Chapter 16

330 15 2
                                    

Keesokan harinya, Zain langsung membawa Cassandra dan juga Vela ke lokasi proyek yang sedang di garap oleh grup Wijaya, sebuah mega proyek yang bernilai sangat tinggi, proyek ini di gadang-gadang akan menjadi pusat bisnis kota Bandung di masa depan.

Proyek itu bernilai fantastis, jadi kalau semisal proyek itu mangkrak maka bisa di pastikan kerugian yang di tanggung akan sangat besar, kerugian akibat ulah kontraktor kemarin saja sudah sangat besar, dari itu kali ini Zain langsung turun tangan untuk membantu sang istri.

Setelah memakai perlengkapan keselamatan kerja, Zain yang di temani oleh pihak terkait langsung membawa Cassandra dan Vela berkeliling, pihak pengembang menunjukan beberapa titik yang dirasa kurang pas.

Pihak pengembang juga langsung membeberkan kalau pekerjaan kontraktor sebelumnya sangat buruk, kinerja kontraktor kemarin membuat pihak penanggung jawab saat ini pusing, karna bahan dan juga pengerjaannya tidak sesuai dengan standar, hal itu juga sudah sangat jelas di ceritakan Vela tempo hari.

Setelah membawa ke beberapa titik yang tidak sesuai tadi, pihak terkait langsung beranjak membawa semuanya ke titik lain, titik yang sangat vital dalam proyek ini, disana sudah ada penanggung jawan sesungguhnya dari proyek ini.

"Pak Jaki!" panggil orang yang membawa ketiganya berkeliling.
"Bos besar disini!"

Orang yang di panggil Jaki langsung menoleh, dengan kacamata di wajah dan sambil memegang cetak biru dari proyek ini, Jaki menyambut kedatangan Zain dan juga lainnya, Jaki langsung beranjak mendekat kepada bos nya itu.

"Ah! Terima kasih karna kamu sudah mengantar bos besar berkeliling," ucap Jaki kepada bawahannya.

"Sama-sama. Kalau begitu, saya permisi dulu." Orang itu langsung pergi dan kembali ke pos nya.

Jaki melebarkan senyumnya kala melihat Zain, dirinya tidak menyangka kalau pertemuan mereka waktu itu akan menjadi berkah tersendiri bagi Jaki, pada awalnya Jaki hanya seorang kontraktor kecil-kecilan namun mempunyai sikap jujur dalam bekerja, maka dari itu Zain tertarik dengan cara kerja Jaki.

"Bos! Terima kasih sudah mempercayakan mega proyek ini kepada saya," ucap Jaki kepada Zain.

"Tidak masalah. Saya mempercayai kamu," balas Zain ramah.

"Saya jadi terharu mendengrnya. Oh ya! By the way, siapa kedua gadis di belakang bos itu?" tanya Jaki sambil melirik ke belakang Zain.

"Ini, Cassandra, istri saya sekaligus pemilik resmi dari mega proyek ini. Lalu itu sekertaris istri saya, namanya Vela," ujar Zain memperkenalkan.

"Eh! Maaf atas ketidaksopanan saya kepada nyonya!" ucap Jaki merasa tidak enak hati.

"Tidak masalah. Justru saya berterima kasih atas kinerja kalian semua disini," balas Cassandra.

Jaki langsung menggaruk belakang kepalanya. "Ahaha. Saya merasa tersanjung mendengarnya. Lagian ini sudah jadi tugas saya bekerja dengan sepenuh hati dalam proyek ini."

"Hmm. Beberapa hari lalu, saya kesini untuk meninjau proyek ini, tapi saya melihat proyek ini masih acak-acakan, belum jadi seperti ini, tapi dalam beberapa hari pak Jaki bisa membereskan kekacauan yang di tinggalkan oleh orang sebelumnya, saya sangat terkesan pak. Kalau boleh tau, pak Jaki dari perusahaan besar mana?" Ini yang nanya Vela. Dia cukup penasaran dengan Jaki.

"Terima kasih atas pujiannya bu Vela! Tapi mohon maaf! Saya hanya memiliki bisnis kecil-kecilan dalam bidang ini, saya bukan berasal dari perusahaan besar," balas Jaki sambil terkekeh.

"Perusahaan kecil? Astaga! Saya tidak menyangka kalau orang dari perusahaan kecil jauh lebih profesional dari orang perusahaan besar."

"Ya. Sifat manusia siapa yang tau! Lagian ini semua berkat bos Zain, beliau yang sudah mempercayakan proyek ini kepada saya."

"Hmm. Sepertinya, mata Zain lebih bagus dari saya."

Vela tertunduk. Ya, kontraktor sebelumnya adalah pilihan dari Vela itu sendiri, Vela yang menyarankan agar menggunakan jasanya, tapi Vela tidaj menyangka kalau kontraktor itu akan menghianati kepercayaannya, jadi Vela sangat kecewa kepada dirinya sendiri saat ini.

"Vel! Setiap orang berbeda-beda, justru ini sangat bagus untuk kita kedepannya, kedua mata kita jadi terbuka setelah kejadian ini. Lain kali kita harus cari orang yang bisa kita percayai, bukan justru dari namanya saja," ucap Cassandra saat melihat Vela kecewa pada dirinya sendiri.

"Iya. Thanks Cas!" balas Vela sambil mengulas senyum di bibirnya.

"Apa ada kendala dalam proyek ini?" tanya Zain tiba-tiba dengan nada datarnya.

"Tidak ada bos. Kendalanya hanya sisa-sisa kekacauan kontraktor sebelumnya saja, selainnya tidak ada masalah sama sekali," balas Jaki.

"Bagus. Saya harap, proyek ini bisa selesai tepat waktu."

"Siap bos. Oh ya! Mari saya ajak berkeliling lebih lanjut."

"Kalian duluan saja. Saya ada perlu sedikit."

"Kamu mau kemana Zain? Mencurigakan sekali."

"Aku mau ke toilet sayang. Kamu mau ikut?"

"Dih! Gak ya."

"Ya sudah. Pak Jaki, dimana toiletnya?"

"Sebelah sana bos."

"Oh. Terima kasih!"

Zain langsung pergi dengan urusannya sendiri, sementara Jaki langsung membawa Cassandra dan Vela berkeliling lebih dalam untuk mengenal proyeknya, Jaki tentu saja menjelaskan dengan jelas semuanya.

Sementara itu, Zain langsung pergi ke toilet yang di tunjuk oleh Jaki tadi, namun, Zain tidak masuk ke dalam hanya sekedar lewat, Zain langsung pergi untuk urusan lain, Zain tiba di tempat sepi lalu berhenti, mengedarkan kedua matanya ke sekeliling untuk memastikan kalau tempat itu sepi.

"Ada apa? Kenapa kamu datang lagi?" tanya Zain pada keheningan.

Namun bukan pada keheningan yang sesungguhnya, tapi kepada orang yang bergerak dalam keheningan yang sedari tadi mengikutinya, dan orang itu akhirnya keluar, itu adalah orang yang semalam datang untuk menjumpai Zain, dan kini dia datang untuk menjumpai Zain lagi.

"Saya di suruh komandan untuk membawa anda, saya di larang pulang sebelum anda setuju untuk kembali," kata orang itu.

Zain menautkan kedua alisnya. "Pergilah! Saya sudah bukan bagian dari kalian."

"Tapi komandan berpesan kalau ini darurat, dan beliau meminta anda untuk kembali segera."

"Saya sudah bilang, saya tidak akan kembali."

"Mohon dengarkan penjelasan saya dulu."

"Cepatlah!"

Orang itu langsung menjelaskan situasinya, dari awal hingga akhir, orang itu tidak menutup-nutupi apa pun, karna percuma saja berbohong di depan Zain, itu tidak berguna sama sekali, Zain dapat mengetahui kebohongan apa pun dari mimik wajah orang itu sendiri.

"Begitulah situasinya saat ini. Jadi saya harap, anda bisa ikut saya kembali," ujar orang itu setelah selesai bercerita.

"Hanya itu? Hal sepele seperti itu sampai membuat kalian ketar-ketir?" tanya Zain tidak percaya.

"Setelah anda pergi, kami kehilangan seorang ahli, kami belum memiliki pengganti anda."

"Ck, katakan padanya, saya tidak akan kembali lagi."

"Tapi---"

"Cukup! Itu keputusan saya. Jangan pernah ganggu saya lagi."

"B-baik. Maaf sudah mengganggu!"

Orang itu pun langsung pergi setelah Zain menunjukan sedikit kekesalannya, dia tau kalau dirinya tidak akan sanggup menghadapi kemarahan Zain.

* * *

...TO BE CONTINUE...

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now