Chapter 19

264 14 2
                                    

Cassandra pulang saat matahari sudah terbenam dan hari sudah mulai gelap, malam yang datang bersamaan dengan kedatangan Cassandra ke rumahnya sendiri, bahkan malam terlebih dahulu datang, malam yang dingin dengan suasana yang begitu panas.

Rintik-rintik hujan perlahan turun dan membasahi sang bumi, seketika itu juga kesunyian malam bertambah, jalanan yang tadinya ramai, perlahan mulai memudar dan senggang, orang-orang mulai beteduh dari derasnya hujan, beruntung Cassandra sudah lebih dulu sampai di rumah sebelum hujan turun beberapa saat lalu.

Dengan langkah gontai nya, Cassandra perlahan masuk ke dalam rumahnya sendiri, pekerjaannya sangat berat membuat suasana dalam dirinya menjadi tak menentu, Cassandra sangat pusing hari ini, dirinya ingin langsung istirahat saja.

Berkas-berkas perusahaan yang sedang di kerjakannya terpaksa di tunda dulu sebab ada masalah yang lebih penting di dalam perusahaan, siapa sangka, sistem pertahanan yang di buat tim cyber perusahaannya bisa di tembus oleh orang asing, padahal selama ini tidak pernah terjadi sekalipun, Cassandra sangat pusing.

Data-data perusahaan hampir saja bocor, beruntung sistem peretas tiba-tiba terputus sebelum mencapai data-data yang sangat penting, tapi walau pun begitu, peretas berhasil masuk yang artinya sistem keamanan perusahaannya cukup lemah, dan itu mungkin akan terulang di kemudian hari.

Cassandra langsung menyuruh tim cyber nya untuk mengaktifkan keamanan cadangan, bahkan Cassandra juga meminta untuk membuat keamanan berlapis disana, Cassandra tidak ingin kecolongan lagi, semua aspek penting perusahaan miliknya bisa saja bocor dan membuat perusahaan dalam masalah yang sangat besar, Cassandra tidak mau itu terjadi.

Suara langkah kaki Cassandra yang berat bisa di dengan oleh Zain, saat duduk di atas sofa, Zain menoleh ke arah Cassandra yang baru saja tiba di ruang tengah rumah ini.

"Selamat datang, sayang!" ucap Zain dengan senyum khasnya.

Cassandra tidak menyaut, hanya menoleh sekilas ke arah Zain, Cassandra langsung beranjak pergi untuk menaiki anak tangga, tapi baru juga satu anak tangga, Cassandra berhenti dan langsung berbalik, Cassandra berjalan ke arah Zain yang tengah berada di depan laptop.

Zain sedikit bingung melihat Cassandra yang berjalan ke arahnya,  tanpa di duga, Cassandra meletakan tas kerjanya di atas meja lalu naik ke atas sofa, Cassandra merebahkan tubuhnya dia atas sofa dan kepalanya mulai merangsak naik ke atas paha Zain, Cassandra menjadikan paha Zain menjadi bantal tidurnya.

Hal itu cukup mengejutkan bagi Zain, tanpa di sangka, Cassandra justru akan melakukan hal itu, itu adalah jarak terdekat yang pernah terjadi selama pernikahan mereka, apa lagi Cassandra yang berinisiatif sendiri, tentu saja hal itu membuat Zain tersenyum sendiri.

"Heeh! Tumben sekali kamu mau tiduran di paha aku!" kata Zain yang memang penasaran.

"Ssttt! Jangan ganggu, kepala aku pusing," balas Cassandra.

"Ada apa? Ada masalah di kantor?" tanya Zain lagi.

"Banyak. Masalah di kantor numpuk, aku pusing di buatnya."

"Benarkah? Coba cerita!"

"Ugh! Denger ya, pas dateng ke kantor tadi pagi, aku langsung di hadepin sama berkas-berkas yang menumpuk, berjam-jam kerja gak selesai-selesai, justru berkas-berkas itu tambah banyak, nah pas siang harinya tiba-tiba sistem keamanan di retas orang, untungnya sistem peretas tiba-tiba putus jadi ya data-data penting aman untuk saat ini, aku sama tim cyber mengantisipasi kemungkinan yang lain, aku ngaktifin keamanan berlapis disana supaya gak di retas lagi."

"Di retas? Perasaan sebelum-sebelumnya aman-aman saja, bukan?"

"Aku gak tau. Yang jelas aku sekarang pusing, coba bayangin betapa pusing nya aku, rasanya ingin nangis tau gak!"

"Heeh! Jangan cengeng seperti itu, itu bagian dari ujian sayang."

"Tapi aku gak kuat Zain. Aku juga manusia, aku bisa lelah, aku bisa cape sama semua ini."

"Aku paham kamu cape dengan masalah yang datang ke kamu, tapi aku juga tau kalau kamu sangat kuat, kamu tidak secengeng itu, jadi tetap tersenyum dalam menghadapi masalah."

"Hmm. Terima kasih Zain!"

"Tidak masalah."

Satu tangan Zain mulai mengelus-ngelus rambut Cassandra, tanpa di duga Cassandra tidak marah dan justru merasa nyaman, kepala Cassandra mulai bergerak seakan mencari posisi yang pas untuknya tidur, beberapa kali bergerak sambil terus di elus oleh Zain perlahan.

Beberapa saat kemudian, Cassandra akhirnya tertidur, dengkuran halus terdengar, Zain memandang wajah sang istri yang sangat menggemaskan kala tengah tertidur seperti itu.

Sekarang karna Cassandra sudah tidur, Zain kembali fokus ke laptop miliknya, melanjutkan apa yang sebelumnya sudah di mulai, Zain akan menyelesaikan masalah yang terjadi kepada sang istri.

Ya. Tentu saja Zain tau prihal peretas yang datang ke dalam perusahaan istrinya, ia tau secara detail dan oleh sebab itu Zain berkutat dengan laptop miliknya, Zain tidak akan repot-repot kalau kejadian ini menimpa orang lain, tapi karna peretas itu menyentuh batasnya, maka Zain tidak akan tinggal diam.

Zain sudah hampir selesai menemukan lokasi peretas itu, tinggal satu langkah lagi, Zain tidak perlu repot-repot karna Zain mampu menarik benang lurus yang di tunjukan oleh si peretas.

"Heeh! Hanya seorang gadis muda!" monolog Zain sendiri.

Dan Zain menyunggingkan senyum nya kala mendapat lokasi dari si peretas, Zain tidak menyangka kalau si peretas itu masih dari ibukota, Zain cukup beruntung karna dapat menemukannya dengan mudah, tinggal satu langkah terakhir adalah menemukan siapa dalang di balik peretas itu, siapa yang sudah menyuruhnya melakukan itu.

"Pak Hans!" panggil Zain pelan.

Seketika itu Hans langsung muncul menjawab panggilan Zain. "Ya tuan!"

"Cari identitas orang ini dan cari siapa yang sudah menyuruhnya, lakukan perlahan jangan sampai bersinggungan dengan orang-orang pemerintahan," titah Zain.

"Baik tuan," balas Hans tanpa bertanya lebih banyak. "Tuan! Nona Cassandra bagaimana?"

"Biarkan saja. Nanti saya yang bawa dia sendiri ke kamarnya."

"Baik tuan. Kalau begitu, saya permisi!"

Hans langsung pergi, tentu saja untuk menjalankan tugas yang di berikan oleh Zain, mencari identitas seorang gadis kecil adalah tugas yang sangat mudah untuk di lakukan, namun yang menjadi berat adalah agar tidak bersinggungan dengan orang-orang pemerintahan, pada intelejen sangat merepotkan.

Ya. Gadis itu sudah di incar oleh banyak pihak, bukan hanya orang-orang pemerintahan, tapi juga mungkin dari berbagai macam organisasi, gadis itu sangat berbakat dan akan jadi ancaman kalau jatuh ke tangan orang jahat, itu yang di pikirkan oleh orang-orang pemerintahan.

"Ugh!"

Cassandra melenguh dan terbangun dari tidurnya, gerakan yang di buat Zain membuat tidur Cassandra terganggu, secara perlahan kedua mata Cassandra terbuka lalu mengerjap-ngerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil matanya.

"Maaf membuat kamu terbangun!" kata Zain setelah Cassandra sadar sepenuhnya.

"Ugh! Aku ketiduran berapa lama?"

"Tidak lama, mungkin setengah jam."

"Ah, maaf-maaf! Kalau begitu, aku pergi ke kamar duluan."

"Biar aku antar kamu ke kamar."

"Tidak-tidak. Aku bisa sendiri."

"Baiklah, kalau begitu hati-hati."

"Hmm."

* * *

...TO BE CONTINUE...

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now