[DAY 19] BROKEN

7K 454 13
                                    

Happy reading in #Day19

#Imitasi

imi·ta·si
tiruan; bukan asli:
sastra -- , karya sastra tiruan (secara sengaja) dari karya sastra lain.

•imi·ta·si tiruan; bukan asli:sastra -- , karya sastra tiruan (secara sengaja) dari karya sastra lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Anjing!"

Ben terkejut saat tubuhnya tiba-tiba ditimpa oleh beban berat. Ia tengah menutup mata sambil mendengarkan lagu dari earphone-nya. Kini, ia dapat melihat tubuh besar Ozarn yang berbaring dengan santai di atasnya.

"Minggir, Jak! Lo berat, Anjing!"

Ozarn berdecak malas, sebelum berpindah ke samping Ben yang kembali mendengarkan musik. Namun, tangan Ozarn dengan jahil melepas salah satu earphone itu, membuat Ben berdecak kesal karenanya.

"Lo kalo kisruh kek gini pasti ada maunya. Mau apa sih lo?"

"Bosen, Ben. Ketemu Danuar, yuk. Kasian tau dia lagi sakit hati."

Sebenarnya Ben malas untuk bangkit dari acara rebahannya, tapi jika tidak dituruti Ozarn akan terus melakukan hal aneh untuk mengganggunya.

"Kabarin dia dulu, kalo gak bisa ditemuin jangan maksa."

"Oke!"

Ben kembali mendengarkan musik, sedangkan Ozarn sibuk menghubungi Danuar. Sebenarnya, hari ini Ben ingin bersantai saja di rumah. Bukannya dia tidak peduli dengan sahabatnya yang tengah patah hati. Tapi, semenjak kejadian itu Danuar dan Aksa sangat sulit untuk ditemui.

"Ayo, Ben! Danu lagi ada di galeri."

Dengan sangat terpaksa Ben bangkit untuk mengganti baju, setelahnya pergi bersama Ozarn.

~~~

Danuar memang tengah patah, sangat. Apalagi saat seluruh lukisan di galerinya menggunakan Aksa sebagai muse. Tambah galau lah Danuar.

Terutama lukisan krisan kuning di depannya.

Mimpinya memang memiliki galeri, namun tujuannya adalah memiliki hubungan baik dengan Aksara.

Namun sekarang, jangankan bermimpi untuk memiliki hubungan, untuk dekat pun kini terasa mustahil.

Danuar terkekeh pelan mengingat kejadian saat ia memaksa Aksa berciuman. Kebodohan yang dia lakukan akibat hasrat sesaat membawanya pada kehancuran persahabatan mereka.

Tawa pelan itu kini berubah menjadi tawa sumbang sarat akan rasa sakit di hatinya. Tangannya memegang sebuah pisau lipat kecil. Tangannya menggenggam erat pisau itu, bahkan urat muncul di tangannya.

"Now, this means nothing."

Tangannya berayun cepat menusuk kanvas dan menyeretnya turun. Robekan demi robekan tercipta seiring tusukan pisau itu.

"ARGHH!! SIAL!!!"

Beruntung tidak ada orang, karena galeri ditutup selama skandal itu masih menjadi perbincangan. Yudhistira sudah melakukan apa saja untuk menekan skandal yang menjadi topik panas, bahkan kini kesalahan banyak yang menyudutkan sosok Aksa yang kini keberadaannya di Milan.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Where stories live. Discover now