Chapter 15

328 18 2
                                    

Beberapa hari berlalu, suasana damai kembali ke kediaman Wijaya, setelah kejadian beberapa hari kemarin, rumah ini kembali seperti sedia kala, para maid dan bodyguard sudah kembali bekerja, rumah ini sudah kembali ramai seperti sedia kala.

Tidak ada pergerakan dari organisasi bloodmoon dan juga orang yang mengincarnya selama beberapa hari ini, hadiah yang Zain kirim sudah cukup untuk membungkam mereka, mereka pasti berpikir panjang sebelum memulai aksi nya lagi.

Tiga anggota bloodmoon tewas dan mayatnya di kirim ke tempat dimana organisasi itu sering berkumpul, total ada empat orang yang sudah tewas dari mereka, anggota mereka berkurang sepertiganya, mereka sudah kekurangan orang.

Saat ini, Zain tengah bersantai sambil menikmati secangkir kopi di pagi hari, dengan beberapa buku di tangan, Zain menikmati paginya yang sangat damai, pagi yang cerah dengan udara sejuk yang menyegarkan.

Sungguh kehidupan yang sangat damai, andai selalu seperti itu mungkin dunia ini akan tentram, tapi sayangnya itu bagai mimpi belaka, di dunia ini selalu saja ada halangan, rintangan dan juga bahaya, selama Wijaya masih berjaya, akan banyak musuh dan saingan yang datang menerjang.

Zain tau itu, maka dari itu dirinya ada disini, di keluarga Wijaya, menjadi sanga menantu, selain bertugas mengurus berbagai hal, Zain juga bertugas untuk melindungi Cassandra dan perusahaan yang ada di tangannya saat ini.

Walau ya, Cassandra belum bisa mencintainya, tapi secara bertahap, hal itu semakin bisa di raih olehnya, hanya saja, Zain masih harus bersabar dengan sikap kekanak-kanakan dari Cassandra.

"ZAIN!"

Ah! Baru juga di bicarakan, orang yang di maksud sudah nongol saja.

Dengan suara yang sangat menggelegar, Cassandra memanggil Zain dan membuat seisi rumah heboh di buatnya, bukan cuma itu, Cassandra juga langsung membuka pintu kamar Zain dan masuk ke dalamnya tanpa permisi.

"Zain! Kamu tuli atau apa sih? Di panggil-panggil juga gak nyaut," teriak Cassandra dari ambang pintu.

Zain menaruh cangkir kopi yang baru saja ia sesap isinya ke atas meja, setelah itu menoleh ke arah Cassandra sambil menunjukan senyum khas di bibirnya.

"Selamat pagi sayang!" sapa Zain kepada Cassandra.

"Pagi-pagi. Sudah siang nih!" balas Cassandra ketus.

"Benarkah! Ah, aku lupa, hehe."

"Ugh! Gosah ketawa bisa? Aku muak lihat ketawa kamu, garing."

"Aah! Baiklah-baiklah. Lantas, ada apa? Kenapa kamu kelihatan marah seperti itu?"

"Laporan soal proyek di Bandung mana? Katanya kamu mau handle itu semua, terus mana buktinya!"

"Baru juga beberapa hari, kenapa kamu tidak sabaran seperti itu?"

"Jajaran direksi menyinggung soal itu kemarin, aku butuh laporannya secepat mungkin."

"Itu bisa di atur. Kamu tenang saja."

"Zain! Jangan terus berpura-pura, kamu selalu saja bersikap seperti itu, kalau kamu memang tidak bisa, akui saja, aku engga apa-apa kok, aku bisa nyuruh orang lain untuk mengerjakannya."

"Baiklah-baiklah. Kalau kamu memang ragu sama aku, aku tidak masalah, kalau kamu memang mau suruh orang lain, aku juga tidak masalah, tapi mungkin nanti akam ada sedikit salah paham di dalam proyek itu."

"Salah paham? Kenapa bisa seperti itu?"

"Ya. Aku sudah menyuruh orang untuk menghandle proyek itu, lalu kalau kamu mengirim orang lain lagi, pasti akan ada sedikit kekecauan disana, bisa jadi proyek itu juga akan mangkrak lagi."

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora