41

6.7K 282 6
                                    

Rajin vote, rajin komen, rajin update^^

HAPPY READING

*****

Kediaman O'drick, Ruang Kerja Shaka, 15:22.

"Shaka, ada dokumen yang harus kamu Tanda tangani." Arista masuk dalam ruang kerja Shaka sembari membawa dokumen di tangannya.

Shaka mendongak menatap Arista, "Dokumen apa itu?" Tanyanya dengan dahi yang mengkerut samar.

"Itu berkas yang harus kamu Tanda tangani untuk kerja sama kita dengan perusahan LC'Group. Aku sudah membaca keseluruhannya, kamu tinggal Tanda tangan disini." Arista menyerahkan dokumen tersebut kepada Shaka.

Shaka mengangguk, ia mengambil pulpen untuk mendanda tangangi berkas tersebut. Dalam hati Arista ia menjerit kegirangan, sebentar lagi harta milik Shaka akan menjadi miliknya dan Mario!

Tok!

Tok!

Tok!

Pergerakan Shaka terhenti saat mendengar ketukan pintu, ia meletakkan kembali pulpennya di atas meja lantas berseru. "Masuk!"

Arista mengumpat di dalam hati, siapa gerangan yang berani mengganggu keberlangsungan rencananya? Tangan Arista gatal untuk mencakar wajah si pengganggu.

Aiden masuk dengan segelas kopi di tangannya, ia diam-diam menatap wajah Arista dengan sinis. "Aku membawa kopi untuk Tuan Shaka."

"Panggil saya Daddy, Aiden. Saya ayah kamu." Ucap Shaka, ia kemudian menunjuk meja kerjanya dengan dagunya. "Letakkan kopinya disitu, dan terimakasih yaa."

Aiden mengangguk, ia meletakkan gelas kopinya di meja kerja Shaka, namun dengan gerakan yang mulus ia seolah-olah tersandung kakinya sendiri hingga kopi yang di pegangnya tumpah dan membuat berkas yang seharusnya di Tanda tangani oleh Shaka basah karenanya.

Aiden membuat ekspresi terkejut kemudian sedikit meringis karena tangannya terkena kopi yang masih panas, "Ah, maafkan aku! Aku tidak sengaja tersandung tali sepatuku.." Ucap Aiden dengan raut wajah menyesal.

Shaka juga terkajut, ia bangkit dari kursinya kemudian memegang lengan Aiden, "Tanganmu terkena kopi, sebaiknya segera di obati. Ayo ikut Daddy."

Shaka membawa Aiden untuk keluar dari ruang kerjanya. Sebelum benar-benar pergi, ia menoleh sebentar kepada Arista. "Berkasnya rusak. Tolong bawakan yang baru ya, Arista." Kemudian Shaka benar-benar keluar dari ruang kerjanya bersama dengan Aiden.

Arista terdiam dengan ekspresi marah yang tercetak jelas di wajahnya, tangannya terkepal erat hingga kuku nya memutih. "Badebah sialan! Lihat saja pembalasanku, Aiden."

*****

Flashback.

Sore hari ketika Arista baru pulang dari Kantor, ia meletakkan tas nya pada meja ruang tamu kemudian pergi ke dapur untuk membuat minuman dingin.

Aiden keluar dari lift kemudian mendengar bunyi telepon dari ponsel Arista. Aiden memperhatikan sekeliling kemudian memeriksa ponsel wanita itu, Mario yang menelpon. Batin Aiden bertanya-tanya, siapa itu Mario? Aiden memutuskan untuk mengangkat telepon dari Mario.

Tunangan Antagonis Novel Where stories live. Discover now