Chapter 9

354 19 2
                                    

"Heeh! Apakah aku boleh bergabung?"

Diam membisu seribu bahasa kala mendengar suara yang tidak asing itu, baik Bara, Norman dan Mei semuanya menjadi diam, kepala mereka refleks menoleh ke arah Zain yang tadi kepalanya masih tertunduk saat mereka lihat.

Namun, tanpa di duga, ternyata Zain sedang duduk santai sambil tersenyum datar ke arah mereka, melambaikan tangan dengan santai seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Rencana yang di jalankan oleh Bara ternyata terendus oleh Zain, maka dari itu, Zain tidak terkena jebakan yang di buat oleh Bara, Zain tidak meminum minuman yang ada di dalam gelas.

Penciuman Zain cukup tajam, dirinya tau kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan minuman tersebut, maka dari itu Zain hanya berpura-pura untuk melihat sejauh apa siasat yang mereka rencanakan.

Ternyata benar, Bara hanya ingin menikmati tubuh Cassandra, dia tidak ingin membantu sedikitpun, hanya ingin memanfaatkan bahkan berani juga membawa Vela masuk ke dalam rencananya.

Semuanya sudah terbongkar, kedok Bara san Norman tidak bisa di sembunyikan lagi, kebusukan mereka tercium dan sedikit membuat kepanikan di raut wajah Bara dan juga Norman.

"L-lo! K-kenapa lo masih sadar? B-bukannya lo minum juga!" tunjuk Bara bertanya.

"Ah! Maksud anda, minuman itu," balas Zain dengan santai nya.

"Mustahil. Kita lihat lo minum juga, kenapa lo bisa baik-baik aja?" tanya Bara dengan wajah paniknya.

"Kalian terlalu percaya diri sampai tidak memperhatikan dengan seksama. Untuk apa, saya meminum obat bius itu?" balas Zain lagi.

"Sialan. Ternyata lo udah tau dan berpura-pura minum untuk menipu kami!" Bara sangat marah.

"Cukup tepat," balas Zain datar.

"Slow, Bar! Jangan panik. Dia hanya seorang saja, honey ku bisa habisin dia dengan mudah." Norman menepuk pundak Bara dan menyuruhnya untuk bersantai.

Bara sedikit tenang. "Haha, gue lupa, kita masih punya kartu as di sisi kita."

"Gimana honey?" tanya Norman kepada Mei.

"Menarik. Sepertinya dia bukan orang biasa," jawab Mei sambil memainkan lidahnya.

"Benarkah? Apa dia cukup kuat?" tanya Norman lagi.

"Mungkin. Tapi dia bukan tandingan untukku."

"Tentu saja. Honeyku yang terbaik. Tapi aku ingin dia mati, maaf merepotkanmu honey!"

"Tidak masalah. Aku suka laki-laki kuat, aku bisa menyiksanya perlahan sampai dia mati, sensasi seperti itu sungguh sangat menyenangkan."

Norman tertawa mendengarnya, ia sangat menikmati kala menonton Mei menyiksa mangsanya sampai putus asa, lalu mati secara perlahan.

Bara juga ikutan tertawa, walau sedikit bergidig mendengar perkataan Mei, tapi dirinya juga penasaran ingin melihat Zain tersiksa lalu mati dengan tragis.

Zain menunjukan senyuman khasnya, beranjak dari duduk lalu berjalan menjauh dari meja tempat dimana Cassandra dan Vela tidak sadarkan diri, Zain tidak mau terjadi apa-apa kepada istrinya itu.

Berdiri tegak menantang Mei yang selalu memperhatikan gerak-geriknya, berwajah santai dan tidak terlihat panik sedikitpun.

"Ladies firsh!" ucap Zain mempersilahkan."

"Eeh! Cukup berani," balas Mei memperlihatkan wajah tidak senangnya.

Menatap tajam ke arah Zain, lalu mulai menyerang lebih dulu seperti yang di katakan Zain. Mei langsung menyerang ke bagian vital dari tubuh Zain, namun tanpa di duga, Zain mampu menahan pukulan Mei dengan mudah.

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now