Bab 5 √

31.9K 2K 39
                                    

Mimpi akan jadi kenyataan jika
kita memiliki keberanian.



Happy reading

Yang di tunggu Ruby akhirnya tiba. Dua hewan baru nya telah datang. Saat ini, anak perempuan itu tengah berlari ke depan mansion dimana sebuah mobil Alphard hitam berhenti di depan pintu utama yang terbuka lebar.

Gadis manis itu tampak antusias. Kaki penuh lemak nya berhenti ketika Rimba, seorang bodyguard itu menenteng dua kandang berisi hewan yang berbeda.

Senyum lebar nya semakin mengembang. "Paman Rimba!" Teriak Ruby kembali berlari. Langkah Rimba berhenti. Atensi nya memandang Ruby yang kini berlari menghampirinya.

"Nona jangan berlari"

Ruby tak peduli. Dia tetap berlari hingga akhirnya berhenti di hadapan Rimba.

"Buka! buka!" pekik gadis manis itu tak sabaran. Rimba menurut, membuka kandang kedua hewan baru Ruby.

"Yey!"Ruby berseru antusias, mengendong keduanya. Ruby membawa mereka menuju lift, ia akan membawa kedua hewan baru nya ke kamar Alister sebab Rion dan Bubu juga berada di sana dengan keadaan tidur.

Rimba, sang bodyguard itu hanya bisa terkekeh tak habis pikir. Nona muda nya itu begitu berani memelihara dua hewan buas, ya meski pun masih bayi. Nanti apalagi yang akan di pelihara Ruby? Si penyuka hewan? pikir Rimba.

"Papa!" Ruby melihat Alister yang bersandar di Headboard kini tampak fokus dengan laptopnya. Merasa terpanggil, Alister mengalihkan atensi nya dari laptop dan menemukan sang anak yang tengah menggendong dua mahluk menggemaskan.

Pria itu tersenyum kecil, Ruby itu sama dengan dirinya dulu. Penyuka hewan. Bahkan dulu Alister berencana ingin menjadi dokter hewan namun tak jadi sebab dia merupakan pewaris keluarga yang akan menjadi CEO. Alister tak ingin repot mengurus dua pekerjaan.

"Pa lucu kan?" Ruby menaiki kasur dengan susah payah. Sebelum naik, dia lebih dulu meletakan dua hewan tersebut di karpet tebal yang terdapat Rion dan Bubu yang tertidur pulas.

Alister mengangguk seraya mendudukkan sang anak ke atas pangkuannya. "Tidur gih, nanti baru main lagi" Alister mengusap punggung mulus Ruby agar anak nya itu cepat tidur.

Selain menghitung kancing kemeja Alister ketika makan Ruby memiliki banyak kebiasaan lain, contohnya lagi saat tidur, punggung nya harus di usap.

Tak butuh lama, Ruby tertidur sambil memeluk perut Alister.

Pria itu tersenyum kecil melihat anak nya berhasil tidur. Kemudian Alister kembali fokus kepada laptop nya, mengurus pekerjaan kantor.

Pria berumur 33 tahun itu memutuskan untuk mengerjakan pekerjaan kantor di rumah saja, jika penting dia akan pergi ke kantor tentu dengan membawa Ruby. Pria itu tak ingin meninggalkan Ruby di rumah meski di sana banyak sekali penjaga. Hanya saja Alister tak ingin kecolongan.

Sekitar tiga puluh menit, Alister akhirnya menyelesaikan pekerjaan kantor. Sejenak, Alister menatap Ruby. Senyum manis pun terukir di bibirnya.

Berkat mahluk kecil ini, Alister berhasil bangkit kembali. Tidak terbayang jika di antara kedua orang tersayang nya tak selamat apa mungkin dia masih memiliki tujuan untuk bertahan hidup? Mungkinkah dia merasakan bahagia seperti sekarang? jika saja di antara mereka tak ada yang selamat, mungkin Alister sudah menyusul mereka.

Alister tak menyalahkan kelahiran Ruby, justru ia bersyukur masih di beri kesempatan untuk memiliki anak. Ia telah di beri kepercayaan oleh orang tercinta untuk menjaga berlian tentu Alister tak akan menyia-nyiakan hal berharga itu. Ayah bodoh mana yang akan membuang serta mengacuhkan sang anak akibat kelahirannya membuat orang tercinta pergi? Hanya orang berotak minim yang akan melakukan hal menjijikan itu.

RUBYWhere stories live. Discover now