Chapter 40

262 14 2
                                    

Waktu berlalu cukup cepat, tak terasa sudah siang saja, kondisi Cassandra juga sudah semakin membaik, Zain dengan cekatan menyuapi Cassandra bubur yang di beli oleh Vela tadi, sekarang Zain yang bagian menunggu tentu saja tanpa di minta, karna Zain adalah suami yang baik, pastinya harus selalu ada di samping sang istri tercinta setiap saat.

Setelah Vela pergi tadi, Zain yang membantu Cassandra dalam beberapa hal, seperti makan atau minum, Vela memang pamit karna dirinya bertanggung jawab dalam perusahaan saat ini, selama Cassandra di rawat, segala sesuatu di urus oleh Vela, walau memusingkan tapi Vela tetap harus melakukannya.

Dengan setia Zain menyuapi Cassandra, walau kondisi Cassandra sudah membaik tapi tetap, Zain berinisiatif menyuapi sang istri tercintanya itu, walau Cassandra sedikit menolak pada awalnya tapi akhirnya juga menerima dengan senang hati, Cassandra tidak mungkin menolak sang suaminya itu.

"Udah cukup. Aku udah kenyang," ucap Cassandra kepada Zain.

"Udah?" ulang Zain bertanya.

Cassandra mengangguk. "Iya. Aku udah kenyang, dari tadi makan terus."

"Baiklah. Kalau begitu, kamu minum dulu." Zain mengambilkan minum untuk Cassandra.

Segelas air putih hangat untuk mendorong makanan yang di telan oleh Cassandra tadi, beberapa teguk sampai membuat tenggorokannya tidak seret lagi, setelah itu Cassandra dengan cepat menseka sisa air minum dan makanan yang ada di bibirnya, tidak mungkin dirinya membiarkan Zain yang melakukan itu semua.

Cassandra memang menikmati setiap perlakuan Zain padanya, tapi tetap saja dirinya harus jual mahal sedikit, tidak boleh terlalu agresif apa lagi sampai menunjukan kelemahannya yang seperti itu, Cassandra jual mahal agar Zain lebih tertarik, walaupun ya tidak bisa di pungkiri kalau dirinya juga sudah sangat tertarik dengan Zain, dirinya malu-malu kucing.

"Hmm. Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Zain selanjutnya.

Cassandra menggeleng pelan. "Tidak ada. Terima kasih, Zain!"

"Itu sudah tugas aku sebagai suami, kalau butuh sesuatu kamu tinggal minta sama aku."

"Iya. Makasih Zain!"

"Hmm. Apa masih ada yang sakit?"

"Mmm. Badan aku masih sedikit sakit, tapi udah mulai baikan kok."

"Syukurlah. Oh ya, aku punya kabar bagus buat kamu."

"Kabar apa?"

"Aku sudah tau siapa orang yang mencelakai kita."

"S-serius?"

"Iya. Dalangnya sudah ketemu."

"Siapa?"

"Ramon."

"Ramon? Kenapa dia mau kita celaka?"

"Seperti yang kamu tau, kedua tangan dan kaki putranya patah, dia lumpuh seumur hidup dan itu adalah ulahku, sepertinya dia berniat balas dendam karna hal itu, dan lagi, sepertinya dia juga ingin memonopoli saham perusahaan kita."

"What? Memonopoli perusahaan kita?"

"Iya. Pak Hans udah menyelidiki ini semua, Ramon orang yang sangat ambisius dan pedendam, niat balas dendamnya itu mungkin hanya satu alasan dari beberapa alasan lain, niat utamanya ya itu, memonopoli perusahaan kita, agar perusahaannya bisa mudah mengambil pasar yang telah kita isi selama ini, Ramon berniat mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi."

"Aish... Terus gimana? A-apa perusahaan kita baik-baik saja? Gak ada masalah kan, Zain?"

"Kamu tenang saja. Perusahaan aman tanpa kendala."

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now