[DAY 14] XAVIER ADHIYAKSA

7.9K 591 13
                                    

Happy reading in #Day14

#Renjana

ren·ja·na : rasa hati yg kuat (hasrat)

"Saya akan mengambil konsep ini untuk menjadi tema promosi mobil terbaru Viern mendatang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya akan mengambil konsep ini untuk menjadi tema promosi mobil terbaru Viern mendatang."

Tepuk tangan terdengar, Xavier tampak puas dengan presentasi yang Aksa lakukan. Mattheo yang berdiri di samping Xavier juga tampak senang.

"Padahal baru saja saya beri pekerjaan ini, tapi hasilnya cukup memuaskan. Saya kagum." Xarier kembali bertepuk tangan secara singkat.

"Terima kasih atas hasil kerja keras kamu, dari sini biar bagian administrasi dan marketing yang melanjutkan." Xavier berucap dan mempersilahkan Aksa keluar dari ruangannya.

Aksa menghabiskan waktunya berkutat dengan pekerjaan terakhirnya itu, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.

Waktunya di sini sudah berakhir. Untuk yang terakhir kalinya Aksa menatap meja kerjanya yang hanya ia gunakan sehari untuk bekerja, namun kini ia harus mengucapkan selamat tinggal.

Setelah merapikan lagi meja kerjanya, Aksa langsung bergegas menuju parkiran mes tanpa mengganti pakaian kerjanya.

Aksa sudah bertekad untuk menemui ibunya walau sekedar berpamitan.

Melajukan motornya dengan kecepatan sedang Aksa sampai tidak lama di depan bangunan megah milik ibunya. Dada Aksa terasa sangat sesak kala melihat butik ibunya.

"Ma..." panggil Aksa saat melihat ibunya yang keluar dari butik.

Seperti biasa Aksa memilih tidak masuk ke dalam dan hanya duduk di jok motornya. Ia tahu ibunya akan keluar tanpa perlu ia masuk dan mendengar bisik-bisik karyawan ibunya. karena ini sudah waktunya butik tutup dan ibunya selalu menjadi orang pertama yang pulang.

Aksa melihat Lindia menatapnya, bahkan wanita paruh baya itu langsung berlari memeluk anak sulungnya itu.

"Mama khawatir sama Aksa. Kamu baik-baik aja 'kan, Nak?" Aksa dapat merasakan rasa khawatir yang begitu besar saat Lindia memeluknya dengan erat.

Aksa hanya tersenyum tipis, ia tidak bisa menjawab pertanyaan ibunya itu. Aksa tidak baik-baik saja, bahkan keadaannya sangat buruk sehingga Aksa ingin pergi dari masalah yang ada.

"Aksa mau pamit, Ma." Aksa ingin memeluk ibunya lebih lama, tapi ia tidak ingin air matanya jatuh karena ini.

Mata Lindia membulat, ia tidak mengerti maksud dari perkataan anaknya. Namun, satu yang Lindia paham, anaknya seakan ingin pergi jauh darinya.

"Aksa mau ke mana? Kenapa mau ninggalin Mama?"

"No... no... don't cry... Aksa cuma memenuhi tanggung jawab sebagai karyawan Adhiyaksa. Aksa mau ambil peluang ini, besok Aksa berangkat ke Milan. Maaf baru ngasih tau Mama sekarang."

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Where stories live. Discover now