[DAY 40] THOUGHT OF YOU

3.3K 228 10
                                    

Happy reading in #day 40

#Bramacorah

bra·ma·co·rah
1 orang yang melakukan pengulangan tindak pidana; residivis;
2 penjahat yang sehari-harinya bergaul dengan masyarakat, tetapi pada suatu saat tidak segan-segan melakukan kejahatan, seperti merampok.

bra·ma·co·rah 1 orang yang melakukan pengulangan tindak pidana; residivis; 2 penjahat yang sehari-harinya bergaul dengan masyarakat, tetapi pada suatu saat tidak segan-segan melakukan kejahatan, seperti merampok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Giozan?"

Giozan yang baru masuk itu tersenyum sopan melihat bosnya yang sedang berjongkok di samping tempat tidur dan telihat sedang mencoba membuka rantai yang melingkar di kaki sebelah kanannya.

Giozan sengaja tidak menutup pintu di belakangnya dan berjalan mendekat. Walaupun selama ini Giozan hanya dianggap sampah oleh Xavier, tapi pria itu tidak pernah membunuhnya walau seburuk apapun kelakuannya dulu, bahkan Xavier malah mengajaknya untuk ikut dalam organisasi gelap sebagai ganti karena dia tidak bisa menjadi karyawan di perusahaannya, dan tentu saja sebagai hukuman karena tingkahnya dulu.

"Xavier ... saya-"

Xavier mengernyit tajam ke Giozan. Tidak ada yang pernah menanggilnya dengan namanya secara langsung tanpa embel-embel 'Pak' atau semacamnya kecuali orang terdekatnya. Giozan yang ditatap seperti itu langsung menghentikan langkahnya.

"Kenapa kamu datang ke sini? Ingin menertawakan saya? Atau kamu diperintah untuk melihat keadaan saya oleh si Tua Bangka itu? Hah! Aku tidak butuh dikasihani oleh siapapun bahkan ayahku sendiri." Xavier mendengus kesal dan memfokuskan kembali pada rantai di kakinya.

Diambilnya benda kecil yang ada di sekitarnya dan mencoba untuk membuka lewat lubang kunci itu.

"Pak Xavier ..."

"TIDAK BISAKAH KAMU LIHAT KALAU AKU SEDANG SIBUK!" Kepala Xavier bisa meledak kapan saja jika ia tidak segera melepaskan rantai besi yang membatasi geraknya. Emosinya sangat tidak stabil, dan orang bodoh ini sangat menguji kesabarannya.

Giozan mendongakkan kepalanya. Ini bukan saat yang tepat untuk takut dengan monster di hadapannya, ada yang harus ia lakukan sebelum ada yang mencurigainya.

"Saya di sini hanya untuk menanyakan sesuatu pada Anda, Pak!" ucap Giozan lantang yang mana membuat Xavier mau tidak mau menatap anak buah yang dengan kurang ajar menaikkan suara kepadanya.

"Katakan! Tidak usah berbelit-belit."

Giozan meneguk ludahnya kasar, "Saya bisa mengabulkan satu permintaan Pak Xavier."

Alis Xavier naik sebelah, ia sedikit heran dengan sikap anak buah yang baru ia pekerjakan beberapa minggu terakhir. Lalu mendegus dalam hati.

Xavier sangat ingat pertama kali melihat Giozan yang mengikuti pelatihan di Adhiyaksa dengan sikap angkuh dan hanya bisa ongkang-ongkang kaki melihat karyawan lain tanpa mau bekerja sama sekali. Tapi sekarang ia seperti melihat sosok yang berbeda, setelah ia mengajak untuk masuk ke dalam organisasi miliknya, pemuda itu menjadi lebih sopan, telaten dan pekerja keras, walaupun sedikit licik dalam pekerjaannya.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang