Chapter 34

234 14 2
                                    

Seorang dokter melangkah dengan santai menuju ke arah ruangan tempat dimana Cassandra di rawat, sambil membalas sapaan orang-orang di sekitarnya, sang dokter melangkah perlahan-lahan, bodyguard yang selalu menjaga di depan ruangan Cassandra hanya membiarkan sang dokter melewati mereka, dengan memberi sedikit hormat sang dokter lalu masuk ke dalam ruangan.

Dokter itu sendirian tidak di temani oleh sang suster seperti biasa, sang dokter memang sedikit aneh tapi itu tidak membuat bodyguard yang berjaga menjadi curiga. Sampai di dalam, sang dokter langsung menutup pintu ruangan itu, dengan smrik di bibirnya sang dokter merasa puas dengan semua itu, karna sudah merasa aman, akhirnya sang dokter menunjukan identitas aslinya.

Sang dokter melonggarkan dasi yang sedikit menjerat lehernya itu lalu meraba-raba ke bagian lehernya, dengan kedua tangan, sang dokter perlahan membuka topeng yang menutupi wajah aslinya, topeng yang sama percis seperti wajah manusia, cukup susah karna topeng itu di tempel dengan sesuatu yang husus yang membuatnya terlihat seperti asli.

Setelah berhasil, sang dokter palsu itu langsung menarik napas dalam, menghirup udara segar, meletakan topengnya di atas nakas lalu segera berfokus kepada Cassandra yang terbaring disana, dengan seringai lebar di bibir, dokter palsu itu menatap Cassandra dengan napsu, lapar bak serigala melihat mangsa.

Dokter palsu itu mulai mengeluarkan alatnya, sebuah suntikan yang berisi bahan mematikan, alat itu akan di suntikan ke dalam infusan Cassandra dan akan bercampur masuk ke dalam tubuh bersama cairan infus, tentu saja sebelum itu sang dokter palsu mencoba menekan suntikan itu, cairan di dalam sana langsung keluar dan membuktikan kalau alat itu bekerja.

"Huuh! Sayang sekali, perempuan secantik ini harus mati dengan sia-sia," gumam sang dokter palsu.

Sang dokter palsu menatap ke arah Cassandra dari ujung kepala sampai ujung kaki, menyunggingkan senyum di ujung bibir lalu menjilat sedikit bibirnya itu, dirinya sangat lapar ingin mencicipi tubuh yang terbaring itu, pikirannya bergolak antara mengakhiri semuanya segera atau menikmati tubuhnya selagi bisa, lagian dirinya masih memiliki banyak waktu.

"Hmm. Sayang sekali kalau tubuh ini di anggurin, lebih baik di manfaatin selagi ada waktu." Sang dokter palsu kembali menyeringai.
"Aah! Lebih baik aku nikma---"

Bukk!

Tepat sebelum sang dokter palsu itu selesai bicara, sebuah tendangan tepat menghantam samping kepalanya dan langsung membuat sang dokter palsu itu terhuyung terjerembab jatuh, sang dokter palsu itu juga langsung terdorong menjauh dari brangkar milik Cassandra, itu adalah tendangan dari Hans yang memang sedang berjaga di dalam.

"Arrhhh... Siapa yang berani menyerang diam-diam?" murka sang dokter palsu, bangkit dari posisi jatuhnya.

"Rupanya kau punya nyali juga datang kesini!" Suara berat Hans langsung menggema.

"Siapa itu?"

"Siapa pun saya, kau tidak perlu tau, lekas pergi dari sini sebelum kessbaran saya habis."

"Cih! Siapa kau? Apa yang kau mau disini?"

"Harusnya pertanyaan itu saya ajukan untuk kau, tapi di lihat dari gelagatnya, kau pasti datang bukan dengan maksud yang baik."

"Ooh! Apakah saya ketahuan?!"

"Pergi. Saya tidak akan mengulangi perkataan saya sekali lagi. Pergi!"

"Sombong sekali kau ini. Kau cuma seorang pak tua, apa yang bisa kau lakukan ke---"

Bukk!

Kesabaran Hans sudah habis, maka dari itu Hans langsung menyerang sebelum dokter palsu itu selesai bicara, seperti tadi, dia terjungkal setelah mendapat pukulan dari Hans, tapi Hans tidak membabi buta karna takut akan memancing keributan yang lebih besar, Hans di perintahkan untuk menangkap orang itu.

"Cih! Lumayan. Untuk ukuran pak tua seperti kau, kau cukup hebat," ledek orang itu dengan sengaja.

"Hoo! Sepertinya kau berasal dari bloodmoon," balas Hans santai.

"Rupanya kau tau siapa saya! Ya. Saya bloodmoon number eleven, Nove alias the mask, itulah saya."

"Huh! Ternyata kalian sama, terlalu sombong dan banyak bicara."

"Ooh! Kau bagian dari orang-orang yang membunuh keempat cecunguk itu ternyata."

"Hmm. Sepertinya kalian tidak akur satu sama lain."

"Gosah kau bahas mereka. Di banding dengan saya, mereka itu cuma sampah."

"Benarkah? Bagi saya, kau sama saja seperti mereka, sampah."

"Sialan. Mati kau!"

Pertarungan di mulai, baik Hans maupun Nove saling serang satu sama lain, ruangan yang sangat luas membuat mereka sedikit leluasa dalam bergerak. Hans menggunakan kepalan tangannya, sementara Nove mengeluarkan sebuah pisau dan menggunakan itu sebagai senjata.

Sebisa mungkin Hans mendorong Nove supaya jauh dari berangkar milik Cassandra, akan sangat berbahaya kalau sampai Nove berhasil mendekat, itu akan bisa mengancam keselamatan Cassandra.

Pertarungan mereka membuat runganan ini menjadi kacau, beberapa perabotan di dalam ruang rawat hancur berantakan, kegaduhan itu pastinya sudah membuat suara yang bising bagi orang lain, mereka pasti penasaran dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, tapi tentu saja paea bodyguard sudah menghandle semua itu.

"Cih! Hebat juga kau pak tua!" Nove terengah-engah di dekat pintu.

Hans membenarkan bajunya. "Sudah cukup main-mainnya. Sekarang akan saya akhiri."

"Sialan." Mendengar itu tentu saja Nove naik pitam dan menyerang.

Hal itu adalah hal yang di tunggu oleh Hans, Nove terpancing dan itu akan memudahkan Hans untuk segera mengakhiri pertarungan ini, Hans tentu saja sudah bersiap, saat Nove menusukan pisau di tangannya, Hans langsung mengelak dan melayangkan kepalan tangannya ke arah dagu.

Bukk!

Nove terhuyung setelah terkena serangan Hans di dagu, setelah itu Nove ambruk dan jatuh pingsan tidak sadarkan diri, itu adalah akhir dari pertarungan mereka, walau suasana di dalam sangat berantakan tapi itu tidak masalah, Hans menangkap orang yang sudah mencoba membunuh Zain dan Cassandra.

"Huh! Kemampuanku sedikit menumpul akhir-akhir ini," gumam Hans pada dirinya sendiri.

Hans menoleh ke arah berangkar Cassandra, untungnya tidak terjadi apa-apa pada nonanya itu, akan sangat berbahaya kalau sampai terjadi sesuatu padanya, tentu saja Zain akan marah bahkan mungkin akan sangat murka, Hans tau tempramen Zain seperti apa, walau terlihat kalem dan santai tapi pada kenyataannya Zain itu sadis dan kejam, kehidupannya yang selalu di medan perang membuat aura membunuhnya sangat kuat.

"Kalian, masuklah," titah Hans ke arah pintu.

Tidak lama dua orang bodyguard masuk ke dalam sambil membawa sebuah tali husus yang sangat kuat, tentu saja mereka tau apa yang terjadi di dalam, mereka juga yang berpura-pura tidak curiga kepada Nove yang menyamar sebagai sang dokter palsu tadi.

"Ikat dia kuat-kuat," titah Hans.

"Baik." Keduanya langsung mengikat Nove dengan kuat.

"Heeh! Apakah sudah selesai?" Tiba-tiba Zain datang.

"Tuan!" sapa mereka sopan.

Kedatangan Zain bersama seseorang membuat jalan cerita akan menjadi lebih menarik lagi, mulai dari sini semuanya akan terserah kepada keputusan Zain.

* * *

...TO BE CONTINUE...

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum