemas dengan wajah gadis itu.

Galen berniat mengusap kepalanya namun segera di tepis oleh tangan Zea, dirinya sedang ngambek. "Mukanya jangan cemberut gitu, iya nih aku pulang, kiss nya mana?" Galen mencondongkan tubuhnya pada Zea.

Zea menampar kecil pipi Galen, "Nggak ada kiss, buruan pulang sana! Kalau mau kiss beli aja di minimarket."

Mengerling nakal, Galen kemudian menjawab. "Oh, yaudah deh nanti aku minta kiss aja ke mbak-mbak kasirnya." Ucapnya sembari berjalan ke luar.

Zea melotot kaget mendengar ucapan Galen, dengan cepat dirinya menghentikan langkah Galen yang akan keluar dari kamarnya, kemudian...

Cup!

Satu ciuman dari Zea mendarat dengan mulus di ujung bibir Galen, pemuda itu sempat terkejut untuk sementara waktu namun segera tersadar kemudian mengukir senyum puas di bibirnya.

Tunangan Antagonis Novel Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ