20

24K 1.3K 35
                                    

Hello para readers ku sayang, lama tidak berjumpa yaaa^^

Maafkan Lily yang jarang update, Lily lagi ada di fase-fase 5L.

Lemah, letih, lesu, loyo, lemes.

Bosen hidup, pengen isekai jadi putri kaisar yang baik hati, ramah dan kaya raya.

Atau nggak ya jadi istrinya Jaemin, pacarnya Jisung dan sugar baby nya om Jeno♡

Indahnya halu~

HAPPY READING

*****

Saat bel istirahat berbunyi, Galen pergi ke kelas Zea untuk mengajak gadis itu pergi ke kantin bersama. Namun saat ia sampai, ia tidak menemukan keberadaan Zea didalam kelas.

Saat ia bertanya kepada murid yang masih berada di kelas, mereka menjawab jika Zea meminta izin untuk pergi ke toilet kemudian tidak kembali lagi ke kelas.

Mendengar jawaban seperti itu membuat Galen menjadi gelisah, apakah ada yang berbuat jahat kepada Zea-nya? Jika seperti itu ia tidak akan memberi ampun untuk siapapun yang sudah mencelakai Zea.

Zea miliknya, tidak ada yang boleh membuat Zea terluka selain dirinya. Hanya dia, hanya Galen yang boleh membuat Zea terluka. Kemudian, setelah Zea terluka dan menangis, ia akan memeluknya dan mengobati lukanya. Ia akan menjadi luka dan obat untuk gadisnya.

Jika ada yang berani menyentuh miliknya, Galen tidak segan untuk mematahkan tangan orang itu. Kematian terlalu ringan untuk mereka yang berani menyentuh miliknya.

Galen pergi dari kelas Zea kemudian menuju toilet perempuan untuk mencari gadis itu. Saat Galen sudah akan sampai di toilet perempuan, tiba-tiba muncul Evelyn yang menghadang jalannya.

"Eum, anu.. i-itu.." Evelyn bicara dengan tergagap, saat mata Galen menatapnya tajam ia tidak mampu untuk sekedar melanjutkan kata-katanya.

Melihat Evelyn yang tak kunjung menyelesaikan ucapannya membuat Galen bergerak untuk pergi meninggalkan gadis itu. Namun sebelum itu terjadi, Evelyn tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya.

Galen menyentak tangan Evelyn dengan sedikit kasar, ia tidak suka disentuh oleh sembarangan orang. Hanya Zea yang boleh menyentuh dirinya, tidak ada yang lain.

Menyadari tindakan bodohnya lantas membuat Evelyn meminta maaf kemudian segera melanjutkan ucapannya dengan sedikit gugup.

"Ah, maaf. I-itu, aku mau nanya, Zea ada sama kamu nggak? Biasanya kan kalian istirahat selalu berdua, hehe." Evelyn tertawa dengan canggung.

Galen tidak menjawab, kemudian langsung pergi meninggalkan Evelyn yang terbengong karena melihat tindakannya.

"Loh, kok pergi?" Evelyn menatap kepergian Galen dengan linglung. Setelah tersadar ia kemudian berteriak hingga menyebabkan beberapa murid menatap dirinya dengan pandangan aneh.

"WOI, ZEA DIMANA, ANJING!!"

*****

Galen membuka pintu toilet perempuan, ia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tidak ada siapa-siapa disini.

Zea yang berada di salah satu bilik toilet mendengar ada seseorang diluar, ia kemudian menggedor-gedor pintu sembari berteriak.

"Tolong, aku ke kunci disini, tolong buka pintunya!"

Galen yang mendengar suara Zea kemudian segera menuju bilik toilet yang ditempati oleh gadis itu. "Sayang, kamu ada di dalem?"

Mendengar suara yang dikenalnya membuat perasaan Zea menjadi lega, "Galen? Pintunya ke kunci dari luar, tolong aku."

"Pintunya bakal aku dobrak, kamu munduran dikit ya?"

Zea mengangguk saat mendengar ucapan Galen, ia kemudian mundur dan berdiri di pojokan, "Eum, aku udah nggak deket-deket sama pintunya lagi."

Saat mendengar jawaban Zea, Galen kemudian langsung mendobrak pintu toilet. Sedangkan Zea yang berada didalam menutup mata dan telinganya erat-erat.

Pintunya sedikit susah untuk didobrak, hingga pada dobrakan yang keempat, pintunya mau terbuka.

Zea langsung memeluk tubuh tegap Galen dengan air mata yang mulai keluar membasahi pipi putihnya, Zea kemudian berbicara. "Galen, hiks..takut.."

Galen mengusap punggung Zea yang bergetar, dengan lembut ia berbicara mencoba untuk menenangkan. "Sttss, Babe? Don't worry, I'm here."

Bukannya berhenti, tangisan Zea malah terdengar semakin keras hingga Galen panik dibuatnya. "Kok makin kenceng sih nangisnya?"

"Hueee, hiks.. a-aku laper belum makan, hiks.."

*****

Jadi disinilah mereka sekarang, duduk di kantin dengan berbagai macam makanan lezat di hadapan mereka. Zea sudah menghabiskan satu piring nasi goreng, dan sekarang ia sedang memakan pentol bakar miliknya.

Galen sudah menghabiskan makanannya, dan sekarang ia sedang sibuk memperhatikan Zea. Caranya makan terlihat begitu lucu dimata Galen.

Pipi putihnya yang menggembung penuh makanan, dan disekitar bibirnya terdapat saus kecap. Ahh, kenapa Zea-ku bisa sangat lucu!? Batin Galen berteriak.

Galen bergerak untuk mengusap saus kecap disekitar bibir Zea menggunakan jempolnya. Kemudian dengan santainya ia menjilat sisa saus yang berada di jempol tangannya.

Zea terkejut, dengan refleks ia memukul lengan Galen, "Jorok, ish!"

Galen tidak menanggapi, ia malah mencondongkan tubuhnya ke depan berniat untuk mencium Zea.

"Aaa!" Zea menghindar, kemudian bertanya dengan alis yang menukik tajam, "Mau ngapain?"

"Cium." Jawab Galen dengan santainya. Ia kemudian pindah ke samping Zea dan memeluk pinggang gadis itu dengan posesif.

Zea berusaha untuk melepaskan pelukan Galen dari pinggangnya, "Galen, disini banyak orang."

"Berarti kalau cuma berdua boleh kaya gini?" Tanya Galen, ia kemudian mengecup bibir Zea dengan santainya.

Zea terkejut, pipinya mulai memerah karena malu, "Galen!"

"Cuma kecup bibir, sayang. Kenapa? Mau ciuman?"

*****

Ada yang punya rekomendasi cerita bl nggak? Akhir-akhir ini aku suka banget sama cerita bl (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Yang punya rekomendasi nya komen yaa (⁠ ⁠・⁠ω⁠・⁠)⁠ ☞

Tunggu chapter selanjutnya!

Bye, bye~

26, Agustus 2023
See you.

Tunangan Antagonis Novel Where stories live. Discover now