Chapter 36

236 13 2
                                    

Seorang pria lusuh dengan baju compang-campingnya berjalan menyusuri jalanan ibukota, dengan karung berisi barang-barang bekas di punggung, pria lusuh itu terus berjalan sambil mengotak-ngatik tempat sampah guna mencari barang bekas, berjalan dari satu tempat ke tempat lain, berjalan dari satu tong sampah ke tong sampah lainnya.

Pria itu terlihat seperti seorang gelandangan, orang-orang tidak pernah memperhatikannya sama sekali, banyak cemoohan yang datang namun tidak di hiraukan sama sekali, dirinya masih terus fokus kepada apa yang dirinya kerjakan, baginya orang-orang itu sangatlah tidak penting.

Berjalan menyusuri jalanan ibukota di siang hari membuatnya banyak berkeringat, mata hari yang terik membuat panas yang sangat menyengat kulit, namun tentu saja itu bukan halangan untuknya, halangan untuk menjalankan apa yang akan dirinya lakukan.

Dari luar memang sangat terlihat jelas kalau pria itu seorang gelandangan, namun siapa yang mengira kalau itu hanya kedok semata, itu hanya sebuah akting untuk menunjang pekerjaannya, karung yang ada di punggungnya itu juga hanya sebuah samaran, aslinya di dalam karung itu terdapat barang-barang berbahaya.

Pria itu adalah seorang pembunuh profesional, dan apa yang di lakukannya saat ini adalah untuk mengintai target buruannya yang berada di sekitar sini, targetnya ada di dalam sebuah cafe.

Setelah mendapat gambaran yang sesuai dan menemukan tempat bagus untuk mengeksekusi pria itu pun siap menjalankan misinya, pria itu langsung berlalu pergi menuju tempat itu, dengan gaya seorang gelandangan, pria itu pergi.

Namun, saat ingin menuju ke tempat terbaiknya, tiba-tiba pria itu di hadang oleh dua orang pria berjas hitam dan bertubuh tegap, wajah sangar dengan kedua mata menatap tajam ke arahnya, pria itu sadar, ingin mencoba menghindar namun terlambat karna dari arah belakang seseorang sudah memegang bahunya.

"Jangan macam-macam!" ujar pria yang menahannya dari belakang.

Pria itu memang santai, namun berpura-pura gugup. "S-siapa kalian? A-apa yang kalian mau?"

"Bloodmoon number nine, Sebastian alias 'sang aktor'. Pembunuh pro yang selalu berpenampilan buruk untuk menghindari kecurigaan orang lain, salah satu pembunuh yang mematok harga mahal untuk satu kali jasanya, mari ikut ka---"

"Berengsek. Mati ka---arrggghhh..."

Percuma. Karna saat Sebastian mencoba menyerang, dirinya lupa kalau dia sedang di tahan oleh salah satu dari mereka, itu adalah orang-orang suruhan Zain yang sudah mulai berburu para anggota bloodmoon, Sebastian adalah orang pertama yang menjadi buruan mereka.

Sebastian langsung di tekuk ke bawah dengan posisi punggungnya di tahan oleh lutut, Sebastian tidak bisa berkutik sedikitpun, refleksnya terlambat.

"Sudah saya bilang, jangan macam-macam!" kata orang yang menahan Sebastian.

"Arrggghhhh... Lepaskan! Apa yang kalian mau berengsek?" teriak Sebastian murka.

"Cukup ikut kami, kau akan tau sendiri."

"Berengsek. Kalau berani jangan main belakang!"

"Untuk seorang pro, kau terlalu kekanak-kanakan."

"Sialan kalian se---"

Bukk!

Sebastian langsung di pukul sampai pingsan agar memudahkan mereka membawanya, ketiganya tertawa kala melihat seorang pro merengek seperti anak kecil, mereka juga merasa malu, langsung saja tanpa basa-basi, mereka memasukan Sebastian ke dalam bagasi mobil lalu membawanya pergi ke suatu tempat.

Satu sudah tertangkap, orang-orang Zain yang lain bergerak ke mangsa lainnya, mereka bergerak secara bersamaan dan berhasil menangkap satu persatu dari mereka, mereka berhasil menangkap anggota bloodmoon di beberapa tempat yang berbeda.

DANGEROUS HUSBAND ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now