[DAY 37] APART

3.4K 269 25
                                    

Happy reading in #day37

#mur

mur
damar yang harum baunya, dipakai untuk dupa dan sebagainya

Aksa berjalan tertatih dengan rasa sakit yang menjalar di setiap tubuhnya, namun ia tidak memedulikan hal itu, Wajah ibunya seketika menghilangkan perih dan nyeri yang ada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aksa berjalan tertatih dengan rasa sakit yang menjalar di setiap tubuhnya, namun ia tidak memedulikan hal itu, Wajah ibunya seketika menghilangkan perih dan nyeri yang ada. Ia sangat merindukan sosok hangat itu.

Lindia dengan senyum yang merekah dan air mata yang membasahi pipinya merentangkan tangannya menerima anak sulungnya itu ke dekapannya.

Ia selalu merindukan hal ini.

Kehangatan sang ibu tidak ada duanya bagi Aksa. Ia sangat menyukai saat ibunya mengusap lembut rambutnya yang mampu membuatnya menjadi tenang dan nyaman.

Lindia tidak bisa berkata-kata saat melihat tubuh Aksa yang dipenuhi banyak luka dan perban di sekujur tubuhnya, air mata Aksa bisa menunjukkan rasa sakitnya.

"Aksa kangen Mama." Isakan Aksa terdengar memilukan.

"Mama juga kangen Aksa. Ayo, kita masuk, Papa sudah menunggu di dalam."

"Papa?" Mata Aksa menyorotkan rasa takut saat mendengar itu, percakapan terakhir kali dengan ayahnya berakhir sangat tidak baik.

Lindia tahu anaknya itu takut melihat kekejaman dari suaminya lagi, tapi kali ini berbeda. "Jangan khawatir," ucapnya sambil mengelus lembut surai Aksa.

Aksa melihat ayahnya yang duduk menunduk menatap kakinya yang seakan kakinya sungguh menarik perhatiannya kali ini.

"Pa ..."

"Aksara?" Reza sontak bangkit dan berlari memeluk putranya. Aksa membelalak kaget, ia tidak pernah merasakan pelukan dan kasih sayang ayah seumur hidupnya, baru kali ini ayahnya itu memeluk dirinya.

"Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Reza kepada putra sulungnya. Air matanya terlihat tidak pernah jatuh, kini jatuh setelah mengetahui apa yang terjadi dengan anaknya dan saat melihat kondisi tubuh Aksa, ia tahu Aksa sangat tersiksa selama ini di saat ia tidak memperdulikannya, sekarang musibah seperti ini juga menimpa anaknya.

Aksa menggelengkan kepalanya, air matanya juga mengalir deras saat melihat ayahnya yang menangis karena dirinya.

"Aksa tidak apa-apa kok, Pa. Aksa hanya butuh istirahat."

"Papa sungguh minta maaf, Nak. Papa kira kamu akan baik-baik saja di luar sana, ternyata Papa salah. Maafkan Papa, Sa ..." Reza ingin memeluk Aksa lebih lama lagi, namun mendengar anaknya mendesis setiap kali ia mengeratkan pelukannya membuat hatinya teriris.

"Nak Danu, tolong temani Aksa untuk beberapa hari ini." Reza tahu Aksa membutuhkan sahabatnya juga di saat seperti ini, walau ia tahu skandal yang mereka perbuat tapi itu sudah tidak penting lagi. Yang terpenting adalah kesehatan mental Aksa.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Where stories live. Discover now