Chapter 30

263 13 1
                                    

Jalanan ibukota tengah malam ini terlihat cukup lenggang dari berbagai macam kendaraan, malam ini suasana cukup sepi mengingat malam yang sudah larut, lampu-lampu jalanan menjadi cahaya penerang di sepanjang jalan, di beberapa sudut ibukota masih ada sedikit kehidupan dari orang-orang yang mencari rejeki dari gemerlapnya ibukota.

Sebuah mobil mewah yang di kemudikan oleh Zain melaju melewati jalanan ibukota, suasana di dalamnya sangat sunyi tidak ada suara sama sekali, Zain ya g ada di balik kemudi dan juga Cassandra di sampingnya tidak bicara satu patah pun, tidak ada pembicaraan di antara mereka setelah pulang dari jamuan.

Zain tidak terlalu banyak bertanya atau pun apa, Zain diam bukan berarti marah atau sedang kesal kepada Cassandra melainkan sedang menjauhi masalah, Zain melihat raut wajah Cassandra yang di tekut dan Zain yakin kalau Cassandra sedang kesal, entah apa yang sedang di pikirkan oleh Cassandra Zain tidak tau, yang jelas kalau itu ada hubungan dengan dirinya.

Zain fokus ke jalanan di depannya sementara Cassandra termenung  sambil melihat keluar jendela, Cassandra lebih asik melihat lampu-lampu jalanan ketimbang Zain, sesekali Zain melirik melihat wajah Cassandra dari kaca jendela mobil, Cassandra juga sempat membalas menatapnya tapi itu tidak lama, Cassandra seperti enggan dan berakhir kembali ke tatapannya tadi.

"Sayang!" Akhirnya Zain mencoba memulai pembicaraan dengan Cassandra.

"Hmm." Hanya itu yang keluar dari mulut Cassandra.

"Sayang? Kamu kenapa?" tanya Zain mencoba memulai lagi.

"Tidak ada," balas Cassandra singkat.

"Yakin?"

"Udah deh, kamu fokus nyetir aja."

"Eeh! Kenapa ketus begitu?"

"Diam Zain. Aku males ngomong."

"Aku buat salah ya?"

"Pikir aja sendiri."

"Hmm. Kalau aku buat salah, aku minta maaf!"

"Maaf gak akan nyelesein semuanya Zain."

"Lantas, apa yang harus aku lakukan?"

"Jujur. Aku mau kamu jujur sama aku."

"Jujur? Memangnya aku pernah bohong sama kamu?"

Mendengar itu, Cassandra mendelik kesal kepada Zain, entah apa yang di pikirkan oleh Zain selama ini sampai tidak merasa kalau sudah berbohong, Cassandra tau, Cassandra juga tidak bodoh sampai tidak menyadari kalau ada yang sedang di sembunyikan oleh Zain, selama ini Zain tidak pernah jujur kepadanya, walau pun mungkin Cassandra tidak terlalu peduli tapi Cassandra ingin Zain terbuka kepadanya mengenai asal-usulnya.

"Sekarang aku tanya sama kamu! Memangnya kamu pernah jujur sama aku?" Cassandra mendelik.

"Aku selalu jujur. Memangnya kapan aku berbo---"

"Asal-usul kamu," potong Cassandra."

"Heeh! Memangnya apa yang mau kamu tau dari asal-usul aku?"

"Semuanya. Aku mau tau asal-usul kamu, siapa kamu, bagaimana kamu ketemu sama ayah sampai ayah percaya banget sama kamu dan kenapa kamu bisa kenal sama seorang jendral bintang empat. Aku mau tau semua itu!"

"Memangnya aku harus cerita semua itu?"

"Harus. Aku istri kamu Zain."

"Hmm. Mungkin lain kali."

"Sekarang. Aku mau nya sekarang."

"Apa kita harus berdebat seperti itu disini?"

"Kalau gitu cepat jujur sama aku."

"Aku selalu jujur."

"ZAIN! Jangan buat aku kesal, kalau kamu seperti itu lebih baik kita cerai."

"Baiklah-baiklah. Aku kalah, aku akan jawab rasa penasaran kamu itu, tapi hanya sebagian."

"Ok. Yang penting aku tau asal-usul kamu. Sekarang jawab, siapa kamu sebenarnya?"

"Aku! Aku mantan pra---"

Tinnn!!!

Bruk!

"AAAAA..."

Tanpa diduga dan tanpa disadari sebuah truck yang berada di belakang mobil tiba-tiba saja melaju kencang dan menabrak bagian belakang mobil mereka, Zain yang memang tidak terlalu fokus kepada hal yang lain cukup terkeju dengan itu, lali di iringi oleh suara pekikan Cassandra, Zain berusaha menstabilkan laju mobilnya sebisa mungkin.

Karna benturan yang cukup kencang itu membuat mobil mereka berputar beberapa kali sampai akhirnya berhenti di tepi pembatas jalan, bekas gesekan ban dengan aspal terlihat jelas di jalanan, cetakan ban yang memanjang dan berputar-putar menjadi bukti kalau benturan itu sangat kencang.

Bagian belakang mobil rusak parah, Zain dan Cassandra yang ada di dalam mobil selamat namun sedikit mengalami benturan, Zain masih bisa bersikap tenang, namun Cassandra berbeda, napasnya memburu sanking shock nya.

"Kamu gak apa-apa sayang?" tanya Zain khawatir.

"Z-zain!" lirih Cassandra sambil berurai air mata.

"Tidak apa-apa. Ada aku disini."

"Huhuhu... Kepala aku pusing."

"Sekarang udah gak apa-apa. Lebih baik kita keluar dulu dari sini."

"I-iya."

Namun hal itu ternyata adalah permulaan, karna setelah itu suara mesin dari truck itu terdengar lagi, di barengi oleh sorot lampu yang menyorot kedalam mobil mereka, karna Zain hanya memperdulikan kondisi Cassandra, jadi dirinya tidak terlalu meningkatkan kewaspadaan.

Zain sadar kalau kondisi mereka sangat gawat, itu semua ternyata sudah di rencanakan oleh orang lain, dan sialnya Zain sadar akan hal itu terlambat, Zain juga baru menyadari kalau mereka sedang ada di atas jembatan dengan air sungai mengalir deras di bawahnya, jadi akan pas sekali kondisinya nanti menjadi sebuah kecelakaan, Zain memang tidak menyadari gelagat aneh dari truck tersebut, ternyata itu sudah di rencanakan dengan matang.

Sedetik kemudian, mobil truck itu melaju dengan cepat ke arah mobil mereka berdua.

"Sial," gumam Zain.

"ZAIN!" Lagi-lagi Cassandra memekik kala melihat mobil itu melaju kencang ke arah mereka.

Dengan sigap Zain melepas sabuk pengaman miliknya, lalu bergerak memeluk tubuh Cassandra dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng, Zain tau kalau saat itu kondisinya sudah sangat gawat, tidak bisa keluar dari dalam mobil lagi, maka dari itu Zain mengorbankan tubuhnya sendiri untuk Cassandra.

Bruk!

Di detik berikutnya, truck tersebut langsung menghantam mobil mereka dan membuat mobil itu menabrak dinding jembatan sampai hancur, mobil terdorong lalu terjun bebas ke aliran sungai yang sangat deras, mobil tersebut langsung terseret derasnya aliran air dan perlahan mulai tenggelam hilang dari permukaan air.

Air sungai yang memang lagi deras-derasnya menjadikan kondisi Zain akan sangat buruk, apa lagi saat ini kondisi Cassandra sedang shock jadi akan sulit menangani itu, walau pun keduanya bisa berenang tapi di lihat dari kondisi mereka, itu akan sulit.

Di lain sisi, di atas jembatan seseorang tengah menyeringai melihat kondisi Zain dan Cassandra, orang itu sangat puas dengan apa yang dirinya lakukan, tugasnya selesai dengan cepat dan lancar tanpa kendala apa pun juga.

Setelah itu, sebuah handpohone langsung di ambilnya dari balik saku lalu mulai menekan beberapa angka, sebuah nomor telpon yang langsung di hubungi olehnya, panggilan tersambung dan langsung di angkat oleh si pemilik nomor, dengan bangga, orang tadi memberi informasi tentang tugasnya.

"Tugas sudah selesai seperti yang di perintahkan."

* * *

...TO BE CONTINUE...

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now