Chapter 54 (END)

552 13 2
                                    

Berdiri di hadapan para petinggi militer setelah sekian lama keluar dari dunia kemiliteran, merasakan atmosfir luar biasa lagi dan tekanan hebat dari orang-orang yang pernah merasakan ngerinya kematian di depan mata, mengenakan seragam yang sudah di tanggalkannya untuk waktu lama, kembali karna panggilan tugas yang lumayan mendesak.

Zain menatap ke beberapa orang petinggi di depannya, beberapa jendra bebintang menatap ke arah Zain, termasul sang pimpinan jendral bintang tiga, ayahnya sendiri, walau itu tidak terlalu di anggap oleg Zain, hubungan darah tidak menjamin kemegahan dan hak istimewa di dalam militer.

Zain. Ah, tidak-tidak. Harusnya kita memanggilnya dengan Ryu, codename dari Zain di kemiliteran, nama resmi untuk tugasnya, pemimpin dari pasukan super husus di antara pasukan husus, mempunyai kerahasian dan tugas lebih rahasia dari para pasukan husus lainnya.

Berdiri dengan gagah, mengenakan seragam kemiliteran, Zain bersikap tegak sambil mendengarkan orang-orang didepannya bicara, mereka kebanyakan menjelaskan tentang tugas yang akan di jalankan oleh Zain nantinya, tugas ini sangat mendesak.

Walau enggan untuk mendengarkan para petinggi itu, tapi Zain sudah berjanjin janji seorang laki-laki tidak bisa di anggap main, kalau janji itu di langgar pastinya akan membuatnya tidak nyaman, apa lagi Zian bukan tipe orang yang akan melanggar janjinya sendiri.

Zain lebih memilih mereka ke intinya saja, dari pada harus berbelit-belit membicarakan hal yang tidak perlu, pembicaraan ini sungguh membuat Zain mengantuk.

"Baiklah. Mungkin sampai disana dulu penjelasan tentang misi ini, selebihnya saya akan kirim detail nya nanti ke kamu," pungkas jendral bintang tiga itu akhirnya, mengakhiri obrolan panjang itu.

"Saya berharap kepada kamu dan yang lainnya untuk menyelesaikan misi ini. Jangan kecewakan kami," ucap salah satu petinggi di kanan depan Zain.

"Misi ini sangatah penting bagi kedamaian dunia, kita harus bisa me jaga keseimbangan itu sekaligus menunjukan kepada dunia kalau militer Indonesia tidak bisa di anggap remeh, saya yakin kamu dan yang lainnya paham akan hal ini juga," sambung petinggi di kiri depan Zain.

Zain kembali berdiri dengan tegak lalu memberi hormat kepada ketiga petinggi itu, ketiganya tentu adalah orang-orang yang sangat penting, mereka adalah para jendral yang selalu melindungi keamanan negri ini, mereka mempunyai reputasi dan nama mereka masing-masing.

Dulu, mereka bertiga masih di bawah sang jendral bintang empat, karna sekarang beliau sudah pensiun jadi ketiganya naik pangkat dan menempati posisi yang di tinggalkan, dulu Zain di tugaskan sebagai salah satu penjaga dari sang jendral bintang empat, makanya Zain selalu menghormati beliau walau beliau sudah pensiun.

Pertemuan ini selesai sampai disini, setelah memberi salam perpisahan, Zain berniat untuk keluar lebih dulu dari ruangan, tapi langkah kakinya terhenti tatkala sang jendral bintang tiga yang sekaligus ayahnya itu memanggil namanya.

"Ryu!" panggilnya, Zain langsung menoleh ke arahnya.
"Saya kasih waktu dua bulan untuk kamu dan istri, setelah itu kami akan menjemputmu. Kamu tau apa yang saya maksud bukan! Jadi, jangan kecewakan saya."

Walau sedikit ambigu tapi karna Zain cerdas, Zain paham apa yang di maksud olehnya, itu merujuk kepada seorang keturunan, walau tidak di gambarkan dengan jelas tapi Zain paham kalau dia meminta seorang keturunan darinya.

Bagiamana pun seorang ayah pasti ingin memiliki seorang keturunan dari anak kandungnya sendiri, menimang cucu setelah pensiun adalah hal yang di impikan oleh sang jendral bintang tiga itu.

-----

Malam harinya, di rumah Wijaya.

Cassandra berdiri tepat di depan pintu kamar Zain, dengan piyama tidur yang di kenakannya, Cassandra masih ragu untuk masuk, jantungnya berdegub sangat kencang, rasanya malu sekali kalau harus dirinya yang memulai, tapi mengingat sikap Zain yang seperti itu, Cassandra tidak memiliki pilihan lain.

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now