11

43.5K 2.5K 27
                                    

Karena udah tembus 50 vote, nih aku up buat kalian^^

Sebenarnya aku sedih karena vote nya nggak ada setengah dari pembaca. Tapi it's okey gapapa, aku tetap senang karena masih ada yang mau vote ceritaku walaupun sedikit.

Tandai typo.

Enjoy!

HAPPY READING

*****

"Zea! Galen, Zea kenapa?" Arista menghampiri Galen yang menggendong tubuh Zea yang tak sadarkan diri.

Arista langsung menangis saat melihat keadaan Zea. Seragam yang kotor dan basah, rambut yang sudah tak tertata rapi. Sebenarnya apa yang baru saja dialami oleh putrinya itu?

"Arista, kamu tenang dulu. Sebaiknya kita panggil dokter Ricard kesini untuk memeriksa keadaan Zea." Ucap Shaka menenangkan istrinya.

"Galen, bawa Zea ke kamarnya." Lanjutnya kepada Galen.

"Baik om." Galen mengangguk lalu membawa Zea menuju ke kamar gadis itu. Sedangkan Shaka dibawah sedang menelpon dokter kepercayaan mereka, dokter Ricard.

Galen membaringkan tubuh mungil Zea ke kasur dengan pelan dan penuh kehati-hatian. Ia kemudian duduk ditepi kasur sembari menggenggam erat tangan Zea yang lebih kecil dari tangannya.

"Maaf.."

"Maaf belum bisa jagain kamu." Galen bergumam lirih.

"Kamu tenang aja, aku akan cari tau siapa yang udah bikin keadaan kamu jadi kayak gini." Galen mengecup punggung tangan Zea.

"Aku nggak akan kasih mereka ampun karena udah berani nyakitin kamu."

"Siapapun yang udah berani nyentuh kamu akan mati, sayang. Karena kamu cuma milik aku. Nggak ada yang boleh sentuh kamu selain aku, mengerti girl?" Kali ini, tatapan dan nada bicara Galen terasa sangat tajam dan dingin.

*****

"Gimana dok?" Arista bertanya dengan wajah cemas. Beberapa menit yang lalu dokter Ricard datang dan sekarang baru saja selesai memeriksa keadaan Zea.

Dokter Ricard menatap Arista setelah selesai merapikan peralatan nya, "Kondisinya baik-baik saja, mungkin besok nona Zea akan mengalami demam karena ia tadi sempat kehujanan, sedangkan nona Zea sendiri tidak boleh terkena suhu dingin terlalu lama."


"Ini, pastikan nona Zea meminum obatnya tepat waktu." Dokter Ricard memberikan resep obat kepada Arista.

"Baik, terimakasih dok." Arista menerima obat yang diberikan oleh dokter Richard.

"Mari saya antar." Dokter Ricard mengangguk lalu segera keluar dari kamar Zea diikuti oleh Arista.

"Galen, tolong jaga Zea sebentar ya." Ucap Shaka kepada Galen sedangkan pemuda itu hanya mengangguk singkat.

Setelah melihat anggukan dari Galen, Shaka keluar kamar Zea untuk menyusul istrinya.

Galen kemudian menghampiri Zea yang terbaring ditempat tidur dengan mata yang masih setia untuk terpejam.

Mendudukkan dirinya di pinggiran kasur, Galen mendekatkan wajahnya pada wajah Zea hingga bibirnya menyentuh kening gadis itu.

Tunangan Antagonis Novel Where stories live. Discover now