Chapter 33

254 14 1
                                    

Ruangan VVIP sebuah rumah sakit di Jakarta, suasana malam ini sangat sunyi dengan hujan rintik-rintik di luar, seorang pemuda duduk melamun sambil melihat keluar jendela, kondisinya sungguh sangat buruk dengan kedua tangan dan kaki patah dan tidak bisa di sembuhkan lagi, pemuda tersebut mengalami cacat permanen dan tidak akan bisa sembuh lagi untuk selamanya.

Dengan tatapan nanar pemuda tersebut menatap kosong ke arah luar, tatapan putus asa tanpa adanya harapan untuk hidup, sudah beberapa minggu berada di atas berangkar, rasanya sangat membosankan apalagi dokter sudah memvonisnya cacat seumur hidup, rasanya dunia langsung mati.

Walaupun keluarganya tidak pernah memberitahunya secara langsung, tapi kedua telinganya masih bisa berpungsi dengan baik, dirinya masih bisa mendekar percakapan kedua orang tuanya walau pun hanya sebuah bisikan saja, tentu saja hatinya langsung marah ingin melampiaskan semua emosinya, tapi apalah daya, tidak ada yang bisa di lakukan olehnya karna keterbatasan fisik saat ini.

Yang bisa di lakukan olehnya hanya mengucap sumpah serapah dan mengutuk orang yang sudah membuatnya seperti itu, dirinya selalu mendoakan yang terburuk dari semua nasib buruk, semua hal-hal buruk selalu terucap dari hati dan mulutnya untuk orang itu, semoga saja orang itu mati dengan cara yang sangat mengenaskan, itu yang selalu di doakan olehnya selama ini.

AAAAA... Ingin rasanya berteriak sekuat tenaga guna meluapkan semua kekesalan di hatinya, namun sungguh tidak bisa, tidak punya daya dan usaha karna sudah terlanjur tenggelam dalam jurang keputusasaan yang dalam, kematian adalah hal yang lebih baik saat ini baginya, ingin sekali mengakhiri hidupnya sendiri, tapi itu tidak bisa.

"Yoo!"

Suara itu langsung menyadarkan lamunanya, sontak ia menoleh ke arah suara itu dan terkejut kala melihat siapa itu, kedua mata melotot dengan tubuh gemeteran yang di sertai oleh keringat dingin dari tubuhnya, ia marah sekaligus takut dengan sosok yang ada di dekatnya itu, sosok yang menjadi momok menakutkan dalam hidupnya.

Ingin menekan bel guna memberitau dokter dan suster yang merawatnya, ingin membertau kedua orang tuanya tentang orang itu, namun apalah daya dirinya tidak bisa melakukan apa pun, kondisi yang lemah dan terbaring di atas berangkar membuat dirinya tidak bisa melakukan apa pun, hanya rasa takut yang bisa hinggap di dalam benaknya.

Perlahan mendekat ke arahnya dan membuatnya semakin ketakutan, apa lagi mata itu jelas menunjukan tatapan yang sangat tidak bersahabat padanya, di tambah dengan aura menakutkan yang mengelilingi sekitarnya itu sudah pasti membuat setiap orang merinding.

"Bagaimana kabarmu disini?" tanya orang itu dengan suara beratnya.

"K-kau! Ng-ngapain l-lo d-disini?"

"Heeh! Sudah jelas bukan!"

"J-jangan macam-macam! G-gue gak takut sama lo, g-gue bakal panggil bodyguard g-gue."

"Ooh! Memangnya apa yang bisa kamu lakukan dengan kondisi seperti itu?"

"S-sialan. I-ini semua salah lo, lo yang udah bikin gue kayak gi---"

"Stt! Jangan terlalu banyak bicara, kamu masih saja cerewet."

"Sialan. Awas lo ya! Kalau gue sembuh, gue bakal matiin lo."

"Aah! Memangnya kamu bisa sembuh?"

"L-lo!"

"Huh! Sudahlah. Kalau mau salahin orang, salahin saja ayah mu itu, dia sudah melewati batas kesabaran saya, dia sudah menyentuh orang terkasih saya, jangan harap dia bisa hidup dengan tenang."

"A-apa yang mau lo lakuin? T-tolong! Dokter! Suster! Mama! T-tolong!"

Dengan seringaian lebar di bibir, orang itu mengeluarkan sebuah pisau yang langsung membuat si pasien ketakutan setengah mati, teriak sekeras mungkin tidak ada gunanya sama sekali, karna dengan kondisi ketakutan seperti itu, suara yang dirasa kencang akan terdengar sangat kecil, apa lagi ruangan ini VVIP yang notabenya ruangan pribadi, jadi tidak banyak orang di dekat sini.

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now