[DAY 30] I'M HERE FOR YOU

4.7K 323 6
                                    

Happy Reading in #Day30


#Dies ater

Dies Ater
berarti "A Black/Fatal Day" dalam bahasa Latin.

Dokter datang tak lama kemudian, membuat Xavier yang duduk di samping Aksa langsung berdiri membiarkan dokter memeriksa keadaan Aksa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dokter datang tak lama kemudian, membuat Xavier yang duduk di samping Aksa langsung berdiri membiarkan dokter memeriksa keadaan Aksa.

Bahkan, dari posisi ini dokter dengan umur kisaran 30-an akhir dapat melihat seberapa parah luka pemuda yang kini terbaring. Lebam bahkan darah dari luka cambukan yang belum berhenti mengalir.

"Tuan Xavier, tolong miringkan tubuhnya. Saya rasa luka paling parah ada di bagian punggungnya."

Xavier tersentak, benar juga. Ia menyiksa Aksa dalam keadaan tengkurap tadi, jadi dengan hati-hati Xavier memiringkan tubuh Aksa.

Tubuh Aksa hanya ditutupi selimut dari pinggul hingga kakinya. Dadanya terekspos memperlihatkan lebam di beberapa bagian.

Untuk orang yang takut akan darah pasti akan merasa ngilu melihat darah Aksa yang kini mengotori sprei ranjang Xavier. Beberapa luka masih mengeluarkan darah, dan sebagian yang lain menempel pada kain sprei.

Dokter mulai mengobati, membubuhkan obat luka. Xavier memalingkan wajahnya menatap wajah tenang Aksa yang tertidur.

Ia terkekeh pelan menyadari betapa bodohnya pemuda ini, ia memilih berbalik ke arahnya dibanding kebebasan yang selalu ia impikan.

Namun, ada rasa hangat di sudut hati Xavier.

"Tuan Xavier, saya akan membalut lukanya. Harap Anda berkenan membantu."

Xavier mengangguk pelan. Dokter mulai membalut dada Aksa sampai melingkar melewati punggungnya dan dikunci di pinggang Aksa.

"Uhm ... bagian bawahnya juga berdarah, aku meminta obatnya juga."

"Baik, akan saya resepkan obat-obatnya. Sara rasa itu luka sobek karena Anda terlalu kasar dalam bermain, harap oleskan di bagian pinggir. Salep ini akan memberikan rasa dingin walau sedikit perih."

Dokter itu menyerahkan selembar resep obat yang harus Xavier tebus. "Oh, saya rasa beberapa orang yang mengalami kekerasan akan mengalami gangguan pasca trauma, harap Anda selalu di sisinya untuk menenangkan."

Xavier mengangguk pelan, Aksa hanya mainannya sejak awal. Namun, melihat pemuda itu kini sakit, ada sedikit rasa tidak nyaman di hatinya.

"Ah, satu lagi, Tuan Xavier. Jika keesokan hari tubuh Tuan Aksa mengalami demam, cukup beri dia obat penurun panas. Ini mungkin efek karena kelelahan yang dia alami." Sekali lagi Xavier mengangguk pelan sebagai balasan.

Setelah mengantar dokter, Xavier berbalik untuk kembali merebahkan diri di samping Aksa. Tidak lupa ia menyuruh salah satu anak buahnya untuk menebus obat di apotek terdekat.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Where stories live. Discover now