[DAY 13] LAST TASK

7.4K 623 18
                                    

Happy Reading in #Day13

#Merah

Merah
1. (N) warna dasar yang serupa dengan warna darah
2. (A) mengandung atau memperlihatkan warna yang serupa dengan merah

Aksa benar-benar memantapkan diri untuk mengambil peluang kerja yang ditawarkan oleh Adhiyaksa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aksa benar-benar memantapkan diri untuk mengambil peluang kerja yang ditawarkan oleh Adhiyaksa. Rencananya, siang ini ia akan mampir ke butik ibunya, untuk meminta izin.

Ia akan ke ruangan direktur untuk mendiskusikan tentang hal ini.

"Sa, lo beneran mau ambil job di sana?"

"Ya mau gimana lagi ya, El? Gue juga udah mantap sama pilihan ini. Tinggal izin sama Mama."

"Papa lo?"

Aksa hanya dapat tersenyum kecut, ayahnya mana mungkin mengkhawatirkan orang yang sudah membuat reputasi perusahaannya memburuk.

"Lo tau 'kan, gara-gara kejadian waktu itu buat perusahaan bokap gue goyah. Foto gue sama Danuar udah kesebar di mana-mana."

Elios sebenarnya baru tahu kemarin, saat ia membuka sosial medianya yang penuh dengan berita miring tentang keturunan Ranendra dan Yudhistira.

Bahkan, komentar tajam penuh kontra memenuhi setiap postingan yang menayangkan Aksa dan Danuar. Walaupun kaya, Ranendra tidak sekuat itu menutup seluruh komentar buruk tentang anaknya, bahkan Yudhistira yang kekayaannya dua tingkat di atasnya tidak bisa berbuat apa-apa.

"Gue harus ke atas."

Elios mengangguk sebagai balasan. Ia hanya menatap Aksa sendu. Entah apa yang pemuda itu lalui, hingga semangatnya seakan hilang.

Aksa terlihat seperti mayat hidup. Walaupun, masih terdapat senyum di wajahnya yang tampak pucat, tapi tidak dengan matanya. Kehidupan seakan tidak lagi tersirat di sana.

Aksa membawa beberapa lembar kertas persyaratan yang telah tertera di email. Di dalam lift pun, Aksa tampak melamun.

"Semoga ini keputusan yang tepat..."

Suara bunyi lift membuyarkan lamunannya. Aksa tampak ragu, namun setelah mengingat apa yang terjadi ia tidak ada pilihan lain dan pilihan itu semua kini ada di dalam genggamannya.

Aksa keluar dari lift itu dan berjalan ke depan pintu ruangan direktur utama. Tapi baru saja ia ingin mengetuk, Mattheo lebih dulu membuka pintu itu dari dalam.

"Eh, Aksa. Ada keperluan apa ke ruangan Pak Xavier?"

Mattheo keluar dari ruangan itu, namun tidak lupa menutupnya kembali. Sedangkan Aksa masih terdiam memeluk erat berkasnya dengan pikiran yang berkecamuk.

"Saya ingin memberikan berkas persyaratan untuk perpindahan kerja ke perusahaan induk di Milan." Aksa berucap dengan nada sedikit pelan, hingga Mattheo harus mendekatkan telinganya ke Aksa.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Where stories live. Discover now