[DAY 35] MONSTER ON THE LOOSE

3.7K 254 11
                                    

Happy reading in #day35

#rabit

ra·bit
terlepas, terputus, terpisah dari anyamannya (jahitannya, tenunannya) secara memanjang (tentang benda yang tipis)

•ra·bitterlepas, terputus, terpisah dari anyamannya (jahitannya, tenunannya) secara memanjang (tentang benda yang tipis)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lindia tampak mondar-mandir, tatapan cemas tersirat di matanya. Sudah beberapa hari ini, ia tidak menerima pesan dari anaknya. Biasanya di jam seperti ini, anaknya selalu mendapat waktu longgar. Aksa selalu mengirimnya pesan bahkan beberapa kesibukannya di Milan.

Tapi sudah dua hari ini, Aksa tidak mengirim satu pesan pun padanya. Jangankan satu pesan, tanda jika ponsel sang anak aktif pun tidak ada.

Apalagi, sejak insiden ledakan di perusahaan Adhiyaksa beberapa waktu lalu, membuatnya sangat khawatir. Padahal, ia tahu anaknya tidak terlibat dalam insiden itu, tapi tetap saja sejak insiden itu juga ponsel Aksa tidak aktif.

"Kali ini apa lagi?"

Lindia menoleh, menatap sang suami yang kini berdiri di pintu ruangan. Tangan yang bersedekah dan tatapan mata tidak peduli. Membuat Lindia langsung dilanda kesal.

"Apa pedulimu? Jangan menggangguku, kamu harus istirahat setelah insiden itu."

Reza jelas mendengar ucapan istrinya lebih dingin dari sebelumnya. Ia memang sedikit mengalami sakit karena insiden itu. Ia mengalami panic attack, bahkan setelah insiden kemarin ia masih gemetar saat mengingatnya, walaupun tidak terdapat luka satu pun.

Melihat istrinya yang semakin hari semakin mengabaikannya, membuat Reza tidak bisa menahan kekesalannya lagi.

"Lalu apa maumu?! Putramu itu sedang bekerja di luar sana! Jangan terus mengganggunya, jangan terus memanjakannya! Jangan membuatnya selalu berlindung di belakangmu!"

Lindia menatap tajam suaminya, wanita yang dikenal sebagai ibu yang lembut tidak terlihat pada diri Lindia sekarang.

"Apa maksudmu? Salahkah jika aku mengkhawatirkan putraku sendiri?"

Reza berdecih, "Untuk apa? Biarkan saja dia mandiri di luar sana. Tidak mengirim pesan bukan berarti terjadi sesuatu padanya."

"Kamu tidak akan mengerti perasaanku, jadi lebih baik kamu diam dan urus perusahaanmu itu."

Suasana kian memanas saat tidak ada dari keduanya yang mengalah. Bahkan, Lindia tidak segan menunjuk wajah suaminya sendiri, yang mana membuat amarah Reza akhirnya pecah.

"Anak itu selalu tidak berguna, selalu berlindung di belakangmu. Benar-benar menyusahkan."

Tangan Lindia terkepal erat, ia bahkan mencengkeram erat ponsel yang ia pegang. "Apa maksud menyusahkan itu? Apa kamu turut andil dalam membesarkannya? Aku tanya padamu, apa kamu turut andil dalam membesarkan anak yang katanya putramu itu, Tuan Reza Ranendra?"

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Where stories live. Discover now