29

12K 858 22
                                    

Wait, aku mau nanya.

Kenapa kalian suka banget sih jadi silent readers? Padahal buat vote sama komen ceritaku itu nggak butuh tenaga banyak.

Kalian bisa nggak sih hargain penulisnya? Disini aku juga sebisa mungkin luangin waktu buat kalian.

Apa, mau bilang aku update nya lama? Itu juga karena kalian, dengan kalian yang silent readers aku jadi mikir Apa ceritaku se nggak menarik itu sampai nggak di vote sama kalian?

Bayangin aja, selama 2 hari views chapter sebelumnya itu sampai 1,4k tapi yang vote cuma 200an. Yang lainnya kemana, hello?

Kalian pernah mikir nggak sih, dengan kalian yang silent readers itu bikin mood aku jadi buruk dan males buat update.

Okay, omelan di atas itu cuma buat yang silent readers ya. Yang udah vote sama komen ceritaku, sayang kalian banyak-banyak pokoknya (⁠´⁠ ⁠.⁠ ⁠.̫⁠ ⁠.⁠ ⁠'⁠)♡

Chapter ini buat kalian, muachh!!!

Yang masih suka jadi silent reads nggak di ajak!

HAPPY READING

*****

Airport, 07:12.

Shaka dan Arista turun dari pesawat yang mereka tumpangi, penampilan mereka yang cukup mencolok dengan barang-barang branded yang mereka kenakan membuat pasangan suami istri tersebut menjadi pusat perhatian. Apalagi dengan beberapa bodyguard yang mengawal mereka.

Mereka butuh waktu enam jam untuk sampai disini, satu jam dari Hotel menuju bandara, kemudian lima jam perjalanan menggunakan pesawat. Dan mereka sekarang butuh kurang lebih dua jam untuk sampai di rumah sakit tempat Zea di rawat.

Walaupun terlihat sangat tenang, namun sebenarnya pasangan suami istri tersebut merasa sangat gelisah. Mereka ingin cepat-cepat melihat keadaan putri yang sangat mereka sayangi.

Untuk kedepannya, mereka akan menempatkan beberapa bodyguard terlatih untuk menjaga Zea dari kejauhan agar kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi.

Untuk kali ini saja Zea di culik, untuk kedepannya jangan sampai. Mereka sangat menyayangi Zea, Zea adalah putri mereka satu-satunya. Mereka tidak akan membiarkan Zea terluka.

Shaka dan Arista memasuki sebuah mobil hitam yang akan mengantarkan mereka ke rumah sakit tempat Zea di rawat. Tentu saja dengan tiga mobil lainnya yang mengawal mereka.

Mereka orang yang cukup berpengaruh, musuh mereka berada dimana-mana. Jadi, akan selalu ada bodyguard yang mengawal mereka. Namun mereka malah tidak memberikan satu bodyguard pun kepada Zea.

Mereka lalai terhadap Zea, dan mereka sadar akan hal itu. Jadi mulai sekarang, mereka akan jauh lebih memperhatikan Zea.

*****

General Hospital, 09:24.

Kaki Zea baru saja di periksa oleh dokter. Dan sekarang gadis itu tengah melihat kartun favoritnya di handphone milik Galen. Sedangkan pemuda itu tengah menyuapinya dengan buah-buahan yang sudah di kupas dan dipotong kecil.

Zea tertawa kecil saat melihat Masha yang bertingkah lucu, ia kemudian membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Galen.

“Aku nggak mau melon, rasanya hambar.” Ucap Zea saat Galen akan menyuapinya dengan buah melon, “Mau strawberry aja.” Galen kemudian menyuapinya dengan buah strawberry.

Tunangan Antagonis Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang