Chapter 21

284 14 0
                                    

"Bagaimana hasil penyelidikannya?"

Pertanyaan itu terlontar dari mulut Zain sesaat setelah Hans pulang ke rumah, Hans pulang setelah menyelidiki seseorang yang di maksudkan oleh Zain, dan hasil yang di dapat cukup mengejutkan.

Seperti biasa, Hans memberi salam dan hormat dulu kepada Zain, karna bagaimana pun juga, Zain adalah majikannya saat ini, padahal Zain selalu menyuruh Hans untuk bersikap biasa saja, tapi Hans tidak pernah menanggapi perkataan Zain itu.

"Lapor tuan! Menurut penyelidikan saya, gadis itu tidak punya latar belakang yang hebat, hanya seorang gadis kecil yang memanfaatkan kecerdasannya untuk mencari uang, sepertinya kehidupan gadis itu serba kekurangan, gadis itu memanfaatkan kecerdasannya untuk menerima pekerjaan seperti itu, saya juga ragu kalau gadis itu paham apa yang di lakukannya sudah mengundang bahaya besar ke dalam hidupnya." Hans menjelaskan semua yang sudah di selidiki olehnya.

"Benarkah? Apa gadis itu tidak berpikir panjang lebih dulu?" Zain cukup penasaran.

"Sepertinya tidak. Mungkin karna tawarannya besar membuat dia langsung setuju, walau pun dia tau siapa yang menjadi targetnya itu bukan orang sembarangan, tapi dia tidak ragu sedikitpun."

"Gadis yang cukup berani. Lalu, apa ada hal lain lagi yang terjadi?"

"Ya. Sepertinya orang-orang yang sudah membayarnya berniat untuk menghabisinya, saya rasa dalang di balik peretasan data-data perusahaan nona tidak ingin ada saksi yang tersisa, mereka tidak ingin gadis itu membocorkan rahasia itu ke pihak lain. Saya berhasil menghentikan orang-orang yang akan membunuhnya tadi, saya rasa saat ini gadis itu mungkin sudah cukup paham kalau dirinya sedang dalam bahaya."

"Hmm. Baiklah. Terima kasih atas kerja kerasnya pak Hans!"

"Itu sudah jadi tugas saya tuan."

"Pak Hans bisa istirahat sekarang, selanjutnya biar saya yang urus."

"Baik tuan. Saya mohon undur diri!"

Hans langsung pergi setelah mendapat anggukan dari Zain, Zain menyuruh Hans untuk istirahat, karna selanjutnya akan di lakukan oleh Zain sendiri, tentu saja Zain akan langsung menemui gadis itu.

Entah sekarang atau kapan yang jelas secepatnya, Zain ingin melihat secara langsung gadis itu, gadis yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata, kalau sampai jatuh ke tangan orang yang salah, maka gadis itu hanya akan hidup sebagai alat.

"Oh ya tuan! Saya lupa sesuatu." Tiba-tiba Hans kembali menemui Zain.

Zain menatap kedatangan Hans. "Ya! Ada apa?"

"Ini flashdisk yang berisi data-data perusahaan nona yang di curi," kata Hans menyerahkan barang tersebut.

"Heeh! Bukannya sistem peretas mati sebelum berhasil mengambil data-data penting perusahaan."

"Memang seperti itu tuan. Setelah saya cek sendiri, isi di dalamnya hanya berupa biografi para karyawan perusahaan, tidak ada data penting di dalamnya, jadi walau pun gadis itu benas tadi, tapi selanjutnya pasti akan di buru juga, mereka pasti akan sangat kesal mengetahui isi di dalam fladhdisk tersebut yang tidak berguna."

"Berani sekali gadis itu. Harusnya hidup ceria bersama keluarga, justru mendatangkan petaka bagi keluarga."

"Saya berpikir sama seperti tuan. Apa saya harus melindunginya tuan?"

"Tidak perlu. Dia tidak akan mati sampai barang yang mereka inginkan ketemu, cuma ya sekarang pasti hidupnya tidak akan setenang dulu."

"Lantas, apa tuan akan segera menemui gadis itu?"

"Jangan terburu-buru, lebih baik kita lihat situasinya saat ini, mungkin akan ada dua pihak yang mengejarnya."

"Dua pihak?"

"Ya. Dua pihak dengan tujuan yang berbeda."

Benar saja, kehidupan gadis itu mulai tidak tenang dengan terus di buntuti oleh orang-orang yang tidak di kenalnya.

-----

Manda berjalan tergesa-gesa menyusuri jalanan di malam hari, jalanan yang cukup sepi walau itu menuju ke rumahnya sendiri, Manda sepulangnya dari sekolah ia langsung pergi ke rumah temannya untuk kerja kelompok, dan selesai di malam hari seperti ini.

Dua hari ini kehidupan Manda tidak tenang sama sekali, setelah sebelumnya hampir terbunuh oleh klien nya sendiri, kini Manda justru selalu di hantui rasa takut, rasa takut di buntuti oleh orang-orang itu.

Setelah kejadian dua hari lalu, Manda lebih murung, melihat para klien yang ingin membunuhnya di habisi orang lain dengan mudah membuat Manda takut setengah mati, bahkan sampai membuatnya pingsan dan mimipi buruk semalaman.

Saat itu, Manda terbangun di UKS sekolahnya, lihak UKS berkata kalau Manda di temukan pingsan di depan gerbang sekolah, padahal seingat Manda kalau dirinya hampir terbunuh dan pingsan bersama orang-orang itu, Manda heran sendiri namun tidak mau bercerita kepada orang lain tentang masalah itu.

Dan kini, rasa takutnya semakin menjadi-jadi, kemarin sepulang sekolah Manda di buntuti orang tidak di kenal, lalu malamnya ia melihat seseorang berdiri di tepi jalan sambil mengawasi rumahnya, kehidupan Manda tidak tenang, Manda selalu mengawasi laptopnya guna melihat situasi di sekitar rumahnya.

Ini malam kedua Manda merasa di buntuti lagi, tadinya ia akan menginap di rumah temannya tapi niatannya itu urung karna Manda teringat ibu dan adiknya yang ada di rumah, Manda takut terjadi apa-apa kepada keduanya, jadi Manda memutuskan untuk pulang.

Di sepanjang perjalanan, Manda tidak henti-hentinya menoleh ke arah belakang, langkah kakinya di percepat secepat mungkin, Manda sadar kalau ia sedang di buntuti dan malam ini dirinya merasa kalau bukan satu orang yang sedang membuntutinya malam ini.

"Ugh! Mereka siapa sih? Hidup gue jadi gak tenang kayak gini," monolog Manda sambil terus berjalan menyusuri jalanan sekitar rumahnya.

Manda terus saja berjalan tergesa-gesa, menoleh kebelakang beberapa kali lalu menambah kecepatan langkahnya, Manda tidak memperhatikan sekitar karna terus saja memperhetikan kebelakang, Manda juga sangat takut jadi hatinya tidak fokus kepada apapun, sampai pada akhirnya Manda menabrak seseorang yang ada di depannya.

Bruk!

"Aduh!"

Manda terjatuh setelah menabrak sesuatu, Manda tau kalau yang di tabraknya bukan tembok rumah melainkan seseorang, jantungnya berdetak sangat kencang, napasnya mulai memburu, Manda sudah paranoid sendiri.

"AAAAA..." Manda menjerit sekuat tenaga setelah sebuah tangan menempel di bahunya.

"Manda sayang! Hei! Ini ibu sayang. Ini ibu."

Manda langsung berhenti teriak dan menoleh ke sumber suara, ternyata itu adalah ibunya sendiri yang sedang keluar memang untuk mencari Manda, Manda langsung mengusap air matanya yang menetes tadi dan dirinya baru sadar kalau ini sudah di depan rumahnya sendiri.

"I-ibu!" gagap Manda.

"Iya sayang. Ini ibu. Kamu kenapa?"

"M-manda engga apa-apa."

"Kamu yakin?"

"I-iya. Ya sudah bu, ayo masuk, Manda laper."

"Ya sudah. Mari masuk, ibu sudah masak makanan kesukaan kamu."

"Ugh! Pasti enak."

Kehawatiran Manda perlahan sirna tatkala melihat sang ibu baik-baik saja, Manda mulai bisa tertawa lepas bersama ibunya, masuk ke dalam rumahnya sendiri.

Namun, tanpa Manda sadari, aktivitas mereka tidak lepas dari perhatian beberapa orang yang memang datang untuk mengawasi gerak-gerik Manda, mereka bersembunyi di balik bayangan ibukota malam hari ini.

* * *

...TO BE CONTINUE...

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now