[DAY 43] ESCAPED

3.3K 244 20
                                    

Happy reading in #day43

#cacil

ca·cil
Amat kecil (jika dibandingkan dengan pasangannya atau yang lainnya); terlalu kecil daripada pasangannya

ca·cilAmat kecil (jika dibandingkan dengan pasangannya atau yang lainnya); terlalu kecil daripada pasangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah menjelang sore saat Xavier dan Aksa berhasil keluar dari wilayah mansion Xavier. Mereka benar-benar cukup kesulitan keluar dari bangunan megah itu. Jangan ditanya lagi mengapa, keamanan Adhiyaksa memang sangat ketat, bahkan ada beberapa orang yang berjaga di setiap sudutnya.

"Kamu tidak apa? Tidak ada yang terluka, kan?" tanya Xavier khawatir. Ini salahnya juga menuruti ide gila si kesayangan untuk memanjat lewat pohon. Alhasil, saat dirinya belum menginjakkan kaki, Aksara malah dengan gila langsung melompat turun. Membuat Xavier yang tengah berusaha turun, merasa jantungnya berhenti sejenak. Aksa memang cacil daripada Xavier, tapi gerakannya sungguh lincah.

Ia bahkan ingin memarahi si kecil karena melakukan hal nekat seperti itu. Tapi saat menatap cengiran di wajah manis itu, ia hanya bisa meredam kemarahannya kembali.

"Aksa sudah bilang tidak papa, Vier ... lagi pula, pas jaman sekolah dulu Aksa juga sering kok kabur kayak gitu."

"Tetap saja itu berbahaya, Sweetheart."

"Iya, janji tidak akan mengulangi lagi, jangan marah sama Aksa. Maaf ..."

Xavier menggeleng pelan, tangannya terulur mengusap rambut si kecil. Ia tidak marah, hanya saja ia tidak suka saat kesayangannya terluka, apalagi saat bersamanya.

"Lalu kita harus ke mana sekarang?"

"Ben!" Si kecil ini langsung memekik setelah berpikir beberapa saat. "Mansion Vier searah dengan rumah Ben, Vier bawa ponsel?"

Xavier menggeleng, "Ponselku disita."

"Uang?" Xavier kembali menggeleng. Jangankan uang, memakai sepatu seperti sekarang pun Xavier sudah beruntung.

Aksa menggeledah saku celananya, tatapannya berbinar melihat dua lembar uang merah di sana. Ia baru ingat sempat mengambil uang saat melarikan diri, namun belum terpakai karena bertemu dengan Giozan.

"Aksa ada! Ayo, Vier cari taksi!"

Keduanya bermodalkan uang 200 ribu, pergi mencari tumpangan untuk pergi ke rumah Ben. Ternyata jaraknya memang tidak sejauh itu, hanya dalam waktu satu jam keduanya sudah tiba di depan rumah Ben.

Senyum Aksa terlihat ceria saat menerima uang biru sebagai kembalian. "Vier, masih sisa!"

"Imutnya ..."

Melihat bagaimana tingkah Aksa yang selalu menggemaskan di matanya, membuatnya terkekeh pelan. Keduanya berjalan menuju gerbang, saat melongokkan kepala, Aksa dapat melihat tiga motor sport yang terpakir di depan rumah Ben. Dia kenal dengan motor itu.

✔[SEGERA TERBIT ][BL] SWEET PILLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang