Chapter 3

555 29 3
                                    

Di sebuah ruangan VVIP di dalam sebuah diskotik mewah yang berada di kota Bandung.

Beberapa pria dewasa yang cukup berumur tengah bersenang-senang, di temani beberapa wanita malam serta minuman keras bermerk, mereka nampak asik menghabiskan malam di bawah kelap-kelip lampu diskotik.

Asap mengepul keluar dari mulut masing-masing pria di tambah dengan bau alkohol yang sangat menyengat, selain itu tangan mereka terus saja menjalar meraba tubuh wanita-wanita malam tersebut.

Dunia serasa milik mereka, sambil sesekali tertawa dan bergurau, mereka terus menikmati indahnya suasana malam ini, alunan musik menjadi pengiring kesenangan mereka semua.

Para pria bau tanah yang mempunyai uang dan jabatan cukup tinggi di beberapa perusahaan besar, namun bukan cuma itu, mereka juga sangat curang, bisa melakukan apa pun untuk uang, termasuk mengkorupsi dan menyabotase orang lain.

Malam ini, mereka bersenang-senang karna sudah berhasil menyabotase mega proyek dari perusahaan yang ada di Jakarta, proyek yang ada di Bandung ini sudah berhasil mereka kuasai, mereka tidak peduli dengan kerugian dari perusahaan itu, selama ada uang mereka bisa mencari perlindungan dari pihak berwajib.

Beberapa pria bau tanah itu saling memuji satu sama lain, mereka jumawa karna mereka melakukan tugasnya dengan baik.

"Hahaha... Hebat sekali cara kerja kau Cokro," puji seorang pria kepada seseorang bernama cokro.

"Tentu saja. Saya sudah merencanakan ini semua dari jauh-jauh hari. Kali ini Wijaya group akan rugi besar," sahut orang bernama Cokro.

"Tapi ingat Cokro! Posisi kamu belum aman, sekertaris yang di kirim kemarin pasti curiga," wanti-wanti pria tadi.

"Pastinya. Saya tidak akan segegabah itu Seno. Maka dari itu saya mengundang pak Binsar dan pak Luhut kesini. Selain untuk bersenang-senang, saya juga mau membahas rencana selanjutnya bersama kalian," ucap Cokro jumawa.

"Haha... Tentu saja kami tidak akan kelewatan. Cokro yang mengundang, tentu kami akan bergabung," timpal Luhut.

"Benar. Kita kan sahabat, tentunya harus saling mebantu satu sama lain," sambung Binsar.

"Senang mendengarnya, sahabat," kata Seno, mengangkat gelas yang ada di tangannya. "Chers!"

"Chers."

Mereka berempat bersulang lalu menenggak habis isi di dalam gelas tersebut, setelah itu para wanita malam kembali menuangkan koktail ke dalam gelas mereka.

Para wanita-wanita malam itu tentu saja senang, terserah mau di apakan juga yang penting komisi mereka gede, mereka selalu siap sedia melayani, apa lagi kali ini yang mereka layani adalah orang-orang penting di berbagai bidang.

Seno, seorang pengusaha yang bergerak di bidang industri. Cokro, seorang kontraktor proyek berskala besar yang ada dimana-mana. Binsar, seorang perwira kepolisian yang mempunyai koneksi yang kuat. Lalu Luhut, seorang pengacara ulung yang tengah malang melintang menangani beberapa kasus besar.

Mereka adalah orang-orang hebat di berbagai bidang, mereka sudah bersahabat sejak di bangku kuliah dulu dan mereka terkenal karna kecurangannya sejak kuliah, sampai saat ini mereka masih selalu melakukan kecurangan untuk menghasilkan keuntungan.

"Oh ya, Cokro! Bagaimana kamu menangani orang kemarin?" tanya Seno penasaran.

"Siapa? Vela? Sekertarisnya Cassandra?" tanya Cokro balik.

"Ya mungkin. Saya lihat perempuan yang kemarin ok juga. Bisa lah kita pakai buat join."

"Haha. Tentu. Saya juga berpikir seperti itu. Vela juga lumayan, tapi yang saya dengar, Cassandra jauh lebih cantik."

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now