25

17K 943 15
                                    

Hallo, readers ku yang tercintaaaa~

Kalian apa kabar hari ini? Semoga selalu sehat dan bahagia yaa! (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

HAPPY READING

*****

Kaki Zea sangat pegal, ia sudah berjalan sangat jauh dan lama. Mungkin sudah satu jam lamanya dirinya terus berjalan dengan menyeret kaki kanannya.

Zea terus berjalan hingga tiba-tiba hujan gerimis mulai turun, tidak ada tempat berteduh disini. Zea melirik ke sembarang arah hingga matanya terkunci pada sebuah pohon tua yang sangat besar dengan batang dan daun lebat, ia akan berteduh disini sebentar sampai hujannya mereda.

Zea duduk dibawah dengan punggunya yang ia senderkan pada batang pohon. Ia memeluk Milo erat dengan mata terpejam saat mendengar suara petir. Dirinya takut pada kilat petir.

Zea mulai menggigil kedinginan, kalian masih ingat kan jika Zea ini tidak bisa terkena suhu dingin terlalu lama. Ia kembali membuka matanya, disini sangat gelap karena tidak ada pencahayaan apapun dan malam sudah semakin larut.

Sebenarnya sedari tadi jantung Zea sudah berdetak dengan kencang, selain takut petir dirinya juga takut pada gelap. Bukan, ia tidak takut pada gelap tetapi takut pada sesuatu yang berada dalam kegelapan.

Zea mulai berdiri saat menyadari jika hujannya sudah tak lagi turun. Ia sedikit membersihkan celananya yang terkena tanah, walaupun tidak bersih sempurna, setidaknya ini jauh lebih baik.

Zea kembali berjalan, tak lupa dengan Milo yang duduk anteng di gendongannya. Zea melirik kebawah, kemudian tersenyum saat melihat Milo yang sedang menatapnya polos dengan mata bulatnya itu.

Samar-samar Zea mendengar deru motor yang saling beradu, dirinya tanpa sadar segera berjalan cepat menuju jalanan aspal di depan sana untuk meminta bantuan.

*****

Galen sekarang ini sedang berada di markas utama geng silent boom yang berada di pinggiran kota bersama dengan Austen, Alex dan David.

Markas mereka disulap menjadi sebuah bengkel agar dapat mengecoh musuh. Bangunan tiga lantai dengan lantai dasar dijadikan bengkel, lantai dua dijadikan tempat berkumpul dan dapur lalu lantai tiga berisi beberapa kamar untuk anggota yang ingin menginap atau beristirahat.

Markas mereka juga memiliki ruangan bawah tanah yang dijadikan tempat penyiksaan bagi tikus tikus kecil. Tak lupa disana juga disediakan berbagai macam senjata seperti cambuk berduri, pistol, belati dan masih bayak lagi.

David sekarang sedang berada di salah satu ruangan dengan komputer yang menyala. Ia sedang berusaha melacak keberadaan Zea saat ini

Galen duduk di sebuah sofa single sembari berpikir keras, kira-kira dimana orang itu membawa gadisnya? Tiba-tiba terlintas suatu tempat di otaknya, memang kemana lagi orang itu bisa pergi selain berlindung di belakang ketuanya? Galen terkekeh kecil saat memikirkan itu.

Delion, memang sehebat apa dirimu sampai berani menculik kekasih dari Raja iblis? Dia benar-benar sangat bodoh, bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Jika sampai Galen mendapati kekasihnya terluka, maka ia tak segan-segan untuk membawa Delion beserta adiknya yang lemah itu ke dalam neraka dunia.

Galen berdiri dari duduknya, tindakannya yang tiba-tiba itu mampu membuat semua pasang mata yang berada di ruangan itu menatapnya. Galen kemudian berucap, "Kita ke markas utama geng serigala hitam."

Kening Austen mengernyit bingung, kenapa ke markas musuh mereka? Apakah geng serigala hitam membuat masalah dengan silent boom? Kenapa ia tidak tau apapun tentang ini. "Tunggu, kenapa kita harus kesana?" Tanyanya kepada Galen.

"Zea ada disana." Jawab Galen dengan tenang, ekspesinya masih datar.

Austen sedikit terbelak, begitu juga dengan Alex dan David. Apalagi David, ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dirinya yang berada di depan komputer saja belum bisa menemukan titik terang keberadaan Zea, sedangkan Galen? Ia sedari tadi hanya duduk tapi sudah tahu keberadaan Zea? Wahh, daebak!

Mereka langsung berangkat menuju ke markas utama geng serigala hitam yang berada jauh dari area perkotaan. Kali ini Galen memakai mobil hitam dengan Austen yang mengemudi. Sedangkan Alex dan David menggunakan motor mereka masing-masing.

Sudah setengah jam mereka berkendara, sebentar lagi mereka akan sampai di markas utama geng serigala hitam. Keadaan di dalam mobil hening, Austen tiba-tiba menginjak rem saat ada orang yang menjatuhkan diri didepan mobil mereka.

Austen dan Galen turun, Alex dan David juga turun dari motor untuk ikut melihat siapa yang dengan beraninya menghambat perjalanan mereka.

Seorang gadis tengah terduduk dengan kucing putih di gendongannya, kaki kanannya terluka entah terkena apa. Galen tidak bisa melihat wajahnya karena gadis menunduk dalam.

"Hei, lo gapapa?" Tanya Austen pada gadis tersebut.

Gadis itu mendongak saat mendengar suara yang familiar di telinganya, matanya kemudian bertemu dengan mata tajam seorang pemuda yang menatapnya terkejut.

Zea tidak bisa menahan tangisnya lagi saat melihat Galen, segala kecemasan di hatinya lenyap begitu saja saat sudah melihat Galen yang berada di hadapannya, ia selamat.

"Hueeee, Galen.. hiks, uhuhu.."

Galen langsung memeluk Zea erat, sungguh ia sangat khawatir pada gadisnya. Melihat keadaan Zea yang kotor dan berantakan, juga luka di kakinya membuat Galen marah. Ia gagal menjaga gadisnya lagi.

Ia berjanji akan membalas berlipat-lipat ganda pada orang yang sudah berani melukai Zea-nya.

Zea tidak dapat membalas pelukan Galen karena masih ada Milo di pelukannya. Ia hanya mengangis dan menenggelamkan wajahnya pada dada Galen, menangis sejadi-jadinya.

Galen melepas pelukan mereka, ia kemudian menangkup pipi Zea dengan kedua tangannya. "Sayang.. hei, kamu terluka, kita ke rumah sakit ya?"

Masih dengan sesegukan, Zea menganggukkan kepalanya tanda setuju. Kakinya benar-benar sakit, ia sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan.

Galen menggendong Zea masuk ke dalam mobil, ia dan Zea duduk di kursi penumpang sedangkan Austen mengemudi di depan.

Galen mendekap erat tubuh Zea sembari sesekali mencium pucuk kepala gadisnya. Ia sedang memikirkan hukuman apa yang cocok untuk kakak beradik itu?

Sedangkan Zea yang memang sudah sangat lelah tanpa sadar terlelap dalam dekapan hangat Galen yang membuatnya merasa aman dan nyaman.

*****

Udah, otakku udah mampet sampek sini.

Yang penting Zea udah ketemu sama Galen lagi kann (⁠ ⁠'⁠◡⁠‿⁠ゝ⁠◡⁠'⁠)

Kira-kira hukuman apa yang cocok buat kakak beradik itu, readers punya saran nggak?

5, November 2023
See you.

Tunangan Antagonis Novel Where stories live. Discover now