[DAY 3] FAMILY AND FRIENDS

12.9K 978 8
                                    

Happy Reading in #day3

#Pendar

pen·dar: Merujuk pada cahaya seperti yang tampak pada lendir kelemayar atau pada permukaan laut pada malam hari dsb.

■ pen·dar: Merujuk pada cahaya seperti yang tampak pada lendir kelemayar atau pada permukaan laut pada malam hari dsb

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Aksa terus mengembang bahkan saat ia memasuki rumahnya. Mengingat hari ini ia diterima kerja bahkan tanpa melalui wawancara yang mengerikan atau sejenisnya.

Tapi mengingat obrolannya dengan bawahan bosnya tadi, ia harus menjalani pelatihan terlebih dahulu. Mattheo juga mengatakan jika mereka akan menyiapkan ruangan khusus untuknya tinggal selama masa pelatihan.

Sebuah mes³ dengan fasilitas yang sudah disediakan oleh perusahaan, yang berada tepat di sebelah kantin perusahaan. Sebagai calon karyawan baru Aksa tentu hanya bisa menuruti prosedur yang sudah dipersiapkan. Apalagi ini ada perusahaan besar di negaranya. Tentu pemilihan karyawannya akan seketat ini.

(mes³ /més/: Rumah tempat bersama yg sifatnya sementara atau sebagai tempat menginap tamu)

Mattheo juga mengatakan akan ada beberapa orang baru yang akan menempati mes yang sama dengannya. Ya, bisa dikatakan pesaingnya. Tapi jika Aksa berlatih dengan giat dan mematuhi semua peraturan, ia yakin perusahaan akan membuka jalan untuknya.

Aksa melirik jam yang melingkar di tangannya, ini sudah memasuki jam makan siang. Hari ini, ibunya cukup sibuk di butik karena ada beberapa pesanan besar untuk pernikahan. Dan ibunya harus mengurus langsung jalannya proses tersebut.

Rumah yang cukup besar dengan tiga lantai ini hanya ditinggali oleh keluarga kecil Ranendra. Memang ada beberapa orang yang bekerja, namun tidak semuanya tinggal di rumah itu.

"Bibi!"

"Iya, Aden? Aden butuh sesuatu?"

Aksa berpikir sejenak, biasanya di jam seperti ini ia akan berada di kantin dengan para sahabatnya. Namun sekarang mereka sudah lulus dan mungkin memiliki urusan masing-masing.

"Eum... Tolong buatin makanan ya, Bi. Aksa mau mandi dulu."

"Baik, Aden. Ada hal lain yang Aden butuhkan?"

"Kira-kira Mama pulang jam berapa, Bi?"

Bibi di depannya tampak terdiam mengingat-ingat apakah nyonya-nya menitipkan sebuah pesan atau tidak. "Sepertinya, Nyonya akan pulang malam, Den. Kata Nyonya, butik juga sedang ramai. Tapi, kalo urusan Nyonya sudah selesai, beliau akan pulang cepat."

"Oh, ya udah, Bi. Makasih ya, Aksa naik ke atas dulu."

Tak butuh waktu lama bagi Aksa menyelesaikan ritual mandinya. Kini, pemuda berpipi chubby itu tampak segar dengan handuk di lehernya. Air bahkan masih menetes melewati pelipisnya.

Tangannya terulur meraih ponsel yang tergeletak di meja nakas. Ia harus memberi tahu teman-temannya bahwa ia berhasil diterima di perusahaan.

Ia sebenarnya tahu mereka takut jika ia tidak diterima di sana. Karena itu mereka bersikeras memintanya untuk masuk ke perusahan milik orang tua mereka.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang