15

35.3K 1.7K 16
                                    

Halo, Lily comeback dengan chapter baru!

Jangan lupa vote dan comment yaa, manteman🧡

HAPPY READING

*****

"Zea, istirahat dikamar ya, Mommy dan Daddy masih ada pekerjaan diluar." Arista mengusap lembut kepala putrinya.

Zea mengangguk mengerti, lalu segera naik keatas untuk beristirahat di kamarnya. Ia baru saja sampai di mansion, sekarang ini jam menunjukkan pukul 13:18 WIB.

Saat sampai dikamar, Zea langsung naik keatas kasur untuk segera mengoceh ria dengan guling kesayangannya.

"Orang tuanya Zea kok gitu ya? Anaknya sakit bukannya ditemenin malah sibuk kerja."

"Harusnya kan mereka temenin Zea yang lagi di rumah sakit."

"Bolos kerja sehari atau dua hari nggak bakal bikin mereka bangkrut kan?" Zea terus saja mengomel dengan wajah julidnya.

"Masa mereka ke rumah sakit cuma sekali, itupun pas dikabari sama Galen, habis itu nggak pernah jenguk Zea lagi."

"Cuma Galen yang jagain aku waktu di rumah sakit." Sewaktu Zea koma, ia sempat mendengar suara Galen di alam bawah sadarnya.

Sebelum terseret dalam dunia yang serba putih itu, Zea sempat berada di suatu tempat yang...tidak bisa dijelaskan. Tempat itu sering kali berubah-ubah, kadang menjadi ini lalu tiba-tiba saja berubah menjadi itu.

Yang jelas saat Zea berada di tempat itu, ia mendengar suara Galen, ia mendengar suara lelaki itu yang sedang mengajaknya berbicara.

"Galen.." Gumam Zea dengan lirih.

"Aku suka sama Galen!!" Lanjutnya dengan sedikit berteriak.

Zea termenung, ia sedang mencoba mengetahui apakah ia benar-benar menyukai Galen atau tidak.

Saat memikirkan perlakuan-perlakuan kecil yang diterimanya dari Galen, ia merasa.. jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia juga merasa ingin terus tersenyum sepanjang waktu.

Apakah ini benar-benar nyata? Ia menyukai Galen? Menyukai atau mencintai? Entahlah yang jelas Zea sekarang sedang bahagia, seperti ada beribu kupu-kupu yang menggelitik perutnya.

Zea memeluk guling nya dengan erat lalu kembali berteriak, "Aaa, aku suka Galen! Aku suka Galen.."

Zea berhenti berteriak, ia kemudian menghela nafas panjang, "Huft..jangan gila dulu Zea."

"Oke, mari kita ubah rencananya!" Zea berdiri, ia kemudian mencari buku diary milik Zeanna.

Saat sudah menemukan bukunya, Zea kemudian duduk sembari mengambil bolpoin yang berada di laci meja belajar.

Membuka buku diary nya, Zea melihat tiga poin penting yang ditulisnya beberapa jam setelah ia memasuki dunia ini.

1. Hindari tokoh novel.
2. Mencoba untuk menghindari pertunangan dengan antagonis pria.
3. Pokoknya menjauh dari para tokoh!!!

Zea mencoret semuanya, ia kemudian kembali menulis rencananya yang baru.

1. Berteman dengan para tokoh novel.
2. Hidup bahagia bersama Galen.
3. Buat semua tokoh hidup bahagia!

Zea tersenyum saat membaca rencana nomor 2 miliknya, memikirkan tentang dia yang hidup bahagia bersama Galen dan anak-anak mereka membuat jantungnya kembali berdetak kencang.

Zea melunturkan senyumnya saat mengingat suatu hal, ia dengan cepat mencari handphone nya untuk memastikan sesuatu.

Zea mengambil handphone nya yang berada diatas nakas, ia kemudian membuka aplikasi WhatsApp.

Boyfriend<3

Kenapa nggak dateng? Aku nungguin kamu sampe dua jam loh.
Kamu masih marah tentang kejadian itu? Aku bisa jelasin semuanya.

Zea berfikir sejenak, apakah ia harus menemui orang ini?

Setelah hampir satu menit Zea berpikir, ia memutuskan untuk menemui saja orang ini. Selain karena penasaran, ia juga ingin mencari tahu tentang sesuatu hal.

Maaf, kemarin aku nggak dateng karena sakit.
Gimana kalau besok jam tiga sore, di Garden cafe.

Zea meletakkan kembali ponselnya ketika sudah selesai mengirim pesan. Ia kemudian kembali menuju kasur untuk tidur siang.

*****

"Haha, jahat..mereka jahat!!" Seorang pemuda sedang mengamuk di dalam kamar, ia menghancurkan apa saja yang berada di hadapannya.

Bruk!!

Ctar!!

Prank!!!

"Arghhh!!! Dia, dia yang udah bunuh bunda!"

"Dia harus mati!!"

Pemuda itu berteriak seperti orang kesetanan, menghancurkan apa saja yang bisa ia gapai.

Pemuda itu berhenti mengamuk, ia memandang foto seorang wanita dewasa yang sedang tersenyum manis. "Hiks.. bunda, aku bakal bunuh dia Bun, aku bakal bunuh lelaki brengsek itu."

"Orang yang udah bunuh bunda, nggak boleh hidup tenang."

Ceklek...

Pemuda itu melirik seseorang yang memasuki kamarnya, ia kemudian mengambil pecahan vas keramik lalu dilemparkannya ke arah seseorang tersebut.

Seseorang itu berhasil menghindar, ia kemudian tertawa remeh.

"Lo harus sabar untuk bisa dapetin apa yang lo mau dek."

"Seenggaknya kita harus bisa dapetin hartanya dulu sebelum dia mati."

Pemuda itu menggeleng saat mendengar ucapan kakaknya, "Gue nggak butuh duit mereka, bang. Gue cuma mau mereka mati secepatnya!"

"Mungkin lo nggak butuh, tapi gue butuh harta mereka." Ucap seseorang itu sebelum kembali keluar dari kamar adiknya.

"Arghh!! Brengsek, gue benci kalian semua!"

Pemuda itu kembali mengamuk, menghancurkan barang-barang berharga miliknya.

*****

Segini dulu, okay?

26, Juni 2023
See you.

Tunangan Antagonis Novel Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin